422 Mesin Listrik
Tes ini dilakukan untuk : x Arus hubung singkat saat tegangan
normal diberikan pada stator. x Faktor daya pada saat hubung
singkat. x Reaktansi total
1 eq
X
dari motor dengan refrensi sisi primer stator.
x Resistansi total
1 eq
R
dari motor
dengan refrensi sisi primer.
Pada saat test dilakukan rotor ditahan dan untuk jenis rotor belitan, kumparan
rotor dihubung singkat pada slipring. Kurangi tegangan suplai
r 5 atau 20 dari tegangan normal dan diatur sampai
arus beban penuh mengalir dalam stator. Pada saat pengetesan dilakukan
catat nilai arus, tegangan, dan daya masuk yang terukur.
hs hs
hsN
V V
x I
I
hsN
I
= Arus hubung singkat diperoleh saat tegangan normal diberikan.
hs
I
= Arus hunbung singkat diperoleh saat tegangan pengujuan diberi-
kan.
hsL hsL
hs hs
hs hsL
hsL hs
I V
W Cos
Cos I
V W
. .
3 .
. .
3 M
M
hs
W
= Total daya masuk saat hubung Singkat
hsL
V
= Tegangan Jala-jala saat hubung Singkat.
hsL
I
= Arus Jala-jala saat hubung singkat
i hs
W W
Total Tembaga
Rugi
int
hs i
hs eq
i hs
eq hs
I W
W R
W W
R I
. 3
. .
3
int 1
int 1
2
?
2 1
2 1
1 1
eq eq
eq hs
hs eq
R Z
X I
V Z
?
Motor induksi akan berputar pada kece- patan konstan saat dihubungkan pada
tegangan dan frekuensi yang konstan, kecepatannya sangat mendekati kece-
patan sinkronnya. Bila torsi beban ver- tambah, maka kecepatannya akan se-
dikit mengalami penurunan, sehingga motor induksi sangat cocok digunakan
menggerakkan sistem yang membu- tuhkan kecepatan konstan.
Namun dalam kenyataannya terutama di industri terkadang dikehendaki juga ada-
5.6.5.2 Tes Hubung Singkat
Gambar 5.111 Tes Hubung Singkat
5.6.6 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga
Fasa
Mesin Listrik 423
nya pengaturan kecepatan. Pengaturan kecepatan sebuah motor induksi
memerlukan biaya yang relatif mahal. Pengaturan kecepatan dapat dilakukan
dengan beberapa cara, seperti dengan mengubah jumlah kutub, mengatur ta-
hanan luar, mengatur tegangan jala-jala, dan mengatur frekuensi jala-jala.
Karena kecepatan operasi motor induksi mendekati kecepatan sinkron, maka ke-
cepatan motor dapat diubah dengan cara mengubah jumlah kutubnya, se-
suai dengan persamaan :
P f
N
S
120 Hal ini dapat dilakukan dengan mengu-
bah hubungan lilitan dari kumparan stator motor. Normalnya diperoleh dua
perubahan kecepatan sinkron dengan mengubah jumlah ku-tub, misalnya dari
2 kutub menjadi 4 kutub. Dengan cara ini perubahan kecepatan yang diha-
silkan hanya dalam “ discrete steps”.
Gambar 5.112 Mengubah Jumlah Kutub
Pengaturan kecepatan putaran dengan cara pengaturan tahanan luar hanya
bisa dilakukan pada motor induksi rotor belitan, dengan cara menghubungkan
tahanan luar ke dalam rangkaian rotor melalui slipring.
Pengaturan tahanan secara manual ter- kadang kurang sempurna untuk bebe-
rapa jenis penggunaan,seperti sistem kontrol umpan balik. Kontrol dengan
memanfaatkan komponen elektronik pada tahanan luar akan lebih memper-
halus operasi pengaturan.
a. Rangkaian Tahanan Rotor
b. Kurva Pengaturan Tahanan
5.6.6.1 Mengubah Jumlah Kutub 5.6.6.2 Pengaturan Tahanan
Rotor
424 Mesin Listrik
c. Pengaturan Secara Elektronis
d. Pengaturan dengan lup Tertutup Gambar 5.113 Pengaturan Tahanan
Rotor Motor
Untuk melakukan pengaturan kecepatan dengan daerah pengaturan yang sempit
pada motor induksi rotor sangkar dapat dilakukan dengan cara menurunkan
mengatur besarnya tegangan masu- kan.
Perlu diperhatikan pengaturan kecepat- an seperti ini bisa menyebabkan naik-
nya slip, sehingga efisiensi menurun dengan menu-runnya kecepatan, dan
pemanasan berlebihan pada motor bisa menimbulkan masalah.
Pengaturan tegangan untuk mengatur kecepatan dapat diimplementasikan de-
ngan mensuplai kumparan stator dari sisi sekunder autotransformator yang
bisa diatur atau dengan komponen elektronik seperti rang-kaian thyristor
yang biasa disebut “ voltage controller”. a
b
c
Gambar 5.114 Pengaturan Tegangan
Pengaturan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan mengatur nilai fre-
kuensi jala-jala. Aplikasi metoda penga- turan kecepatan ini memerlukan se-
buah pengubah frekuensi.
5.6.6.3 Pengaturan Tegangan
5.6.6.4 Pengaturan Frekuensi