Penelitian Mengenai Cengkeh Tinjauan Penelitian Terdahulu

merangsang serta memotivasi petani secara kuat dalam mengembangkan usahatani cengkeh. 3. Dekade 90-an, terjadi kelebihan produksi pada awal dekade, produksi berlebih secara nasional merupakan akibat pertambahan areal pada dekade 80-an. Akibatnya harga cengkeh menurun bahkan menjadi rendah, seterusnya stok nasional meningkat pesat. Selain itu, tidak ada keinginan produsen untuk mengkonversi tanaman cengkehnya dengan tanaman lain.

2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

2.4.1. Penelitian Mengenai Cengkeh

Hasil penelitian Rumondor 1993 yang menganalisis perkembangan tataniaga cengkeh di Sulawesi Utara menyatakan bahwa adanya mekanisme tataniaga baru ternyata tidak memberi harapan bagi petani untuk dapat menikmati harga yang layak melalui peningkatan pendapatan, karena sejak periode tahun 1982-1987 harga cengkeh mulai menurun di bawah harga dasar yang ditetapkan pemerintah. Keterbatasan modal dan rendahnya manajemen KUD menyebabkan tetap berkembangnya sistem ijon di tingkat petani. Disamping itu, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran cengkeh oleh petani adalah harga, modal, dan biaya tataniaga. Namun kontribusi variabel ini dalam mempengaruhi penawaran cengkeh oleh petani tidak besar yaitu hanya 56.72 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa selain faktor-faktor tersebut maka penawaran cengkeh oleh petani dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kebutuhan rumah tangga. Sedangkan pada lembaga tataniaga pedagangpenyangga, suplai cengkeh dipengaruhi oleh tingkat harga. Hal ini disebabkan karena lembaga-lembaga tataniaga dapat menahan untuk tidak langsung menjual cengkeh yang dibeli dari petani, sampai pada tingkat harga yang dianggap menguntungkan. Sinaga dan Pakasi 1999 melakukan penelitian mengenai dampak perubahan faktor ekonomi terhadap permintaan dan penawaran cengkeh di Indonesia dengan menggunakan data time series periode 29 tahun yaitu dari tahun 1970-1998 yang dianalisis secara simultan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keragaan produksi, permintaan dan penawaran cengkeh di Indonesia adalah harga pupuk, suku bunga, luas areal penanaman baik swasta, rakyat dan negara, kebijakan tataniaga cengkeh, upah tenaga kerja, harga ekspor, harga impor, harga di tingkat petani, harga di tingkat pabrik rokok, konsumsi industri pabrik rokok, total produksi cengkeh, impor cengkeh, ekspor cengkeh, ekspor rokok kretek, jumlah stok cengkeh, permintaan cengkeh, harga jual rokok kretek mesin, dan harga jual rokok kretek tangan. Produksi, permintaan dan penawaran cengkeh Indonesia respon terhadap harga ekspor dan impor cengkeh, total produksi cengkeh, peningkatan jumlah penduduk, jumlah stok cengkeh, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, harga cengkeh di tingkat petani, total konsumsi cengkeh, harga cengkeh di tingkat pabrik rokok, dan konsumsi industri rokok kretek. Berdasarkan hasil analisis, ada keterkaitan antara luas areal, jumlah produksi, yang selanjutnya berkaitan dengan jumlah permintaan, penawaran, dan total konsumsi cengkeh serta jumlah ekspor dan impor cengkeh. Faktor-faktor tersebut juga terkait dengan harga-harga di berbagai pasar cengkeh seperti di tingkat petani, di tingkat pabrik rokok, di tingkat ekspor dan impor. Keterkaitan ini menunjukkan apabila terjadi perubahan terhadap salah satu faktor tersebut, akan berpengaruh dan merubah faktor-faktor lainnya. Dampak dari simulasi ke enam skenario menunjukkan terjadinya peningkatan luas areal, jumlah produksi, peningkatan permintaan dan penawaran cengkeh serta total konsumsi cengkeh. Ada perbedaan antara kebijakan tataniaga cengkeh dengan BPPC dan tanpa BPPC. Dengan BPPC memberikan dampak menurunnya luas areal. Selain itu, dengan adanya BPPC berdampak pada terjadinya penurunan jumlah penawaran dan permintaan cengkeh Indonesia, demikian juga dengan penurunan ekspor dan impor, serta terhadap pembentukan harga tingkat petani, harga ekspor, dan impor berpengaruh negatif. Taruli 2002 mencoba menganalisis peluang ekspor agribisnis cengkeh Indonesia dengan menggunakan data periode waktu 18 tahun, yaitu dari tahun 1983-2000. Perkembangan volume ekspor cengkeh Indonesia dipengaruhi oleh harga domestik, harga ekspor, volume ekspor tahun sebelumnya, volume stok akhir tahun sebelumnya, jumlah penduduk negara India, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, variabel dummy pertama panen kecil atau sedang dan panen besar, dan variabel dummy kedua terbentuknya BPPC dan tidak ada. Volume stok akhir tahun sebelumnya dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika berpengaruh positif terhadap volume ekspor cengkeh Indonesia. Sedangkan harga domestik, harga ekspor, volume ekspor tahun sebelumnya, jumlah penduduk negara India, serta variabel dummy pertama dan kedua berpengaruh negatif. Dilihat dari peluang ekspor cengkeh Indonesia di pasar cengkeh domestik, pasar cengkeh internasional, sumberdaya Indonesia dan perkembangan produk mempunyai peluang cukup baik.

2.4.2. Penelitian Mengenai