Percobaan Beban Nol Percobaan Hubung Singkat

Mesin Listrik 367 Penentuan polaritas seperti tersebut dijelaskan diatas bisa diketahui dengan cara melakukan pengukuran tegangan sebagai berikut, bila : ¾ VaVH disebut polaritas pengura- ngan. ¾ Va VH disebut polaritas penjumla- han. Penambahan beban pada suatu saat menghendaki adanya kerja paralel dian- tara transformator. Tujuan utama kerja paralel ialah supaya beban yang dipikul sebanding dengan kemampuan KVA masing-masing transformator, sehingga tidak terjadi pembebanan yang berle- bihan. Untuk kerja paralel transformator ini diperlukan beberapa syarat : 1. Kumparan primer dari transformator harus sesuai dengan tegangan dan frekuensi sitem suplai jala – jala ; 2. Polaritas transformator harus sama ; 3. Perbandingan tegangan harus sa- ma ; 4. Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama ; 5. Perbandingan reaktansi terhadap resistansi sebaiknya sama. Keadaan ideal dari dua transformator mempunyai perbandingan tegangan sa- ma dan mempunyai segitiga tegangan impedansi yang sama dalam ukuran dan bentuk. Segitiga ABC menunjukkan segitiga tegangan impedansi yang sama dari kedua transformator. Arus A I dan B I dari masing-masing transformator sefa- sa dengan arus beban I dan berbanding Gambar 5.33 Rangkaian Paralel Transformator Satu Fasa Gambar 5.34 Rangkaian Ekuivalen Paralel Transformator Satu Fasa Gambar 5.35 Diagram Vektor Paralel Transformator Satu Fasa Gambar 5.36 Rangkaian Paralel Transfor- mator Satu Fasa Teg Sama terbalik terhadap masing-masing impe- dansinya,

5.1.5 Paralel Transformator

5 .1.5.1 Paralel Dua Transformator dalam Keadaan Ideal 368 Mesin Listrik B A I I I AB B B A A Z I E Z I E Z I E V . . . 2 B B A A Z I Z I . . atau A B B A Z I Z I . B A B A Z Z Z I I . ..............5.1 – 40 dan . B A A B Z Z Z I I ………..…5.1 – 41 B A Z Z , = Impedansi dari masing- masing transformator B A I I , = Arus masing-masing transformator Diasumsikan tegangan tanpa beban dari kedua transformator dari kedua sekunder sama E E E B A , tidak ada perbedaan fasa antara A E dan B E , hal ini dapat dilakukan jika arus mag- netisasi dari kedua transformator tidak terlampau jauh berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Dibawah kondisi ini, kedua sisi primer dan sekun- der dari kedua transformator dapat dihu- bungkan secara paralel dan tidak ada arus sirkulasi antara keduanya saat tanpa beban. Bila admitansi magnetisasi diabaikan, kedua transformator dapat dihubungkan dengan rangkaian ekuivalen seperti diperlihatkan pada Gambar 5.37, dan vektor diagramnya seperti diperlihatkan pada Gambar 5.38 B A Z Z , = Impedansi dari masing-ma- sing transformator. B A I I , = Arus masing-masing transfor- mator 2 V = Tegangan terminal I = Arus total Gambar 5.37 Rangkaian Ekuivalen Paralel Transformator Tegangan Sama Gambar 5.38 Diagram Vektor Paralel Transformator Tegangan Sama AB B B A A Z I Z I Z I . . . B A B A Z Z Z I V I V . . 2 2 dan B A A B Z Z Z I V I V . . 2 2 sedangkan S x I V 3 2 10 . . kombinasi daya beban dalam KVA dan daya dalam KVA untuk masing-masing transformator adalah : B A B A Z Z Z S S ............5.1 – 42 dan B A A B Z Z Z S S .............5.1 – 43

5.1.5.2 Paralel Transformator Per- Bandingan Tegangan Sama