Kelayakan Analisis Kelemahan Penelitian

b. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini selalu berganti disetiap pertemuan. Siswa tidak mengetahui kalau proses pembelajaran juga menggunakan lembar observasi, sehingga dikelas tersebut ada siswa yang fokus pada proses pembelajaran, ada juga siswa yang kurang fokus dalam proses pembelajaran.

c. Kuis

Kuis diberikan disetiap akhir pertemuan yaitu pada tanggal 23 April 2015 dan 25 April 2015. Kuis pada pertemuan pertama diikuti oleh 31 siswa, sedangkan kuis pada pertemuan kedua diikuti oleh 29 siswa. Masing-masing siswa yang tidak mengikuti kuis adalah siswa yang tidak masuk karena sakit dan karena lomba untuk mewakili sekolah. Berikut data nilai kuis pertemuan I dan pertemuan II : Tabel 4.3 Data Mentah Skor Kuis Siswa, n=29 Siswa Skor Kuis I Skor Kuis II Rata-Rata 1 2 3 4 S1 100 100 100 S2 100 100 100 S3 100 75 87,5 S4 100 100 100 S5 100 25 62,5 S6 100 50 75 S7 100 100 100 S8 100 100 100

d. Kuisioner Motivasi

Kuisioner motivasi diambil bersamaan dengan tes hasil belajar namun dalam waktu yang berbeda. Kuisioner motivasi terdiri dari 20 pernyataan, dengan 5 pilihan jawaban, adalah sebagai berikut: 1 2 3 4 S9 70 100 85 S10 100 100 100 S11 90 100 95 S12 100 100 100 S13 80 50 65 S14 100 100 100 S15 100 100 100 S16 100 100 100 S17 100 50 75 S18 100 100 100 S19 100 100 100 S20 100 100 100 S21 100 100 100 S22 100 50 75 S23 90 100 95 S24 100 100 100 S25 90 45 S26 100 100 100 S27 100 100 100 S28 90 25 57,5 S29 100 100 100 Tabel 4.4 Data Skor Kuisioner Motivasi, n=29

e. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar diberikan ketika materi telah selesai dipelajari. Tes hasil belajar diberikan dengan tujuan mengetahui tingkat pemahaman siswa. Dari hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes dan dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM = 75. Data hasil belajar siswa adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Data Mentah Tes Hasil Belajar, n=29 Siswa Skor Tes Hasil Belajar Siswa S1 93,8 S2 100 S3 75 S4 42,5 S5 75 S6 81,3 S7 100 S8 68,8 S9 100 S10 75 S11 68,8 S12 87,5 S13 76,3 S14 100 S15 86,3 S16 81,3 S17 81,3 S18 56,3 S19 37,5 S20 56,3 S21 67,5 S22 56,3 S23 87,5 S24 62,5 S25 100 S26 75 S27 37,5 S28 62,5 S29 87,5 Dari data tes hasil belajar yang diperoleh, terdapat 18 siswa yang nilainya ≥ 75.

C. Analisis Data 1. Analisis Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP a. Pertemuan I, dengan skor keseluruhan adalah 21 Skor keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang diperoleh adalah 21, sehingga keterlaksanaan RPP menurut observer dalam hal ini peneliti adalah : Keterlaksanaan = ଶଵ ଶଵ × 100 = 100 Dengan hasil prosentase keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang diperoleh adalah 100 . Sehingga guru dapat melaksanakan semua kegiatan dalam RPP dengan baik. b. Pertemuan II, dengan skor keseluruhan adalah 20 Skor keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang diperoleh adalah 20, sehingga keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP menurut observer dalam hal ini peneliti adalah : Keterlaksanaan = ଶ଴ ଶ଴ × 100 = 100 . Dari hasil yang diperoleh prosentase keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang diperoleh adalah 100 . Sehingga guru dapat melaksanakan semua kegiatan dalam RPP dengan baik.

2. Analisis Lembar Observasi Siswa

Pada Lembar observasi siswa terlampir dapat dianalisa sebagai berikut : a. Observasi tanggal 22 April 2015 Pada tanggal 22 April 2015, peneliti melakukan observasi pada kelas VII-D, pada observasi tersebut menghasilkan : 1 Kesiapan Siswa a Siswa siap mengikuti proses pembelajaran. b Siswa siap untuk mendengarkan apersepsi dari guru, sebelum memulai proses pembelajaran. c Siswa tidak menyiapkan dan membaca buku referensi. d Siswa mencatat materi di dalam buku tulis masing- masing. 2 Partisipasi Siswa a Siswa mau memperhatikan penjelasan guru atau teman lain. b Siswa mau mengemukakan pendapat. c Siswa mau mencoba mengerjakan jika diberi soal. d Siswa tidak berani mempresentasikan hasil kerja di depan kelas. 3 Keaktifan Siswa a Siswa berani bertanya pada guru dengan materi pembelajaran yang sedang berlangsung. b Siswa tidak mau menanggapi pembahasan pembelajaran yang sedang berlangsung. c Siswa mau menjawab pertanyaan pada saat presentasi berlangsung. d Siswa tidak mau memberikan kritik atau saran dengan maksud untuk perbaikan. 4 Motivasi a Siswa mau menghargai dan menerima pendapat teman lain. b Siswa peduli dengan keberhasilan atau pemahaman teman. c Siswa menunjukkan antusiasme pada saat pembelajaran matematika berlangsung. b. Pertemuan I tanggal 23 April 2015 Pada tanggal 23 April 2015, peneliti melakukan observasi kembali dalam pembelajaran matematika menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions, menghasilkan : 1 Kesiapan Siswa, Siswa siap mengikuti proses pembelajaran, mendengarkan apersepsi guru, menyiapkan dan membaca buku referensi, dan mencatat materi di dalam buku tulis masing-masing. 2 Pada saat pembagian kelompok suasana kelas menjadi gaduh, siswa tidak mau berkelompok dengan kelompok heterogen, sikap guru memaksa siswa tersebut untuk berkelompok. 3 Setelah berdiskusi menggunakan media LKS dengan materi persegipanjang dan persegi, topik menentukan pengertian persegipanjang dan persegi beserta sifat-sifatnya, dengan teman kelompok heterogen, siswa cukup antuasias, dan memberikan pendapat masing-masing. 4 Pada saat presentasi kelompok, semua kelompok mendapat giliran untuk menyampaikan pendapat, dengan diwakili oleh perwakilan kelompok. 5 Ketika presentasi sudah selesai, guru menyampaikan kesimpulan dari hasil diskusi, para siswa mendengarkan dan mencatat dalam buku catatan. 6 Setelah pembelajaran selesai, ada sisa waktu 10 menit untuk mengerjakan kuis, siswa mengerjakan kuis dengan tenang, dan mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu. c. Pertemuan II tanggal 25 April 2015 Pada pertemuan II hasil observasi tidak jauh beda dengan hasil observasi pada pertemuan I, pada pertemuan II menghasilkan : 1 Pada saat disuruh berkelompok, siswa langsung menempatkan diri di dalam kelompoknya, 2 Setelah berdiskusi menggunakan media LKS dengan materi persegipanjang dan persegi, topik menentukan keliling dan luas persegipanjang serta persegi, dengan teman kelompok heterogen, siswa cukup antusias, dan memberikan pendapat masing- masing. 3 Pada saat presentasi kelompok, semua kelompok mendapat giliran untuk menyampaikan pendapat, dengan diwakili oleh perwakilan kelompok. 4 Ketika presentasi sudah selesai, guru menyampaikan kesimpulan dari hasil diskusi, para siswa mendengarkan dan mencatat dalam buku catatan. 5 Setelah pembelajaran selesai, ada sisa waktu 15 menit untuk mengerjakan kuis, siswa mengerjakan kuis dengan tenang, dan mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu.

3. Analisis Kuis

Berdasarkan skor kuis tiap pertemuan yang diperoleh siswa, maka dapat dianalisis sebagai berikut : Tabel 4.6 Analisis Nilai Kuis Siswa Siswa Skor Kuis I Skor Kuis II Rata- Rata Keterangan Kriteria Pencapaian 1 2 3 4 5 6 S1 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S2 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S3 100 75 87,5 Tuntas Sangat Baik S4 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S5 100 25 62,5 Tidak Tuntas Cukup Baik S6 100 50 75 Tuntas Baik S7 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S8 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S9 70 100 85 Tuntas Sangat Baik S10 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S11 90 100 95 Tuntas Sangat Baik S12 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S13 80 50 65 Tidak Tuntas Cukup Baik S14 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S15 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S16 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S17 100 50 75 Tuntas Baik S18 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S19 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S20 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S21 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S22 100 50 75 Tuntas Baik S23 90 100 95 Tuntas Sangat Baik S24 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S25 90 45 Tidak Tuntas Sangat Kurang Baik S26 100 100 100 Tuntas Sangat Baik 1 2 3 4 5 6 S27 100 100 100 Tuntas Sangat Baik S28 90 25 57,5 Tidak Tuntas Kurang Baik S29 100 100 100 Tuntas Sangat Baik Hasil skor kuis siswa jika dikelompokkan berdasarkan kriteria efektifitas hasil belajar secara kualitatif adalah sebagai berikut : a. Persentase efektifitas nilai kuis sangat tinggi nilai ≥80 ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ = ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௠௣௘௥௢௟௘௛௡௜௟௔௜ஹ଼଴ ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௡௚௜௞௨௧௜௞௨௜௦ ×100 = ଶଶ ଶଽ × 100 = 75,88 b. Persentase efektifitas nilai kuis tinggi nilai ≥70 ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ = ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௠௣௘௥௢௟௘௛௡௜௟௔௜ஹ଻଴ ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௡௚௜௞௨௧௜௞௨௜௦ × 100 = ଷ ଶଽ × 100 = 10, 34 c. Persentase efektifitas nilai kuis cukup nilai ≥60 ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ = ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௠௣௘௥௢௟௘௛௡௜௟௔௜ஹ଺଴ ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௡௚௜௞௨௧௜௞௨௜௦ × 100 = ଶ ଶଽ × 100 = 6,90 d. Persentase efektifitas nilai kuis rendah nilai ≥50 ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ = ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௠௣௘௥௢௟௘௛௡௜௟௔௜ஹହ଴ ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௡௚௜௞௨௧௜௞௨௜௦ × 100 = ଵ ଶଽ × 100 = 3,44 e. Persentase efektifitas nilai kuis sangat rendah nilai 50 ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ = ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௠௣௘௥௢௟௘௛௡௜௟௔௜ழହ଴ ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௡௚௜௞௨௧௜௞௨௜௦ ×100 = ଵ ଶଽ × 100 = 3,44 Dari perhitungan persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan kriteria efektifitas nilai kuis secara kualitatif adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Jumlah siswa dan kriteria efektifitas hasil kuis secara kualitatif Jumlah siswa yang memperoleh nilai Efektifitas ≥ 80 22 siswa ≥ 70 3 siswa ≥ 60 2 siswa ≥ 50 1 siswa ≥ 75, 88 Sangat tinggi 75,88 ≥ 86,22 Tinggi 86,22 ≥ 93,12 Cukup 93,12 ≥ 96,56 Rendah 100 1 siswa Sangat Rendah Dari tabel kriteria di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa kriteria efektifitas hasil kuis sangat tinggi yaitu ≥ 75, 88 dengan jumlah 22 siswa, hal tersebut dikarenakan efektifitas sangat tinggi jika memperoleh presentasi ≥ 75 Kartika Budi, 2001:54.

4. Analisis Kuisioner Motivasi Belajar Siswa

Analisis data kuisioner motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Analisis Kuisioner Motivasi Belajar Siswa Siswa Jumlah Skor Presentasi Kualifikasi S1 65 65 Sedang S2 62 62 Sedang S3 71 71 Tinggi S4 72 72 Tinggi S5 69 69 Tinggi S6 73 73 Tinggi S7 63 63 Sedang S8 65 65 Sedang S9 65 65 Sedang S10 66 66 Tinggi S11 71 71 Tinggi S12 71 71 Tinggi S13 67 67 Tinggi S14 74 74 Tinggi S15 70 70 Tinggi S16 72 72 Tinggi S17 61 61 Sedang S18 74 74 Tinggi S19 72 72 Tinggi S20 70 70 Tinggi S21 65 65 Sedang S22 87 87 Sangat Tinggi S23 75 75 Tinggi S24 71 71 Tinggi S25 73 73 Tinggi S26 67 67 Tinggi S27 76 76 Tinggi S28 77 77 Tinggi S29 66 66 Tinggi Hasil motivasi belajar siswa jika dikelompokkan berdasarkan kriteria pencapaian adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Jumlah siswa dalam Kualifikasi Motivasi Belajar Siswa Kualifikasi Jumlah Sangat Tinggi 1 Tinggi 21 Sedang 7 Rendah - Sangat Rendah - Dari data di atas, maka diperoleh 1 siswa memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi, 21 siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, dan 7 siswa yang memiliki motivasi belajar sedang. Maka motivasi belajar siswa yang mencapai kriteria minimal tinggi adalah : ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ = ݆ݑ݈݉ܽℎݏ݅ݏݓܽݕܽ݊݃݉݁݊ܿܽ݌ܽ݅݇ݎ݅ݐ݁ݎ݈݅ܽ݉݅݊݅݉ܽݐ݅݊݃݃݅ ݆ݑ݈݉ܽℎݏ݅ݏݓܽݕܽ݊݃݉݁݊݃݅ݏ݅݇ݑ݅ݏ݅݋݊݁ݎ × 100 = ଶଶ ଶଽ × 100 = 75,86 Hasil motivasi belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions yang mencapai kualifikasi tinggi adalah 75,86 sedangkan sisanya 24,14 hanya mencapai kualifikasi sedang.

5. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan uji coba tes hasil belajar yang terdiri dari 10, mempunyai hasil soal yang valid 6 soal, 2 soal mendekati valid kemudian direvisi, 2 soal tidak valid dan tidak dipakai karena sudah ada yang mewakili dari masing-masing indikator dalam kisi-kisi soal. Selanjutnya nomor soal diurutkan dari nomor 1 sampai dengan nomor 8 dengan kondisi soal sebagai berikut : Tabel 4.10 Tabel Kondisi Soal Nomor Soal Reliabilitas Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda 1 Sedang Tidak Valid direvisi Mudah Jelek 2 Tidak Valid direvisi Mudah Jelek 3 Valid Sukar Minimum 4 Valid Sedang Sangat Baik 5 Valid Sedang Cukup Baik 6 Valid Sedang Sangat Baik 7 Valid Mudah Minimum 8 Valid Sedang Sangat Baik Dengan kondisi soal pada tabel berikut, maka soal tersebut digunakan untuk tes hasil belajar dengan analisis sebagai berikut : Tabel 4.11 Analisis Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siswa Skor Tes Hasil Belajar Siswa Keterangan Kriteria Pencapaian 1 2 3 4 S1 93,8 Tuntas Sangat Baik S2 100 Tuntas Sangat Baik S3 75 Tuntas Baik S4 42,5 Tidak Tuntas Sangat Kurang Baik S5 75 Tuntas Baik S6 81,3 Tuntas Sangat Baik S7 100 Tuntas Sangat Baik S8 68,8 Tidak Tuntas Cukup Baik S9 100 Tuntas Sangat Baik S10 75 Tuntas Baik S11 68,8 Tidak Tuntas Cukup Baik S12 87,5 Tuntas Sangat Baik S13 76,3 Tuntas Baik S14 100 Tuntas Sangat Baik S15 86,3 Tuntas Sangat Baik S16 81,3 Tuntas Sangat Baik S17 81,3 Tuntas Sangat Baik S18 56,3 Tidak Tuntas Kurang Baik S19 37,5 Tidak Tuntas Sangat Kurang Baik S20 56,3 Tidak Tuntas Kurang Baik S21 67,5 Tidak Tuntas Cukup Baik 1 2 3 4 S22 56,3 Tidak Tuntas Kurang Baik S23 87,5 Tuntas Sangat Baik S24 62,5 Tidak Tuntas Cukup Baik S25 100 Tuntas Sangat Baik S26 75 Tuntas Baik S27 37,5 Tidak Tuntas Sangat Kurang Baik S28 62,5 Tidak Tuntas Cukup Baik S29 87,5 Tuntas Sangat Baik Hasil belajar siswa jika dikelompokkan berdasarkan kriteria pencapaian adalah sebagai berikut : Tabel 4.12 Jumlah Siswa dalam Kriteria Pencapaian Hasil Belajar Kriteria Prestasi Jumlah Siswa Sangat Baik 13 Baik 5 Cukup Baik 5 Kurang Baik 3 Sangat Kurang Baik 3 Skor hasil belajar siswa jika dikelompokkan berdasarkan kriteria efektifitas hasil belajar secara kualitatif adalah sebagai berikut : a. Persentase efektifitas nilai tes hasil belajar sangat tinggi nilai≥80 ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ = ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௠௣௘௥௢௟௘௛௡௜௟௔௜ஹ଼଴ ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௡௚௜௞௨௧௜௧௘௦௛௔௦௜௟௕௘௟௔௝௔௥ ×100 = ଵଷ ଶଽ × 100 = 44,84 b. Persentase efektifitas nilai tes hasil belajar tinggi nilai ≥70 ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ = ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௠௣௘௥௢௟௘௛௡௜௟௔௜ஹ଻଴ ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௡௚௜௞௨௧௜௧௘௦௛௔௦௜௟௕௘௟௔௝௔௥ × 100 = ହ ଶଽ × 100 = 17,24 c. Persentase efektifitas nilai kuis cukup nilai ≥60 ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ = ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௠௣௘௥௢௟௘௛௡௜௟௔௜ஹ଺଴ ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௡௚௜௞௨௧௜௧௘௦௛௔௦௜௟௕௘௟௔௝௔௥ × 100 = ହ ଶଽ × 100 = 17,24 d. Persentase efektifitas nilai kuis rendah nilai ≥50 ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ = ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௠௣௘௥௢௟௘௛௡௜௟௔௜ஹହ଴ ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௡௚௜௞௨௧௜௧௘௦௛௔௦௜௟௕௘௟௔௝௔௥ × 100 = ଷ ଶଽ × 100 = 10,34 e. Persentase efektifitas nilai kuis sangat rendah nilai 50 ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ = ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௠௣௘௥௢௟௘௛௡௜௟௔௜ழହ଴ ௃௨௠௟௔௛௦௜௦௪௔௬௔௡௚௠௘௡௚௜௞௨௧௜௧௘௦௛௔௦௜௟௕௘௟௔௝௔௥ × 100 = ଷ ଶଽ × 100 = 10, 34 Dari perhitungan persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan kriteria efektifitas nilai tes hasil belajar secara kualitatif adalah sebagai berikut : Tabel 4.13 Jumlah siswa dan kriteria efektifitas hasil belajar secara kualitatif Jumlah siswa yang memperoleh nilai Efektifitas ≥ 80 13 siswa ≥ 70 5 siswa ≥ 60 5 siswa ≥ 50 3 siswa ≥ 44,84 Sangat tinggi 44,84 ≥ 62,08 Tinggi 62,08 ≥ 79,32 Cukup 79,32 ≥ 89,66 Rendah 100 3 siswa Sangat Rendah Dari tabel kriteria di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa kriteria efektifitas hasil belajar pada kelas VII-D adalah cukup, karena kriteria cukup ≥ 65 Kartika Budi, 2001:54 dan kriteria cukup pada tabel 4.13 dengan kriteria 79,32 ≥ 65. Selanjutnya hasil belajar ditinjau dari kualifikasi ketuntasan dan kriteria pencapaian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.14 Persentasi dan Kualifikasi Hasil Belajar Siswa Persentase Keterangan Kriterian Pencapaian 62,08 Tuntas Baik 17,24 Tidak Tuntas Cukup Baik 10,34 Tidak Tuntas Kurang Baik 10,34 Tidak Tuntas Sangat Kurang Baik Dari tabel kriteria di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa, 62,08 berjumlah 18 siswa nilai tes hasil belajar nya tuntas dengan kriteria pencapaian 13 siswa sangat baik, kemudian 5 siswa dengan kriteria pencapaian baik. Sejumlah 17,24 berjumlah 5 siswa nilai tes hasil belajarnya tidak tuntas dengan kriteria pencapaian cukup baik. 10,34 berjumlah 3 siswa nilai tes hasil belajarnya tidak tuntas dengan kriteria pencapaian kurang baik. 10,34 berjumlah 3 siswa nilai tes hasil belajarnya tidak tuntas dengan kriteria pencapaian sangat kurang baik.

6. Analisis Secara Keseluruhan

Analisis secara keseluruhan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Guru mampu melaksanakan seluruh kegiatan pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 100. b. Hasil observasi siswa menunjukkan siswa yang awalnya kurang antusias menjadi antusias dalam setiap proses pembelajaran. Siswa juga mampu mengikuti alur dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. c. Hasil kuis siswa pada akhir setiap pertemuan, setelah dirata-rata dalam pembelajaran pada materi persegipanjang dan persegi dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mempunyai kriteria efektifitas sangat tinggi, dengan presentase 75,88. d. Seluruh siswa tidak dapat mencapai kriteria yang mempunyai motivasi belajar tinggi, dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan presentase 75,86. e. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada materi persegi panjang dan persegi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiff tipe STAD yang mempunyai kriteria efektifitas cukup dengan persentase 79,32.

D. Pembahasan 1. Pembahasan Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP Dalam proses pembelajaran guru yang paling banyak berperan. Peran guru tersebut, harus sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Dalam penelitian ini, guru mampu melaksanakan semua kegiatan yang tertera dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan I yaitu 100, sedangkan Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan II yaitu 100. Dengan hasil tersebut pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terlaksana dengan baik.

2. Pembahasan Observasi Siswa

Hasil observasi siswa menunjukkan bahwa, kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang pertemuan I kurang baik, pertemuan II sudah melakukan persiapan, contohnya menyiapkan dan membuka buku pelajaran. Siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dimulai dari diskusi dengan kelompok heterogen, dan disitulah masing-masing siswa berpartisipasi dan menyampaikan pendapat masing-masing siswa, setelah diskusi selesai, setiap siswa dalam perwakilan kelompok melakukan presentasi. Setelah presentasi selesai, guru menyampaikan kesimpulan pada setiap proses pembelajaran, dan siswa mendengarkan sambil mencatat kesimpulan dalam buku catatan siswa. Dengan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru dan siswa mampu mengikuti semua kegiatan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan penerapan model pembelajaran tipe STAD.

3. Pembahasan Hasil Kuis Siswa

Hasil kuis siswa dalam setiap pertemuan saat mengikuti pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi persegi panjang dan persegi. Berdasarkan hasil dari kuis siswa setelah di rata-rata terdapat 25 siswa yang nilainya memenuhi kriteria prestasi baik hingga sangat baik, 2 siswa yang nilainya memenuhi kriteria prestasi cukup baik, 1 siswa yang nilainya memenuhi kriteria prestasi kurang baik, dan 1 siswa yang nilainya memenuhi kriteria prestasi sangat kurang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil kuis siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai kriteria efektifitas sangat tinggi dengan presentase 75,88. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa telah mengerti dan memahami materi persegipanjang dan persegi disetiap pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4. Pembahasan Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi persegi panjang dan persegi termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan data kuisioner yang diperoleh 1 siswa mempunyai motivasi belajar sangat tinggi, 21 siswa mempunyai motivasi belajar tinggi, dan 7 siswa mempunyai motivasi belajar sedang. Siswa yang mempunyai motivasi belajar minimal tinggi dalam pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mencapai 75,86. Dengan demikian, siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki motivasi belajar yang tinggi.

5. Pembahasan Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi persegi panjang dan persegi. Berdasarkan hasil dari tes hasil belajar siswa terlihat bahwa terdapat 18 siswa yang nilainya memenuhi kriteria prestasi baik hingga sangat baik, 5 siswa yang nilainya memenuhi kriteria prestasi cukup, 3 siswa yang nilainya memenuhi kriteria prestasi kurang baik, dan 3 siswa yang nilainya memenuhi kriteria prestasi sangat kurang baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mempunyai kriteria efektifitas cukup dengan presentase 72,32. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa telah mengerti dan memahami materi persegipanjang dan persegi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

E. Kelemahan Penelitian

Dari proses belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, terdapat beberapa hambatan sebagai berikut : 1. Kegiatan belajar hanya dilakukan 2 kali pertemuan, sehingga masih ada siswa yang kurang memahami materi dan pada akhirnya mendapat nilai yang kurang memuaskan. 2. Ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran karena sakit, sehingga siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah kurang dari 100. 96

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian di kelas VII-D SMP N 2 Mlati, Sleman, Yogyakarta maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions dapat diterapkan dalam proses pembelajaran matematika pada materi persegipanjang dan persegi di kelas VII-D SMP N 2 Mlati, Sleman, Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan hasil keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang mencapai 100, dan berdasarkan lembar observasi siswa, siswa juga melaksanakan pembelajaran sesuai tuntunan guru, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika di kelas VII-D SMP N 2 Mlati, Sleman, Yogyakarta dengan kriteria motivasi 75,86 dan hasil belajar 79,32. b. Motivasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions mencapai kualifikasi tinggi yaitu 75,86, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan penerapan model pembelajaran tipe STAD Student Team Achievement Divisions pada materi persegipanjang dan persegi berada dalam kategori tinggi. Sedangkan untuk hasil belajar, banyak siswa yang mencapai hasil belajar melebihi kriteria baik dalam pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran tipe STAD Student Team Achievement Divisions pada materi persegipanjang dan persegi adalah 79,32 dan berada pada kriteria efektifitas cukup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sebagian siswa telah memahami dan mengerti materi persegipanjang dan persegi, dan sebagian kecil siswa belum begitu mengerti dan memahami materi persegipanjang dan persegi dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions.

B. Saran

a. Bagi Guru Matematika Dalam proses mengajar, guru dapat menerapkan berbagai model pembelajaran, contohnya model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions. Model pembelajaran ini mengajak siswa untuk melakukan diskusi, dan menyampaikan pendapat pada saat diskusi berlangsung. Sehingga siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru, dan mencatat hal yang dicatat guru dalam papan tulis. b. Bagi Mahasiswa Calon Guru Matematika Bagi calon guru matematika yang akan mengajar, model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk mengajar. c. Bagi Peneliti lain yang melakukan penelitian pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions Pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran tipe STAD Student Team Achievement Divisions berhasil, atau tidaknya bukan hanya ditinjau dari motivasi dan hasil belajar siswa, yaitu dapat ditinjau dari motivasi, minat, hasil belajar, dan hasil wawancara siswa, sehingga untuk penelitian yang akan datang, diharapkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions, dapat ditinjau dari berbagai aspek.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad terhadap penguasaan konsep siswa pada materi bunyi

1 56 180

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (st

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran

0 0 23

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 48