f. Pakan tinggi lemak Pakan tinggi lemak dibuat dari campuran kuning telor ayam, minyak babi
dan AD II, dengan perbandingan 2:1:1 dibuat dalam bentuk pelet. g. Larutan CMC 1 bv
Serbuk CMC dibuat menjadi larutan dengan konsentrasi 1 bv. h. Senyawa pembanding
Senyawa pembanding yang digunakan adalah tablet simvastatin generic 20 mg.
2. Instrumen penelitian
Alat atau instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat alat gelas, oven, alat timbang elektrik Mettler Toledo AB 204, Switzerland, alat
penyerbuk grinder, ayakan berukuran 80 mesh, mesin pelet, pipa hematokrit non- heparin, set metabolit cage, serum tube 6 cc BD Vacutainer, spuit injeksi peroral
2,5 cc dan 5 cc, penangas air.
D. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi tanaman
Determinasi dilakukan dengan menyamakan ciri-ciri buah pisang kepok Musa x paradisiaca L. pro sp. dengan website
www.plantamor.com dan buku
Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.
2. Pengumpulan bahan
Buah pisang kepok Musa x paradisiaca L. pro sp. yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Mejing wetan RT 01RW 07, Ambarketawang, Gamping,
Sleman. Buah pisang kepok Musa x paradisiaca L. pro sp. yang digunakan adalah buah pisang yang masih mentah berumur 2,5 bulan tanpa kulit.
3. Pembuatan serbuk buah pisang kepok Musa x paradisiaca L. pro sp.
Dari tiga sisir buah pisang kepok yaitu 60 buah pisang kepok 3.600 g yang telah dikumpulkan dipisahkan antara kulit dan daging buahnya kemudian daging
buahnya dipotong-potong dan dikeringkan dalam oven pada suhu 40
o
C – 50
o
C selama ± 24 jam di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan didapatkan buah pisang kepok kering dengan berat 2.046 g. Kemudian buah pisang kepok yang telah kering dikeluarkan
dari oven dan diserbuk dengan mesin grinder Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Serbuk buah pisang kepok Musa x paradisiaca L. pro sp. yang dihasilkan oleh penyerbukan dengan menggunakan grinder diayak dengan menggunakan ayakan
nomor mesh 50 adalah 612 g dari 60 buah pisang kepok. Diasumsikan dengan ayakan nomor mesh 50, partikel serbuk dapat dibuat dalam bentuk sediaan suspensi yang
diberikan pada tikus jantan galur Wistar dengan bantuan spuit peroral. Satu buah pisang kepok dengan berat 60 g menghasilkan 34,1 g buah pisang kepok yang telah
dioven dan 10,2 g serbuk buah pisang kepok.
4. Penetapan dosis serbuk buah pisang kepok Musa x paradisiaca L. pro sp.
Konsentrasi maksimum sediaan serbuk Musa x paradisiaca L. pro sp. yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 bv. Konsentrasi 30 bv
diperoleh dari konsentrasi terpekat yang ditentukan oleh peneliti sebagai konsentrasi maksimal yang masih bisa dikeluarkan melalui spuit untuk tikus
jantan galur Wistar dengan pemberian peroral. Dari konsentrasi maksimum yang diperoleh dapat dihitung besar dosis sediaan serbuk Musa x paradisiaca L. pro
sp. akan diberikan pada tikus jantan galur Wistar dengan menggunakan rumus berikut ini:
D gg BB x BB g = V ml x C gml Volume pemberian pada tikus yang digunakan pada penelitian ini adalah
setengah dari volume maksimal untuk penggunaan peroral pada tikus yaitu 2,5 ml. Volume maksimum pemberian peroral untuk tikus adalah 5 ml. Pada
penelitian ini diasumsikan berat badan maksimal yang digunakan adalah 200 g, maka dosis pemberian untuk tikus dapat ditentukan sebagai berikut:
Dgg BB x BBg = VmL x CgmL
Dgg BB x 200g = 2,5 mL x 30 g100 mL
DggBB =
Dgg BB = 0,75 g 200 g BB
= 3,75 gKg BB ≈ 3,8 gKg BB
Dosis yang diperoleh adalah 3,8 gKg BB. Kemudian dari dosis 3,8 gKg dosis II BB dibuat tiga peringkat dosis dengan mengambil rentang dosis
yang lebih rendah dosis I dan lebih tinggi dosis III. Untuk mendapatkan dosis yang diinginkan diperlukan faktor pengali dan pembagi. Pada penelitian ini
faktor pengali dan pembagi yang digunakan adalah 2. Oleh sebab itu, tiga peringkat dosis yang digunakan adalah 1,9 gKg BB ; 3,8 gKg BB ; dan 7,6
gKg BB.
5. Pembuatan larutan CMC 1 bv