hipotesis, merancang percobaan, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan dalam usaha menemukan konsep fisika terutama pada materi pemantulan cahaya.
Dalam penelitian Brickman et al. 2009:16, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan laboratorium inkuiri menghasilkan keuntungan yang kecil tetapi signifikan
dalam penguasaan dan keterampilan proses sains dibandingkan dengan pembelajaran berbasis laboratorium tradisional. Selain itu dalam penelitian
Wallace Kang 2004:956, menunjukkan bahwa penerapan laboratotium inkuiri dapat meningkatkan kreativitas dan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran
dibandingkan dengan menerapkan laboratorium buku resep.
2.3 Eksperimen Sederhana
Eksperimen sederhana dalam penelitian ini merupakan kegiatan laboratorium yang diberikan untuk membuktikan dan menegaskan konsep yang
terlebih dahulu telah diberikan. LKS yang digunakan dalam eksperimen sederhana ini lebih menyerupai buku resep, dimana siswa hanya melaksanakan langkah-
langkah kegiatan sesuai petunjuk yang ada dalam LKS. Sedangkan LKS yang digunakan dalam eksperimen inkuiri terbimbing lebih banyak berisi pertanyaan-
pertanyaan yang membimbing siswa dalam usaha menemukan konsep fisika, sehingga diharapkan dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikir siswa.
Berdasakan penelitian Wenning 2004:6, ada beberapa perbedaan antara eksperimen sederhana dengan eksperimen inkuiri. Hal ini dapat dilihat pada Tabel
2.3.
Tabel 2.3 Perbedaan antara Eksperimen Sederhana dengan Eksperimen Inkuiri
No. Eksperimen sederhana
Eksperimen inkuiri 1.
Langkah eksperimen dijabarkan tahap demi tahap secara rinci
sehingga hanya melibatkan sedikit kemampuan intelektual siswa.
Berisi pertanyaan-pertanyaan
yang melibatkan kemampuan intelektual tinggi
dalam mengambil
keputusan dan
tindakan. 2.
Fokus kegiatan
siswa pada
pembuktian konsep
yang sebelumnya telah dijelaskan di
kelas. Fokus kegiatan siswa pada pengumpulan
dan penafsiran data untuk menemukan konsep baru, prinsip maupun hubungan
empiris.
3. Jarang memungkinkan siswa untuk
melakukan kesalahan
dalam kegiatan laboratorium
Umumnya memungkinkan siswa untuk melakukan kesalahan sehingga dapat
belajar dan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.
2.4 Tinjauan tentang Hasil Belajar
Menurut Suprijono 2010:5, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-
aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom sebagaim
ana dikutip Rifa’i dan Anni 2009:86, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif
adalah knowledge pengetahuan, ingatan, comprehension pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh,
application menerapkan,
analysis menguraikan,
menentukan hubungan,
synthesis mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru dan evaluation menilai. Domain afektif adalah receiving sikap menerima, responding memberikan respon,
valuing nilai, organization organisasi, characterization karakteristik. Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan reuntinized. Psikomotor juga
mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara, menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi,
pengertian dan sikap. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diteliti difokuskan pada hasil
belajar kognitif sedangkan untuk hasil belajar psikomotorik dan afektif digolongkan dalam aktivitas belajar.
2.5 Tinjauan tentang Aktivitas Belajar