Karakteristik Putaran Motor Seri :
Mesin Listrik 409
Inti besi stator dan rotor terbuat dari la- pisan baja silikon yang tebalnya berkisar
antara 0,35 mm - 1 mm yang tersusun secara rapi dan masing-masing teriso-
lasi secara listrik dan diikat pada ujung- ujungnya.
Celah udara antara stator dan rotor pada motor yg berukuran kecil 0,25 mm-
0,75 mm, sedangkan pada motor yang berukuran besar bisa mencapai 10 mm.
Celah udara yang besar ini disediakan untuk mengantisipasi terjadinya peleng-
kungan pada sumbu sebagai akibat pembebanan. Tarikan pada pita belt
atau beban yang tergantung akan me- nyebabkan sumbu motor melengkung.
Gambar 5.96 Lilitan Motor Induksi
Pada dasarnya belitan stator motor in- duksi tiga fasa sama dengan belitan
motor sinkron. Konstruksi statornya be- lapis-lapis dan mempunyai alur untuk
melilitkan kumparan. Stator mempunyai tiga buah kumparan, ujung-ujung belitan
kumparan dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan penyambungan de-
ngan sumber tegangan. Masing-masing kumparan stator mempunyai beberapa
buah kutub, jumlah kutub ini menen- tukan kecepatan motor tersebut. Sema-
kin banyak jumlah kutubnya maka puta- ran yang terjadi semakin rendah.
Motor Induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe yaitu rotor sangkar
dan rotor lilit. Rotor Sangkar
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis rotor
lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor
terdiri atas batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor.
Batang penghantar ini terbuat dari tem- baga, alloy atau alumunium. Ujung-
ujung batang penghantar dihubung sing- kat oleh cincin penghubung singkat, se-
hingga berbentuk sangkar burung. Mo- tor induksi yang menggunakan rotor ini
disebut Motor Induksi Rotor Sangkar. Karena batang penghantar rotor yang
telah dihubung singkat, maka tidak dibu- tuhkan tahanan luar yang dihubungkan
seri dengan rangkaian rotor pada saat awal berputar. Alur-alur rotor biasanya
tidak dihubungkan sejajar dengan sum- bu poros tetapi sedikit miring.
Gambar 5.97 Rotor Sangkar