Di dalam perhitungan berlaku ketentuan berikut. 1 Untuk cermin cekung: titik fokus f dan jari-jari R bernilai positif +.
Apabila s
i
yang dihasilkan bernilai negatif -, maka bayangan yang terbentuk bersifat maya.
2 Untuk cermin cembung: titik fokus f dan jari-jari R bernilai negatif -. Perbandingan antara jarak bayangan ke cermin s
i
dengan jarak benda ke cermin s
o
, atau perbandingan antara tinggi bayangan h
i
dengan tinggi benda h
o
disebut pembesaran bayangan M dirumuskan sebagai berikut.
dengan: M = perbesaran bayangan
h
i
= tinggi bayangan h
o
= tinggi benda | | = tanda mutlak yang menyatakan harga M selalu positif
e. Pemantulan pada cermin cembung cermin konveks
Cermin cembung adalah cermin yang terbuat dari irisan bola yang permukaan luarnya mengkilap . Titik fokus cermin cembung berada dibelakang
cermin, karena itu jarak fokusnya bertanda negatif. Sifat cermin cembung adalah untuk sinar-sinar yang paraksial akan dipantulkan menyebar divergen.
1 O : titik fokus bidang cermin 2 F : titik fokus
3 P : titik pusat kelengkungan cermin
4 R :jari-jari kelengkungan
cermin 5 OF : jarak fokus f
O F
P
O F P
O F
P
Gambar 2.6 Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung Sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cembung yaitu
1 Maya terletak dibelakang cermin. 2 Tegak.
O R
Ruang 4 Ruang 3
Ruang 2 Ruang 1
F P
Gambar 2.5 Aturan pada cermin cembung
Sinar-sinar istemewa pada cermin cembung sebagai berikut.
1 Sinar sejajar sumbu utama yang meninggalkan benda akan dipantulkan
seolah-oleh datang dari titik fokus F 2 Sinar datang yang seolah-olah menuju
titik fokus F akan dipantulkan sejajar sumbu utama Sinar 2.
3 Sinar yang meninggalkan benda menuju ke titik pusat kelengkungan P akan
dipantulkan kembali seolah-olah datang
3 Diperkecil.
2.7 Kerangka Berfikir
Pembelajaran fisika di sekolah masih banyak menggunakan metode ceramah. Pembelajaran yang berlangsung hanya satu arah saja dari guru kepada
siswa sehingga siswa menjadi kurang aktif dan kurang termotivasi dalam pembelajaran. Hal ini menjadikan hasil belajar siswa kurang memuaskan.
Berdasarkan observasi awal rata-rata ulangan harian siswa kelas VIII tahun ajaran 20092010 pada materi cahaya sebesar 65 dengan KKM 70.
Untuk meningkatkan aktivitas siswa, guru dapat menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif. Salah satu model pembelajaran yang efektif
digunakan adalah
Group Investigation.
Dalam pembelajaran
dengan menggunakan model Group Investigation siswa aktif bekerjasama dengan
kelompoknya untuk melakukan investigasi kelompok. Selain itu guru dapat melibatkan siswa secara langsung dalam menemukan konsep fisika yang akan
dipelajari dengan melakukan kegiatan eksperimen inkuiri terbimbing. Dalam kegiatan eksperimen inkuiri tebimbing ini siswa melakukan eksperimen untuk
menemukan konsep fisika yang dituju. Guru hanya berfungsi sebagai fasilitator sedangkan siswa harus bekerjasama aktif dengan kelompoknya untuk melakukan
investigasi melalui kegiatan eksperimen inkuiri terbimbing tersebut. Penggunaan model Group Investigation berbasis eksperimen inkuiri
terbimbing ini dilakukan pada kelas VIII semester 2 khususnya pada materi
pemantulan cahaya. Dengan penggunaan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.7
Gambar 2.7 Bagan alur kerangka berfikir Metode kovensional
ceramah Guru sebagai pusat
informasi dan minimnya kegiatan
laboratoriun Siswa kurang termotivasi dan
kurang aktif
Rata-rata ulangan harian 65 dengan KKM = 70
Aktivitas belajar siswa meningkat, siswa berperan
langsung dalam pembelajaran
Hasil belajar
siswa meningkat
Hasil belajar rendah
Aktivitas siswa rendah
Model Pembelajaran Group Investigation dengan eksperimen
inkuiri terbimbing Pokok bahasan cahaya, pemantulan
pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung.
2.8 Hipotesis