Membaca Indah Puisi smp7bhsind BhsIndMemperkayaWawasanku Agus

Cit a-cit a 111 1. Mari, dengarkanlah pembacaan puisi berikut yang akan dibacakan oleh temanmu. Tuhan telah Menegurmu Tuhan t el ah menegurmu dengan cukup sopan l ewat perut anak-anak yang kel aparan Tuhan t el ah menegurmu dengan cukup sopan l ewat semayup suara adzan Tuhan t elah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran l ewat gempa bumi yang berguncang deru angin yang meraung-raung kencang huj an dan banj ir yang mel int ang-pukang. adakah kau dengar? Karya Apip Must opa Sumber : Apr esi asi Pui si , 2003 2. Tanggapilah penampilan temanmu pada saat membaca puisi dengan menilai cara pelafalan, intonasi, dan ekspresinya. 3. Tuliskanlah gambaran penginderaan, perasaan, dan ungkapan pendapat penyair yang kamu tangkap dari puisi tersebut. 4. Tuliskanlah cerminan isi puisi tersebut dengan pengalamanmu dalam mengamati kehidupan. 5. Bacakan hasil pekerjaanmu agar dapat saling mengoreksi dengan teman-temanmu.

B. Membaca Indah Puisi

Kemampuan yang akan kamu mil iki set el ah mempel aj ari bab ini adal ah sebagai berikut : • menandai penj edaan dalam puisi yang akan dibacakan; • membaca indah puisi. Pada pelajaran sebelumnya, kamu telah berlatih menanggapi puisi yang dibacakan oleh teman. Dengan pengalaman itu, kamu pasti mampu membaca puisi sendiri dengan baik. Di samping itu, membaca puisi yang baik harus memperhatikan irama, volume suara, mimik, dan kinesik. Pada pelajaran ini, kamu akan belajar membaca indah sebuah puisi. Ketika membaca puisi, kamu harus mampu Latihan Apip Must opa di lahi rkan di Bal ubur, Limbangan Jawa Barat , t anggal 23 April 1938. Berpendidikan PTT dan pernah bekerj a di Perum Tel ekomunikasi Denpasar, Fl ores, Kal imant an, Irian Jaya, dan Jakart a. Saj ak-saj aknya dimuat dal am Budaya Jaya dan dal am Aj ib Rosidi ed, Laut Biru Langit Biru 1977. Sumber: Ensi kl opedi a Sast r a Indonesi a, 2004 Tokoh Sast ra Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa Indonesia Memperkaya Wawasanku unt uk Kel as VII 112 Andaikan Aku t erdiam Terduduk l emas di at as t anah Aku t ermenung Berbagai pikiran t ak menent u Menyat u dal am sebuah mimpi Air mat a t ak kuasa kut ahan Menet es set et es demi set et es Aku memandang ke angkasa Kupandang sat u per sat u Mul ai awan sampai debu Andaikan saj a Aku sepert i burung di angkasa Terbang bebas mel ayang t anpa beban Tapi it u hanya impian Impian adal ah khayal an t anpa perj uangan Aku paham, aku t ahu Hidup adal ah perj uangan Jika t idak berj uang Kapan akan menang Karya Nina l arasat i Sumber : Bobo, XXXII menandai bagian dalam puisi dan mampu membacakannya dengan indah. Sekarang, baca dan cermatilah puisi berikut. Untuk membacakan puisi tersebut, perlu dibantu dengan irama, mimik, kinesik, dan volume suara. Perhatikan salah satu larik dalam puisi tersebut. Air mata tak kuasa kutahan Menetes setetes demi setetes Kata setetes digunakan berulang-ulang. Penggunaan kata seperti itu menjadikan puisi tersebut lebih berirama. Selain itu, kata tersebut memberikan makna yang kuat. Penyair ingin menjadikan kesan yang lebih kuat pada kata setetes, yakni dengan cara mengulang kata tersebut. Irama dalam puisi adalah alunan bunyi atau nada ketika membacakan kalimat demi kalimat dalam puisi. Pengarang memilih kata demi kata dalam puisi menciptakan suatu nada dan dari nada itu mengandung makna puisi. Mungkin nada marah dibacakan dengan nada marah, kesal dibacakan dengan nada kesal, atau sendu dibacakan dengan nada sendu, sedih. Di unduh dari : Bukupaket.com Cit a-cit a 113 Nah, apabila kamu baca lebih teliti, puisi tersebut bernada kebingungan dan harapan. Jadi, puisi tersebut harus dibacakan dengan rasa bingung berpadu dengan gelora yang penuh harap. Perhatikan bait larik puisi dan tanda tekanannya berikut. v Andaikan saja v v v Aku seperti burung di angkasa v v Terbang bebas melayang tanpa beban Berdasarkan tanda tekanan suara mendatar __ , menaik v , atau menurun dari larik puisi tersebut maka puisi terdengar indah untuk didengar. Dengan demikian, tingkat keras lunaknya tekanan suara dalam puisi diungkapkan berdasarkan tuntutan isi puisi. Jadi, puisi tersebut berisi pengharapan. Oleh karena itu, tekanan suara ketika membacakannya cenderung lembut, seperti mengharapkan sesuatu. Impian adalah khayalan tanpa perjuangan. Aku paham, aku tahu Hidup adalah perjuangan Jika tidak berjuang Kapan akan menang Larik tersebut harus dibacakan dengan penuh semangat untuk meyakinkan kepada pendengar. Perhatikan pula larik berikut. Mimik adalah ekspresi raut muka ketika membacakan kata demi kata dalam puisi. Mimik harus sesuai dengan tuntutan makna puisi. Jika tuntutannya sedih, raut muka harus sedih. Begitu pun kalau kesal, dibacakan dengan ekspresi kesal. Ketika kamu membacakan larik-larik pertama puisi tersebut, raut muka harus penuh kesedihan. Ketika kamu membacakan larik-larik terakhir, haruslah dengan ekspresi muka yang berbinar-binar atau penuh semangat. Kinesik adalah gerak tubuh, seperti tangan, kaki, kepala, atau yang lain ketika membacakan puisi. Jadi, gerakan tubuhmu harus tepat dengan tuntutan isi puisi. Misalnya, ketika mengucapkan kata- kata Terduduk lemas di atas tanah Aku termenung sikap tubuh benar-benar merunduk. Ketika menyatakan kata-kata hidup adalah perjuangan , kamu membacakannya dengan sambil mengepalkan tangan ataupun gerakan-gerakan lainnya yang sesuai. Dal am puisi, ada yang dinamakan dengan puisi kongkret , yait u j enis puisi yang membat asi penggunaan bahasa; saj ak diket ik at au dit ul is dengan pol a yang menarik perhat ian pembaca dan menyarankan suat u keut uhan visual . Ada kal anya, puisi ini t erdiri at as pot ongan kat a, huruf yang berdiri sendiri, angka, dan t anda baca. Sumber: Ensi kl opedi Sast r a Indonesi a, 2004 Lentera Sast ra Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa Indonesia Memperkaya Wawasanku unt uk Kel as VII 114 Surat dari Ibu Pergi ke dunia l uas, anakku sayang pergi ke hidup bebas Sel ama angin masih angin burit an dan mat ahari pagi menyinar daun-daunan dal am rimba dan padang hij au. Pergi ke l aut l epas, anakku sayang pergi ke al am bebas Sel ama hari bel um pet ang dan warna senj a bel um kemerah-merahan menut up pint u wakt u l ampau. Jika bayang t el ah pudar dan el ang l aut pul ang ke sarang angin bert iup ke benua Tiang-t iang akan kering sendiri dan nahkoda sudah t ahu pedoman Bol eh engkau dat ang padaku Kembal i pul ang, anakku sayang kembal i ke bal ik mal am Jika kapal mu t el ah rapat ke t epi Kit a akan bercerit a Tent ang cint a dan hidupmu pagi hari. Karya Asrul Sani Sumber : Apr esi asi Pui si , 2003 1. Mari, bacakan puisi berikut secara bergiliran di depan teman- teman. 2. Gunakan irama, mimik, klasik, dan volume suara pada setiap larik puisi tersebut. Latihan Asrul Sani adal ah penyair, dramawan, dan pe nul is skenario fi l m. Ia di lahirkan di Rao, Sumat ra Barat , 10 Juni 1926. Ia me ninggal pada 18 Januari 2004 di Jakart a. Bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin, ia mendirikan Gel anggang Seniman Merdeka 1946. Sumber: Ensi kl opedi Sast r a Indonesi a, 2004 Tokoh Sast ra Di unduh dari : Bukupaket.com Cit a-cit a 115 1. Bentuklah beberapa kelompok di kelasmu. 2. Setiap kelompok mencari sebuah puisi untuk didiskusikan. Puisi tersebut dapat dicari di surat kabar, buku kumpulan puisi, dan sebagainya. 3. Diskusikanlah makna puisi tersebut dengan cara menafsirkan isinya. 4. Bacakanlah puisi tersebut dengan indah oleh perwakilan kelompok- mu di depan kelas. 5. Presentasikan pula hasil diskusi kelompokmu di depan kelas. 6. Nilailah setiap pembacaan puisi berdasarkan format seperti berikut. 7. Komentari pula hal yang dipresentasikan oleh kelompok temanmu. No. Kelompok Jumlah Nilai Kesesuaian Ekspresi dengan Makna Puisi Kesesuaian Suara Ket. Kesesuaian nada dan irama Kurang 0–4 Cukup 5–7 Sesuai 8–10 Kurang 0–4 Cukup 5–7 Sesuai 8–10 Kurang 0–4 Cukup 5–7 Sesuai 8–10 Format Penilaian Pembacaan Puisi Teks profil tokoh banyak dimuat dalam surat kabar, majalah, buku, dan internet. Banyak juga orang yang suka mem bacanya. Tokoh yang dimuat proilnya biasanya memiliki prestasi, kemampuan, dan pengalaman yang dapat menjadi teladan bagi orang banyak. Oleh karena itu, membaca proil tokoh sama dengan belajar pada pengalaman orang lain.

C. Menceritakan Tokoh Idola