minat yang positif dan tinggi terhadap bidang pekerjaan yang ditekuni, serta kecakapan melaksanakan tugas-tugas.
Renanda 2014: 19-21 menguraikan cara menjadi orang yang kreatif yaitu 1 Menggunakan semua panca indera dan mencari komunitas yang suportif, 2
Mempunyai integritas serta selalu berpikir untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang, 3 Selalu bergaul dengan orang yang kita anggap
kreatif dan jangan pernah berhenti belajar dan eksplorasi diri, 4 Belajar dan memperluas wawasan, open-minded, dan berkarya. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa berperilaku dan berbuat sesuatu yang kreatif bukanlah hal yang asing bagi semua orang, meskipun pada kenyataannya banyak tantangan yang tidak
mudah dijawab oleh cara yang biasa dilakukan orang pada umumnya.
2. Hakikat Guru
Guru berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Gu yang berarti gelap dan Ru yang berarti menghilangkan. Jadi,
“guru” berarti menghilangkan kegelapan Naim, 2011: 1. Artinya, guru merupakan sosok yang sangat dibutuhkan dalam situasi dan
kondisi “gelap”. Ia hadir untuk menghilangkan “kegelapan” yang dialami oleh masyarakat secara umum dan pelajar secara khusus. Kegelapan yang dimaksud
adalah keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh para pelajar, kemudian dilengkapi dan disempurnakan oleh sosok guru. Hal ini bukan berarti guru adalah
figur maha tahu, tetapi lebih sebagai fasilitator, inisiator, dan lain sebagainya sebagaimana julukan yang diberikan kepada sosok guru. Berbagai julukan yang
diberikan kepada sosok guru hingga yang paling populer adalah “Pahlawan Tanpa
Tanda Jasa”. Hal ini mengindikasikan bahwa betapa besarnya peran dan jasa yang dilakukan oleh seorang guru. Guru layaknya menerangi bongkahan emas dalam
kegelapan malam, dapat diibaratkan sebagai pelita. Pelita yang berfungsi mencerahkan dan menerangi kegelapan. Orang-orang yang ada dalam kegelapan,
tentu saja para siswa. Supriyadi 2011: 11 mengemukakan bahwa secara definisi, sebutan guru
tidak termuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Sisdiknas, tetapi kata guru dimasukkan ke dalam genus pendidik. Sesungguhnya
guru dan pendidik merupakan dua hal yang berbeda. Kata pendidik bahasa Indonesia merupakan padanan dari kata educator bahasa Inggris. Kata educator
berarti educationist atau educationalist yang padanannya dalam bahasa Indonesia adalah pendidik, spesialis dibidang pendidikan, atau ahli pendidikan. Sedangkan,
kata guru bahasa Indonesia merupakan padanan dari kata teacher bahasa Inggris. Kata teacher bermakna sebagai the person who teach, specially in school
atau guru adalah seseorang yang mengajar, khususnya di sekolah. Tentunya, muncul pertanyaan apakah sosok guru hanya sebagai pengajar di sekolah atau
sekadar pahlawan tanpa tanda jasa? Guru sebagai salah satu unsur dalam proses belajar-mengajar memiliki
multi peran, tidak terbatas hanya sebagai “pengajar” yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong potensi dan
memobilisasi siswa dalam belajar. Artinya, guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan, dimana guru tidak
hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang akan diajarkan dan memiliki
pengetahuan dan keterampilan tekhnis mengajar, namun guru juga dituntut untuk menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa-siswi Hamalik,
2001: 34. Oleh karena itu, setiap rencana kegiatan yang dilakukan oleh guru semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung
jawabnya Sardiman, 2011: 125. Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah PP No. 74 Tahun 2008 tentang
Guru, sebutan guru mencakup, 1 guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun guru bimbingan dan konseling atau guru bimbingan karir; 2 guru
dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah; dan 3 guru dalam jabatan pengawas Isnawati, 2011: 12. Hal ini menyatakan bahwa istilah guru juga
mencakup individu-individu yang melakukan tugas bimbingan dan konseling, supervisi pembelajaran di institusi pendidikan atau sekolah-sekolah negeri dan
swasta, teknisi sekolah, administrator sekolah, dan tenaga layanan bantu sekolah supporting staff untuk urusan-urusan administratif. Guru juga bermakna lulusan
pendidikan yang telah lulus ujian negara government examination untuk menjadi guru, meskipun belum secara aktual bekerja sebagai guru. Bahkan, Marno dan Idris
menyatakan bahwa dalam wacana yang lebih luas, istilah guru bukan hanya sebatas pada lembaga persekolahan atau lembaga keguruan semata. Istilah guru sering
dikaitkan dengan istilah bangsa sehingga menjadi guru bangsa. Istilah ini muncul ketika sebuah bangsa mengalami kegoncangan struktural dan kultural sehingga
hampir-hampir terjerumus dalam kehancuran. Guru bangsa adalah orang yang dengan keluasan pengetahuan, keteguhan komitmen, kebebasan jiwa dan pengaruh,
serta keteladanannya dapat mencerahkan bangsa dari kegelapan. Guru bangsa dapat
lahir dari ulama atau agamawan, intelektual, pengusaha pejuang, birokrat, dan lain- lain. Dengan demikian, istilah guru mengandung nilai, kedudukan, dan peran mulia.
Karena itu, di dunia ini banyak orang yang bekerja sebagai guru, akan tetapi mungkin hanya sedikit yang bisa menjadi guru, yaitu yang bisa digugu dan ditiru.
Kedudukan guru dipertegas dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 Pasal 10 bahwa guru dikatakan sebagai tenaga profesional yang
mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai
dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu Sanjaya, 2008: 19. Hal ini berarti bahwa guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan
sistem pendidikan. Oleh karena itu, kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan
hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya.
Mulyasa 2011: 48-50 menguraikan bahwa guru merupakan representasi orang yang ucapan dan tindakannya perlu digugu dan ditiru. Guru sebagai orang
yang siap dicaci-maki dan dibenci, namun tidak pernah membalasnya. Guru adalah orang yang rela berkorban untuk anak didik dan masyarakat di sekitarnya. Guru
adalah pelopor perubahan masyarakat dengan tanpa membawa implikasi negatif. Guru merupakan sosok orang yang ingin tahu pada semua hal untuk disampaikan
pada anak didiknya. Guru adalah bentuk manusia yang tidak bangga ketika disanjung dan tidak sedih ketika dicaci maki. Guru adalah insan moderat, tidak
ambisius, tanpa pamrih, tidak cepat tersinggung, tidak suka marah, tidak membenci,
tidak pernah putus asa, dan tidak sulit memaafkan anak didiknya. Guru adalah manusia cinta, pengembang, dan pengamal pengetahuan. Guru adalah sosok orang
yang mempunyai ilmu pengetahuan lebih bila dibanding orang lain. Lebih dari itu, Mulyasa menjelaskan bahwa guru adalah orang yang selalu
memberi pengaruh secara abadi, tetapi tidak tahu kapan pengaruh itu berhenti. Guru merupakan sosok manusia pewaris dan penerus berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi. Guru adalah mitra belajar siswa tanpa syarat. Guru merupakan pribadi yang utuh untuk merubah perilaku dan kepribadian siswa. Guru adalah
manusia yang memikul beban penderitaan siswa dalam belajar. Guru adalah seseorang yang mampu memprediksi sesuatu yang akan terjadi. Guru adalah bentuk
manusia yang berpegang pada prinsip, jika melakukan ia paham. Dan guru adalah figur manusia yang mampu melihat realitas alam untuk anak didiknya.
Hal senada dipertegas oleh Fanany 2013: 49 bahwa guru adalah sosok manusia yang harus digugu dan ditiru. Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah
lembaga pendidikan. Guru adalah sales agent dari lembaga pendidikan. Guru juga merupakan ujung tombak pendidikan. Karena itu, baik buruknya perilaku atau cara
mengajar guru akan sangat mempengaruhi citra lembaga pendidikan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan guru adalah seorang pendidik
yang memiliki aneka kemampuan dalam bidang pendidikan, baik secara pedagogis, sosial, kepribadian, profesional, dan akademis. Artinya, kelima kompetensi tersebut
harus dimiliki oleh guru agar ia mampu berkreativitas dalam pengajaran, mampu mempersiapkan pengajaran, mampu melaksanakan pengajaran secara jelas, riang,
gembira, humoris, disiplin, bersahabat, perhatian, tegas, menguasai kelas, sabar,
menyenangkan, tidak membeda-bedakan siswa, dan mampu membangkitkan semangat belajar pada siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang bisa memperoleh ilmu, prestasi, pangkat, kedudukanjabatan dan lain sebagainya adalah berkat seorang
guru. Orang bisa bekerja dan bisa menguasai pekerjaannya itu juga berkat seorang guru. Seseorang bekerja, berbisnis, berdagang, semuanya itu perlu guru walaupun
tidak harus guru yang ada di sekolah.
3. Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar a. Pengertian