Subjek G Hasil Analisis Individual

menunda pekarjaan dan harus diingatkan untuk mengerjakan tugas berkali-kali. Namun setelah pertemuan ke-3 subjek mulai untuk serius tugas permainan dan pesan. Dalam pelatihan, subjek jarang mengejek teman, hanya sesekali saja. Pada saat kerja kelompok, ia kurang aktif dan terlihat kurang percaya diri dan lebih sering bekerja setelah diperintah oleh subjek lain. Pada saat ditanya pendapatnya, subjek terlihat malu untuk mengungkapkannya. Meski demikian, subjek masih mendengarkan dan tidak pernah keluar dari konteks permainan yang dilakukan. Setelah pertemuan kelima subjek sudah bisa mengatur waktunya untuk mengerjakan tugas, dan melakukannya tanpa ditunda.

4.4.6.7 Subjek G

Subjek adalah anak yang paling dijauhi oleh teman-teman satu kelas. Setelah trainer menanyakan hal ini, subjek lain mnegatakan bahwa subjek g adalah anak yang pelit dan tidak mau berbagi dengan teman-temannya. Subjek G merupakan anak yang pendiam, tidak percaya diri, dan kurang dalam berkomunikasi dengan teman-temannya. Dalam berdebat, subjek tidak mau kalah dengan teman yang lain, namun diakui bahwa terkadang apa yang dipertahankannya tersebut tidak masuk akal, hal ini terlihat dari beberapakali perbincangan atau berdebat apa yang dikatakan subjek tidak relevan dengan topic yang sedang dibicarakan. Berdasarkan hasil obeservasi selama pelatihan, saat awal pelatihan hampir semua teman subjek tidak ada yang mau untuk satu kelompok dan merasa jijik dengannya. Subjek terlihat pendiam, tidak banyak bicara dan kurang aktif dalam tanya jawab. Interaksi dengan temannya pun juga terlihaut kurang. Meski begitu, subjek tetap mengikuti setiap sesi pelatihan dengan sungguh-sungguh. Awalnya subjek C terlihat kurang responsive bila diganggu, dia akan hanya diam dan menunduk atau bahkan menangis apabila temannya berbicara hal yang membuatnya tidak enak. Walau begitu, terkadang subjek mau membalas mengejak namun tetap saja kalah, karena yang menyerangnya hampir semua subjek dalam pelatihan. Apabila dilakukan observasi lebih lanjut, salah satu hal yang membuat subjek merasa tidak nyaman dengan sekolah adalah perasaan berbeda dengan teman yang lain, maksudnya disini adalah berbeda dalam hal ekonomi dan ada tidaknya orang tua di dekatnya. Pernah suatu hari trainer mengantarkan subejk ke rumahnya, dan terlihat memang rumahnya berbeda dari teman yang lain, juga kehadiran orang tua di sampingnya. Meski anak seusianya lebih memilih untuk bermain dengan teman sebayanya, namun orang tua juga mempunyai peranan penting untuk memberikan rasa nyaman dan aman. Namun pada pertemuan ke-3 subjek mulai mau untuk berbagi dengan teman, dan mencoba untuk membuka pembicaraan dengan subjek lain, meski terkadang respon subjek lain masih sama seperti saat awal pelatihan. Beberapa kali subjek direndahkan oleh temannya, dia tetap diam dan sudah tidak menangis lagi. Beberapa kali trainer mencoba memberi pengertian kepada subjek lain tentang subjek G, agar mereka mengubah persepsinya tentang subjek G, dan perlahan namun pasti, terjadi perubahan pada sikap subjek dan teman-temannya.

4.4.6.8 Subjek H