Menentukan Resis- tansi dan Reaktansi

Mesin Listrik 439 Gambar 5.135 Pengukuran Resistansi DC Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal antara keadaan beban nol dengan beban penuh, dan ini dinyatakan dengan persamaan : Pengaturan Tegangan = 100 x V V Eo Terjadinya perbedaan tegangan terminal V dalam keadaan berbeban dengan tegangan Eo pada saat tidak berbeban dipengaruhi oleh faktor daya dan besar- nya arus jangkar Ia yang mengalir. Untuk menentukan pengaturan tega- ngan dari alternator adalah dengan me- manfaatkan karakteristik tanpa beban dan hubung singkat yang diperoleh dari hasil percobaan dan pengukuran taha- nan jangkar. Ada tiga metoda atau cara yang sering digunakan untuk menentu- kan pengaturan tegangan tersebut, yaitu : x Metoda Impedansi Sinkron atau Metoda GGL. x Metoda Amper Lilit atau Metoda GGM. x Metoda Faktor Daya Nol atau Metoda Potier. i Metoda Impedansi Sinkron Untuk menentukan pangaturan tegang- an dengan menggunakan Metoda Impe- dansi Sinkron, langkah-langkahnya se- bagai berikut : x Tentukan nilai impedansi sinkron dari karakteristik tanpa beban dan karakteristik hubung singkat. x Tentukan nilai Ra berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan. x Berdasarkan persamaan hitung nilai Xs x Hitung harga tegangan tanpa beban Eo x Hitung prosentase pengaturan tega- ngan. Gambar 5.136 Vektor Diagram Pf “Lagging” Gambar 5.137 memperlihatkan contoh Vektor diagram untuk beban dengan faktor daya lagging. Eo =OC = Tegangan tanpa beban V =OA = Tegangan terminal I.Ra=AB=Tegangan jatuh Resistansi Jang-kar I.Xs = BC= Tegangan jatuh Reaktansi Sinkron. 100 . . sin . cos 2 2 2 2 2 2 x V V Eo Pengaturan Xs I V R I V Eo atau BC FB DF OD OC FC OF OC a M M Pengaturan yang diperoleh dengan metoda ini biasanya lebih besar dari nilai sebenarnya.

5.7.7 Pengaturan Tegangan

440 Mesin Listrik i Metoda Amper Lilit Perhitungan dengan Metoda Amper Lilit ber-dasarkan data yang diperoleh dari perco-baan tanpa beban dan hubung singkat. Dengan metoda ini reaktansi bocor Xl diabaikan dan reaksi jangkar diperhitungkan. Adapun langkah-lang- kah menentukan nilai arus medan yang diperlukan untuk memperoleh tegangan terminal alternator saat diberi beban penuh, adalah sebagai berikut : x Tentukan nilai arus medan Vektor OA dari percobaan beban nol yang diperlukan untuk mendapatkan tegangan nominal alternator. x Tentukan nilai arus medan Vektor AB dari percobaan hubung singkat yang diperlukan untuk mendapatkan arus beban penuh alternator. x Gambarkan diagram vektornya de- ngan memperhatikan faktor daya- nya: 9 untuk faktor daya “Lagging” dengan sudut 90 M 9 untuk faktor daya “Leading” dengan sudut 90 M 9 untuk faktor daya “Unity” dengan sudut 90 perhatikan Gambar 5.137 a, b, dan c x Hitung nilai arus medan total yang ditunjukkan oleh vektor OB. Gambar 5.138 memperlihatkan diagram secara lengkap dengan karakteristik beban nol dan hubung singkat. OA = Arus medan yang diperlukan untuk mendapatkan tegangan nominal. OC = Arus medan yang diperlukan untuk mendapatkan arus beban penuh pada hu- bung singkat. AB = OC = dengan sudut 90 M terhadap OA. Gambar 5.137 Vektor Arus Medan Gambar 5.138 Karakteristik Beban Nol, Hubung Singkat, dan Vektor Arus Medan Mesin Listrik 441 OB = Total arus medan yang dibutuhkan untuk mendapatkan tegangan Eo dari karakteristik beban nol. } 90 180 cos{ 2 2 2 M xOAxABx AB OA OB i Metoda Potier Metoda ini berdasarkan pada pemi- sahan kerugian akibat reaktansi bocor Xl dan pengaruh reaksi jangkar Xa. Data yang diperlukan adalah : x Karakteristik Tanpa beban. x Karakteristik Beban penuh dengan faktor daya nol. Khusus untuk karakteristik beban penuh dengan faktor daya nol dapat diperoleh dengan cara melakukan percobaan ter- hadap alternator seperti halnya pada saat percobaan tanpa beban, yaitu me- naikkan arus medan secara bertahap, yang membedakannya supaya meng- hasilkan faktor daya nol, maka alternator harus diberi beban reaktor murni. Arus jangkar dan faktor daya nol saat dibe- bani harus dijaga konstan. Langkah-langkah untuk menggambar Diagram Potier sebagai berikut : 1. Pada kecepatan sinkron dengan be- ban reaktor, atur arus medan sampai tegangan nominal dan beban reaktor arus beban sampai arus nominal 2. Gambarkan garis sejajar melalui kurva beban nol. Buat titik A yang menunjuk-kan nilai arus medan pada percobaan faktor daya nol pada saat tegangan nominal.

3. Buat titik B, berdasarkan percobaan

hubung singkat dengan arus jangkar penuh. OB menunjukkan nilai arus medan pada saat percobaan terse- but.

4. Tarik garis AD yang sama dan sejajar garis OB.

5. Melalui titik D tarik garis sejajar kur-

va senjang udara sampai memo- tong kurva beban nol dititik J. Segitiga ADJ dise-but segitiga Potier..

6. Gambar garis JF tegak lurus AD. Panjang JF menunjukkan kerugian

tega-ngan akibat reaktansi bocor.

7. AF menunjukkan besarnya arus me-

dan yang dibutuhkan untuk menga- tasi efek magnetisasi akibat raeksi jangkar saat beban penuh.

8. DF untuk penyeimbang reaktansi

bocor jangkar JF Gambar 5.139 Diagram Potier Dari gambar Diagram Potier diatas, bisa dilihat bahwa : x V nilai tegangan terminal saat be- ban penuh. x V ditambah JF I.Xl menghasilkan tegangan E. x BH = AF = arus medan yang dibu- tuhkan untuk mengatasi reaksi jang- kar. x Bila vektor BH ditambah kan ke OG, maka besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk tegangan tanpa beban Eo bisa diketahui. Vektor diagram yang terlihat pada diagram potier bisa digambarkan secara terpisah seperti terlihat pada gambar 5.140. Pengaturan Tegangan =