jawaban mudah dan cepat dikoreksi, materi yang diujikan luas, bersifat fleksibel dan dapat digunakan secara berulang jika siswa menjawab
dengan lembar jawaban tersendiri. Sedangkan kelemahan tes pilihan ganda antara lain penyusunan soal relatif lama, memberi peluang siswa untuk
menebak jawaban, serta item tes kurang mengukur kemampuan siswa.
3. Tinjauan tentang Kualitas Tes Hasil Belajar
Karakteristik kualitas tes yang baik adalah tes yang memenuhi validitas, reliabilitas dan karakteristik butir soal yang meliputi daya
pembeda, tingkat kesulitan dan pengecoh.
a. Validitas
Kata “valid” sering diartikan dengan: tepat, benar, sahih dan absah, jadi validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran,
kesahihan atau keabsahan Sudijono, 2011: 93. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga
betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai Sudjana, 1990: 12. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuai instrumen Arikunto, 2013: 211. Sedangkan menurut Borg dan Gall dalam Purwanto, 2009: 114-
115, validitas merupakan derajat sejauh mana tes mengukur apa yang ingin diukur.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas adalah ukuran yang menunjukkan ketepatan atau
kesahihan suatu instrumen dalam mengukur apa yang akan diukur. Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu
mengukur sesuatu yang diinginkan dan dapat menangkap data variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid Masidjo, 1995: 121. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah. Secara garis besar, ada dua macam validitas yakni validitas
logis dan validitas empiris Arikunto, 2012: 20. 1
Validitas Logis Validitas logis mengandung kata “logis” yang berasal dari
kata “logika”, yang berarti penalaran. Dengan makna demikian, maka validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk
pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Validitas logis dapat dicapai
apabila instrumen disusun mengikuti ketentuan yang ada. Validitas logis ini tidak perlu diuji kondisinya, tetapi langsung diperoleh
sesudah instrumen tersebut selesai disusun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen yaitu: validitas isi dan validitas konstruk
construct validity. a
Validitas isi content validity Validitas isi content validity adalah pengujian
validitas yang dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah butir Tes Hasil Belajar mengukur secara tepat keadaan yang
ingin diukur Purwanto, 2009: 120. Sedangkan menurut Sudijono 2011: 164, validitas isi
adalah validitas
yang diperoleh
setelah dilakukan
penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Sementara menurut
Sukardi 2008: 32, validitas isi ialah derajat dimana sebuah tes evaluasi mengukur cakupan substansi yang ingin diukur.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas isi adalah pengujian validitas
terhadap isi atau cakupan yang terkandung dalam sebuah tes yang dilakukan dengan cara penelusuran atau penganalisasian.
Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk pada suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi
pelajaran yang dievaluasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi
atau isi pelajaran yang diberikan Arikunto, 2012: 82. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka
validitas isi ini juga biasa disebut validitas kurikuler. b
Validitas konstruksi construct validity Validitas konstruk construct validity adalah pengujian
validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruks butir yang ditulis dengan kisi-kisinya Purwanto, 2009: 12-
128. Sedangkan menurut Sukardi 2008: 33, validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes
mengukur sebuah konstruk sementara atau hypotetical contruct. Validitas konstruk sebuah instrumen menunjuk suatu
kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan konstruk aspek-aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir
seperti yang
disebutkan dalam
Tujuan Instruksional
KhususTIK Arikunto, 2012: 83. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Validitas Empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya “pengalaman”. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki
validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Sebagai contoh sehari-hari, seseorang dapat diakui jujur oleh masyarakat
apabila dalam pengalaman sudah dibuktikan bahwa orang tersebut memang jujur.
Ada dua macam validitas empiris, yakni validitas “ada sekarang” concurrent validity dan validitas prediksi predictive
validity a
Validitas “ada sekarang” concurrent validity Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas
empiris. Sebuah tes dapat dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika ada istilah
“sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini, hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman
selalu mengenai hal yang telah lampau, sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada ada sekarang,
concurrent b
Validitas prediksi predictive validity Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalu
mengenal hal yang akan datang atau hal yang belum terjadi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan
apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
b. Reliabilitas