Jenis dan Sumber Data Lokasi dan Waktu Penelitian Definisi Operasional

peningkatan suku bunga yang terjadi di dalam negeri dengan melihat perkembangan tahunan trend suku bunga yang berfluktuasi. 4. Peningkatan harga jual rokok kretek 20 persen. Peningkatan harga jual rokok kretek sebesar 20 persen merupakan rata-rata peningkatan harga jual rokok kretek yang terjadi di dalam negeri dengan melihat perkembangan tahunan trend harga jual rokok kretek yang berfluktuasi. 5. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika 20 persen. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sebesar 20 persen mewakili rata-rata depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang terjadi di dalam negeri, sebagai upaya pemerintah untuk memperbaiki kinerja ekspor dan memperoleh tambahan penerimaan devisa. Hal ini biasanya dilakukan dengan kebijakan devaluasi, yang dalam penelitian ini diasumsikan sebesar 20 persen.

4.7. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time series. Data time series meliputi data tahunan selama 27 tahun tahun 1980-2006. Semua data yang diperlukan diperoleh dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Badan Pusat Statistik, Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia, Bank Indonesia, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi, serta literatur-literatur dan situs-situs yang terkait dengan penelitian ini. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data yang digunakan dalam analisis model produksi, konsumsi, dan harga cengkeh Indonesia yang disajikan pada Lampiran 4.

4.8. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Jakarta dan Bogor. Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa di Jakarta dan Bogor terdapat instansi-instansi terkait seperti Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Badan Pusat Statistik, Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia, Bank Indonesia, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi yang menyediakan kebutuhan data yang diperlukan dalam penelitian. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Oktober sampai Desember 2007.

4.9. Definisi Operasional

1. Volume produksi cengkeh merupakan jumlah total produksi cengkeh yang dihasilkan dari seluruh pola pengusahaan yang ada di seluruh Indonesia baik perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta, dan perkebunan besar negara yang dinyatakan dalam satuan kg. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 2. Luas areal cengkeh merupakan luas lahan yang digunakan untuk usahatani cengkeh yang meliputi semua pola pengusahaan baik perkebunan rakyat, swasta dan negara yang dinyatakan dalam satuan ha. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 3. Produktivitas cengkeh merupakan pembagian antara produksi cengkeh dengan luas areal cengkeh yang dinyatakan dalam kgha. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 4. Volume impor cengkeh didefinisikan sebagai total volume cengkeh yang diimpor dari pasar internasional tiap tahunnya dan dinyatakan dalam satuan ton. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 5. Volume ekspor cengkeh didefinisikan sebagai total volume cengkeh yang diekspor ke pasar internasional tiap tahunnya dan dinyatakan dalam satuan ton. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 6. Penawaran cengkeh merupakan hasil penjumlahan dari produksi cengkeh dan impor cengkeh yang kemudian dikurangi dengan ekspor cengkeh Indonesia ke pasar internasional. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 7. Konsumsi cengkeh industri rokok kretek adalah jumlah cengkeh yang dikonsumsidiminta oleh industri rokok kretek dalam satu tahun yang dinyatakan dalam satuan ton. Periode waktu yang digunakan adalah 1980- 2006. 8. Produksi rokok kretek merupakan jumlah total produksi rokok kretek yang dihasilkan oleh pabrik rokok kretek yang dinyatakan dalam satuan juta batang. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 9. Harga riil cengkeh domestik adalah harga ditingkat produsen cengkeh setelah dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia tahun 2002=100 dan dinyatakan dalam satuan Rpkg. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 10. Harga riil cengkeh impor merupakan harga cengkeh impor Indonesia setelah dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia tahun 2002=100 yang merupakan hasil bagi antara total nilai impor dengan volume impor yang dinyatakan dengan satuan USkg. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 11. Harga riil cengkeh ekspor merupakan harga FOB cengkeh Indonesia setelah dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia tahun 2002=100 yang merupakan hasil bagi antara total nilai ekspor dengan volume ekspor yang dinyatakan dengan satuan USkg. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 12. Harga riil pupuk yang digunakan merupakan harga rata-rata pupuk bersubsidi yang telah dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia tahun 2002=100 yang dinyatakan dalam Rpkg. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 13. Harga riil jual rokok kretek adalah harga yang diterima konsumen rokok kretek domestik setelah dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia tahun 2002=100, dan dinyatakan dalam satuan Rpbungkus. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 14. Harga riil ekspor rokok kretek merupakan harga FOB rokok kretek Indonesia setelah dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia tahun 2002=100 yang merupakan hasil bagi antara total nilai ekspor dengan volume ekspor yang dinyatakan dengan satuan USkg. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 15. Ukuran nilai tukar rupiah merupakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang telah dideflasi dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia tahun 2002=100 serta dinyatakan dalam RpUS. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 16. Suku bunga diperoleh dari hasil perhitungan suku bunga nominal dikurangi laju inflasi dan dinyatakan dalam satuan persen . Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2006. 17. Trend waktu merupakan variabel yang mewakili teknologi yang terdiri dari tahun 1980-2006. 18. Dummy kebijakan tataniaga BPPC Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh tahun 1990-1998 merupakan badan yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan kegiatan pembelian, penyanggaan, penjualan cengkeh, dan stabilisasi harga cengkeh di tingkat petani. 19. Pada komoditas pertanian umumnya dibutuhkan jangka waktu tertentu dalam rangka penyesuaian terhadap perubahan faktor yang mempengaruhinya, sehingga pada penelitan ini setiap persamaan menggunakan variabel lag endogen.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perkembangan Produksi Cengkeh, Luas Areal Cengkeh, Produktivitas Cengkeh, Volume Impor dan Harga Cengkeh Impor, Volume Ekspor dan Harga Cengkeh Ekspor, Konsumsi Cengkeh Industri Rokok Kretek dan Produksi Rokok Kretek, dan Harga Cengkeh Domestik Indonesia Tahun 1980-2006 5.1.1. Produksi Cengkeh Seperti yang terlihat pada Tabel 4, produksi cengkeh Indonesia dari tahun 1980-2006 terlihat adanya fluktuasi dari tahun ke tahun dengan kecenderungan meningkat tiap tahunnya baik perkebunan rakyat, perkebunan besar negara, maupun perkebunan besar swasta. Sebagai tanaman tahunan, produksi dan produktivitas tanaman cengkeh terus meningkat menurut umur hingga batas waktu tertentu. Hal ini terkait dengan sifat tanaman cengkeh yang termasuk berbunga terminal dalam arti mengenal siklus produksi dimana setiap tiga sampai empat tahun terjadi satu kali berbunga lebat, satu kali berbunga sedang dan satu kali berbunga sedikit. Di sisi lain tanaman cengkeh mengenal kesesuaian lahan dan agroklimat dimana tiap daerah dapat berbeda satu sama lain sehingga jatuh tempo dari siklus produksi dapat bervariasi bagi seluruh wilayah produsen cengkeh di Indonesia. Pengaruh simultan dari faktor tersebut dapat menyebabkan fluktuasi produksi cengkeh nasional Wahid dalam Yuhono, 1997. Periode tahun 1980 hingga tahun 1989 produksi cengkeh menunjukkan perkembangan yang cenderung meningkat yaitu dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 16.04 persen, hal ini terutama karena adanya peningkatan luas areal cengkeh di berbagai lokasi. Pada periode tersebut produksi cengkeh perkebunan rakyat rata-rata sebesar 47 277 900 kg dengan pertumbuhan rata-rata 15.35 persen, perkebunan besar negara rata-rata 524 900 kg dengan pertumbuhan