1
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini, peneliti akan membahas tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, dan spesifikasi produk yang dibuat.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses interaksi manusia dengan lingkungannya yang berlangsung secara sadar dan terencana dalam rangka
mengembangkan segala potensinya, baik jasmani kesehatan fisik dan rohani pikir, rasa, karsa, karya, cipta, dan hati nurani yang menimbulkan perubahan
positif dan kemajuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang berlangsung secara terus menerus guna mencapai tujuan hidupnya Ahmadi,
2014: 38. Pendidikan juga bisa dipahami sebagai proses dan hasil. Pendidikan sebagai proses dapat diartikan serangkaian kegiatan interaksi
manusia dengan lingkungannya yang dilakukan secara sengaja dan terus menerus. Sementara sebagai hasil, pendidikan merujuk pada hasil interaksi
manusia dengan lingkungannya berupa perubahan dan peningkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik Ahmadi, 2014: 38.
Fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3 disebutkan sebagai berikut “Pendidikan nasional berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis secara tanggung jawab” Ahmadi, 2014: 49. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam
kehidupan, karena pendidikan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Pendidikan nasional dapat diwujudkan melalui kegiatan belajar mengajar di
institusi pendidikan yaitu sekolah. Tujuan sekolah adalah mencerdaskan para siswa melalui pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan kognitif dan
sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah Dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan dasar yang
mengajarkan konsep-konsep dasar manusia, misalnya membaca, menulis, berhitung, serta mengembangkan aspek sosial dan intelektual yang dimiliki
seseorang. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui peningkatan
kualitas pembelajaran dan peningkatan kualitas penilaian. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya atau hasil assessment.
Sudjana 1990: 3, memaparkan bahwa penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Hasil penilaian didapat dari pengujian menggunakan alat ukur yang berupa tes maupun non tes. Agar dapat diperoleh skor dan nilai yang benar-
benar mewakili sifat suatu objek misal prestasi belajar, maka seorang guru harus mempergunakan suatu alat ukur yang baik Masidjo, 1995: 38.
Semakin baik alat ukur yang digunakan akan semakin baik pula data yang dihasilkan.
Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yaitu ketepatannya atau
validitasnya dan ketetapan atau keajegan atau reliabilitasnya Sudjana, 1990: 12. Suatu tes dapat dikatakan valid jika benar-benar mengukur apa yang
seharusnya diukur. Suatu tes dapat dikatakan reliabel atau dapat dipercaya apabila hasil yang dicapai oleh tes itu tetap atau konstan. Alat ukur yang baik
juga harus memiliki tingkat kesukaran yang proporsional antara soal dalam kategori mudah, sedang dan sukar. Selain itu, daya pembeda juga harus
diperhatikan dalam menyusun tes hasil belajar. Sulistyorini 2009: 173 menyatakan bahwa daya pembeda harus dimiliki oleh alat ukur yang baik
untuk membedakan kemampuan peserta tes yang pandai dengan yang kurang pandai. Pada alat ukur pilihan ganda, pengecoh juga harus diperhatikan.
Pengecoh ini berfungsi ketika sebagian peserta tes memilih jawaban yang salah. Jadi, selain valid dan reliabel, alat ukur yang berbentuk pilihan ganda
dapat dinyatakan baik jika daya pembeda, tingkat kesukaran, serta pengecohnya juga berfungsi dengan baik.
Peneliti telah melakukan wawancara dengan guru kelas IV salah satu SD di Kabupaten Bantul. Wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juni
2016 ini memperoleh informasi bahwa guru kelas masih mengalami kesulitan dalam membuat soal, khususnya pada mata pelajaran matematika. Guru
terkendala masalah waktu, sehingga terkadang guru hanya mengambil soal yang bersumber pada buku panduan saja. Dalam pembuatan soal, guru belum
menerapkan soal yang berbentuk pemecahan masalah, sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir kritis. Guru juga belum menerapkan
keseluruhan tingkatan dalam taksonomi Bloom, guru hanya menyasar pada level mengingat C1 dan memahami C2 saja. Guru kelas membutuhkan
prototipe tes hasil belajar matematika yang sudah berkualitas baik, terutama materi perhitungan KPK dan FPB dikarenakan siswa masih kesulitan dalam
memahami materi tersebut. Berdasarkan berbagai permasalahan di atas, maka peneliti terdorong
untuk melakukan sebuah penelitian pengembangan yang berjudul
“Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan KPK dan FPB untuk
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.
B. Pembatasan Masalah