7 Penilaian Sebenarnya Authentic Assessment
Penilaian nyata Hamdayama 2014:54 adalah proses yang dilakukan guru untuk menyimpulkan informasi tentang perkembangan belajar
yang dilakukan siswa. Penilaian ini dilakukan ketika pembelajaran berlangsung bukan pada penilaian akhir pembelajaran. Pengamatan
dapat dilakukan dikelas maupun diluar kelas. Kemajuan belajar siswa dilihat dari proses bukan semata-mata dari hasil belajar. Penilaian
bukan hanya dari guru tetapi dapat juga dari teman atau orang lain. Berdasarkan pendapat dari para ahli, peneliti mengambil langkah-
langkah dalam penelitian yaitu relating, eksperiencing, applying,
cooperting, dan transferring.
B. Penelitian yang Relevan
Ada tiga hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini, peneliti akan memaparkan beberapa penelitian yang relevan. Pertama, penelitian ini dari
Sutinah 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Pada Operasi Penjumlahan Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL Siswa Kelas IV B Kebonagung Imogiri
Bantul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan model pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching and
Learning CTL yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika kelas IV B Kebonagung Imogiri Bantul Yogyakarta. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV B Kebonagung Imogiri Bantul Yogyakarta berjumlah 17 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
Matematika melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan
ketuntasan belajar dengan persentase pra-tindakan sebesar 41,18, siklus I sebesar 70,59 dan pada siklus II sebesar 94,12. Nilai rata-rata hasil tes pada
pra-tindakan sebesar 74,00; siklus I sebesar 75,91; sedangkan pada siklus II sebesar 81,44 terjadi peningkatan sebesar 5,53. Dengan demikian setiap siklus
mengalami peningkatan pada hasil belajarnya. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Prafitriani 2014 dengan judul
“Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika pada siswa kelas IVA SD Negeri Margoyasan
”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika
menggunakan model pembelajaran kontekstual dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika pada siswa kelas IVA SD Negeri Margoyasan Tahun
Ajaran 20142015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis dan Taggart. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IVA SD
Negeri Margoyasan yang berjumlah 17 siswa. Objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis matematika. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi, pedomanwawancara, soal tes, dan catatan lapangan. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika. Peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematika siswa ditunjukkan dengan penilaian kognitif yang diperoleh siswa pada setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil analisis prates sampai
akhir siklus II. Rata-rata skor kemampuan berpikir kritis yang dicapai siswa yaitu dari
prates ke siklus I naik sebesar 17 dari 60 menjadi 77 dan pada siklus I ke siklus II naik 3 dari 77 menjadi 80. Persentase ketuntasan siswa dalam
kemampuan berpikir kritis telah memenuhi 88 siswa memenuhi KKM dan rata- rata persentase kemampuan berpikir kritis matematika pada kategori baik dengan
persentase 80 sehingga proses pembelajaran menggunakan model tersebut berhasil.
Ketiga, penelitian ini dari Rusmiati 2012 dengan judul penelitian “Penerapan Model Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan
Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas III SDN 07 Sungai Soga Bengkayang”. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada siklus pertama dan siklus kedua secara
keseluruhan menunjukan adanya peningkatan. Jumlah siswa yang aktif pada siklus pertama 31, pada siklus kedua sebesar 83,41, meningkat menjadi
52,41 dan terjadi penurunan jumlah siswa dengan kriteri tidak aktif dari 69 pada siklus pertama menjadi 16,59.
Dari ketiga hasil penelitian di atas, belum ada peneliti yang membahas mengenai penerapan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 pada Materi Operasi Hitung Campuran Bilangan bulat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
penerapan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V
SD Negeri Tidar 1 pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan bulat. Berikut literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Berikut literatur map yang peneliti ambil :
Gambar 2.1 Literature Map Penelitian
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Pada Operasi Penjumlahan Pecahan
Melalui Pendekatan Contextual Teaching and
Learning CTL Siswa Kelas IV B Kebonagung
Imogiri Bantul 2011 Penerapan Model
Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika pada
Siswa kelas IVA SD Negeri Margoyasan
2008 Penerapan Model
Contextual Teaching and Learning Untuk
Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas
III SDN 07 Sungai Soga Bengkayang 2010
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SD NEGERI TIDAR 1 DALAM MATA
PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL 2016
C. Kerangka Berpikir