Emulsifikasi trigliserida Absorbsi dan transport trigliserida

Triasilgliserol atau trigliserida merupakan jenis lemak yang dominan terdapat di dalam makanan tinggi lemak. Makanan harus dipecah agar dapat diabsorbsi menjadi gliserol dan asam lemak. Sebagian besar orang bisa mengasorbsi 95 dari makanan yang dikonsumsi. Trigliserida merupakan lemak netral dan bersifat hidrofobik, sehingga bila dicampur dengan air maka akan terpisah. Enzim memiliki muatan positif dan negatif dan bersifat hidrofilik yang dapat bercampur dengan air karena bersifat polar. Lemak terlebih dahulu harus mengalami proses emulsifikasi agar lemak dapat bercampur dengan air dan enzim dapat bekerja dalam pencernaan Almatsier, 2009.

4. Emulsifikasi trigliserida

Waktu lemak memasuki usus halus, hormon kolesitokinin akan memberi isyarat kepada kandung empedu untuk mengeluarkan cairan empedu. Cairan empedu berperan sebagai bahan untuk mengemulsi lemak Almatsier, 2009. Asam empedu dibuat oleh hati dari kolesterol dan kemudiaan disimpan dalam kantung empedu hingga saat diperlukan. Di dalam saluran empedu, cairan empedu berada dalam bentuk asam empedu dan konjugatnya yang diasumsikan berada dalam bentuk garam, sehingga sering disebut dengan istilah garam empedu Murray, et al., 2006. Keistimewaan asam empedu terletak pada struktur molekulnya. Salah satu ujung molekulnya terdapat rantai samping yang terdiri dari asam amino yang berfungsi untuk menarik air. Sisi yang lain terdapat sterol yang berfungsi menarik lemak. Proses emulsifikasi lemak Gambar 2 terjadi di usus halus yaitu di duodenum Almatsier, 2009. Gambar 2. Mekanisme Emulsifikasi Membentuk Misel Sherwood, 2007

5. Absorbsi dan transport trigliserida

Absorbsi lipid terjadi dalam jejunum. Hasil pencernaan lipid digliserida, monogliserida, gliserol dan asam lemak diabsorbsi kedalam membran mukosa usus halus dengan difusi pasif. Proses difusi terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi pada membran mukosa usus halus. Perbedaan konsentrasi ini disebabkan karena adanya protein pengikat asam lemak yang akan segera mengikat asam lemak untuk memasuki sel Gambar 3. Setelah menembus mukosa usus, asam lemak akan mengalami esterifikasi menjadi monogliserida kembali yang dikatalis oleh asetil Ko-A dan kolesterol asiltransferase Almatsier, 2009. Trigliserida dan lipid besar lainya kolesterol dan fosfolipid yang terbentuk di dalam usus akan bergabung dengan dengan protein-protein khusus membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein. Lipoprotein yang terbentuk akan diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah. Trigliserida diangkut oleh lipoprotein yang disebut kilomikron. Kilomikron merupakan tetesan lipid besar yang terdiri dari trigliserida, kolesterol, fosfolipid dan protein apolipoprotein A dan B. Lipoprotein ini akan membentuk selaput yang membungkus lipid didalamnya sehingga akan bebas didalam aliran darah yang sebagian besar terdiri dari air. Dalam darah trigliserida yang ada pada kilomikron dipecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh lipoprotein lipase yang berada sel endotel kapiler Almatsier, 2009. Gambar 3. Mekanisme Absorbsi Dan Transport Trigliserida Sherwood, 2007 Asam lemak bebas dalam tubuh akan diabsorbsi oleh sel otot, sel lemak dan sel-sel lainya. Asam lemak ini dapat langsung digunakan sebagai sebagai zat energi atau disimpan, dan bila dibutuhkan akan diubah kembali menjadi trigliserida. Bila trigliserida telah terpisah dari kilomikron, sisanya yaitu kolesterol dan dan protein dibawa ke hati untuk dimetabolisme lebih lanjut Almatsier, 2009. Trigliserida tidak hanya berasal dari lemak makanan asam lemak jenuh dan tidak jenuh, tetapi juga berasal dari makanan yang mengandung karbohidrat sederhana dan kompleks. Trigliserida yang ada dalam epithel usus selama absorbsi lemak, akan diekskresikan ke dalam limpa dalam bentuk kilomikron dan dalam bentuk inilah lemak ditransfer ke jaringan –jaringan di seluruh tubuh Ganong, 1995. Batas kadar trigliserida pada manusia dapat dilihat pada Tabel I. Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida Manusia Menurut Dipiro 2008 Kategori Kadar Trigliserida mgdL Normal Batas tinggi Tinggi Sangat tinggi 150 150-199 200-499 ≥ 500 Dipiro, et.al., 2008.

B. Lipoprotein

Dokumen yang terkait

Substitusi Tepung Pisang Awak Masak (Musa Paradisiaca Var. Awak) dan Kecambah Kedelai (Glycine Max) pada Pembuatan Biskuit Serta Daya Terima

7 79 106

Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca) Terhadap Daya Terima Kue Donat

29 178 110

Efek pemberian jus buah pisang ambon (Musa paradisiace var. sapientum (L.) Kunt.) terhadap kadar glukosa darah tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa.

0 0 8

Efek pemberian jus buah pisang kepok (Musa paradisiaca forma typica) terhadap kadar glukosa darah tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa.

0 5 10

Efek pemberian serbuk buah pisang kepok (Musa x paradisiaca L. (pro sp.)) terhadap kadar kolesterol darah tikus jantan galur wistar.

0 1 118

Efek pemberian jus buah pisang kepok (Musa paradisiaca forma typica) terhadap kadar glukosa darah tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa.

0 0 11

Efek pemberian jus buah pisang ambon (Musa paradisiace var. sapientum (L.) Kunt.) terhadap kadar glukosa darah tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa

0 0 6

Efek pemberian jus buah pisang kepok (Musa paradisiaca forma typica) terhadap kadar glukosa darah tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa

0 4 8

Efek pemberian serbuk buah pisang kepok (Musa x paradisiaca L. (pro sp.)) terhadap kadar kolesterol darah tikus jantan galur wistar

0 4 116

Efek pemberian serbuk buah pisang kepok (Musa x paradisiaca L. (pro sp.)) terhadap kadar trigliserida darah tikus jantan galus wistar - USD Repository

0 0 116