b. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini
selalu berganti disetiap pertemuan. Siswa tidak mengetahui kalau proses
pembelajaran juga
menggunakan lembar
observasi, sehingga dikelas tersebut ada siswa yang fokus pada proses
pembelajaran, ada juga siswa yang kurang fokus dalam proses pembelajaran.
c. Kuis
Kuis diberikan disetiap akhir pertemuan yaitu pada tanggal 23 April 2015 dan 25 April 2015. Kuis pada pertemuan pertama
diikuti oleh 31 siswa, sedangkan kuis pada pertemuan kedua diikuti oleh 29 siswa. Masing-masing siswa yang tidak mengikuti kuis
adalah siswa yang tidak masuk karena sakit dan karena lomba untuk mewakili sekolah. Berikut data nilai kuis pertemuan I dan
pertemuan II :
Tabel 4.3 Data Mentah Skor Kuis Siswa, n=29
Siswa Skor
Kuis I Skor Kuis
II Rata-Rata
1 2
3 4
S1 100
100 100
S2 100
100 100
S3 100
75 87,5
S4 100
100 100
S5 100
25 62,5
S6 100
50 75
S7 100
100 100
S8 100
100 100
d. Kuisioner Motivasi
Kuisioner motivasi diambil bersamaan dengan tes hasil belajar namun dalam waktu yang berbeda. Kuisioner motivasi
terdiri dari 20 pernyataan, dengan 5 pilihan jawaban, adalah sebagai berikut:
1 2
3 4
S9 70
100 85
S10 100
100 100
S11 90
100 95
S12 100
100 100
S13 80
50 65
S14 100
100 100
S15 100
100 100
S16 100
100 100
S17 100
50 75
S18 100
100 100
S19 100
100 100
S20 100
100 100
S21 100
100 100
S22 100
50 75
S23 90
100 95
S24 100
100 100
S25 90
45 S26
100 100
100 S27
100 100
100 S28
90 25
57,5 S29
100 100
100
Tabel 4.4 Data Skor Kuisioner Motivasi, n=29
e. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar diberikan ketika materi telah selesai dipelajari. Tes hasil belajar diberikan dengan tujuan mengetahui
tingkat pemahaman siswa. Dari hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes dan dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
KKM = 75. Data hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Data Mentah Tes Hasil Belajar, n=29
Siswa Skor Tes Hasil
Belajar Siswa
S1 93,8
S2 100
S3 75
S4 42,5
S5 75
S6 81,3
S7 100
S8 68,8
S9 100
S10 75
S11 68,8
S12 87,5
S13 76,3
S14 100
S15 86,3
S16 81,3
S17 81,3
S18 56,3
S19 37,5
S20 56,3
S21 67,5
S22 56,3
S23 87,5
S24 62,5
S25 100
S26 75
S27 37,5
S28 62,5
S29 87,5
Dari data tes hasil belajar yang diperoleh, terdapat 18 siswa yang nilainya ≥ 75.
C. Analisis Data 1. Analisis Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP
a. Pertemuan I, dengan skor keseluruhan adalah 21 Skor keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP yang diperoleh adalah 21, sehingga keterlaksanaan RPP menurut observer dalam hal ini peneliti adalah :
Keterlaksanaan =
ଶଵ ଶଵ
× 100 = 100
Dengan hasil
prosentase keterlaksanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang diperoleh adalah 100 .
Sehingga guru dapat melaksanakan semua kegiatan dalam RPP dengan baik.
b. Pertemuan II, dengan skor keseluruhan adalah 20 Skor keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP yang diperoleh adalah 20, sehingga keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP menurut observer dalam hal ini
peneliti adalah :
Keterlaksanaan =
ଶ ଶ
× 100 = 100 .
Dari hasil
yang diperoleh
prosentase keterlaksanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang diperoleh adalah 100 . Sehingga guru dapat melaksanakan semua kegiatan dalam
RPP dengan baik.
2. Analisis Lembar Observasi Siswa
Pada Lembar observasi siswa terlampir dapat dianalisa sebagai berikut :
a. Observasi tanggal 22 April 2015 Pada tanggal 22 April 2015, peneliti melakukan observasi
pada kelas VII-D, pada observasi tersebut menghasilkan : 1 Kesiapan Siswa
a Siswa siap mengikuti proses pembelajaran. b Siswa siap untuk mendengarkan apersepsi dari guru,
sebelum memulai proses pembelajaran. c Siswa tidak menyiapkan dan
membaca buku referensi.
d Siswa mencatat materi di dalam buku tulis masing- masing.
2 Partisipasi Siswa a Siswa mau memperhatikan penjelasan guru atau
teman lain. b Siswa mau mengemukakan pendapat.
c Siswa mau mencoba mengerjakan jika diberi soal. d Siswa tidak berani mempresentasikan hasil kerja di
depan kelas. 3 Keaktifan Siswa
a Siswa berani bertanya pada guru dengan materi pembelajaran yang sedang berlangsung.
b Siswa tidak
mau menanggapi
pembahasan pembelajaran yang sedang berlangsung.
c Siswa mau
menjawab pertanyaan
pada saat
presentasi berlangsung. d Siswa tidak mau memberikan kritik atau saran
dengan maksud untuk perbaikan. 4 Motivasi
a Siswa mau menghargai dan menerima pendapat teman lain.
b Siswa peduli dengan keberhasilan atau pemahaman teman.
c Siswa menunjukkan
antusiasme pada
saat pembelajaran matematika berlangsung.
b. Pertemuan I tanggal 23 April 2015 Pada tanggal 23 April 2015, peneliti melakukan observasi
kembali dalam pembelajaran matematika menggunakan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions, menghasilkan :
1 Kesiapan Siswa, Siswa siap mengikuti proses pembelajaran,
mendengarkan apersepsi
guru, menyiapkan dan membaca buku referensi, dan
mencatat materi di dalam buku tulis masing-masing. 2 Pada saat pembagian kelompok suasana kelas
menjadi gaduh, siswa tidak mau berkelompok dengan kelompok heterogen, sikap guru memaksa
siswa tersebut untuk berkelompok. 3 Setelah
berdiskusi menggunakan
media LKS
dengan materi persegipanjang dan persegi, topik menentukan pengertian persegipanjang dan persegi
beserta sifat-sifatnya, dengan teman kelompok heterogen, siswa cukup antuasias, dan memberikan
pendapat masing-masing. 4 Pada saat presentasi kelompok, semua kelompok
mendapat giliran untuk menyampaikan pendapat, dengan diwakili oleh perwakilan kelompok.
5 Ketika presentasi
sudah selesai,
guru menyampaikan kesimpulan dari hasil diskusi, para
siswa mendengarkan dan mencatat dalam buku catatan.
6 Setelah pembelajaran selesai, ada sisa waktu 10 menit untuk mengerjakan kuis, siswa mengerjakan
kuis dengan tenang, dan mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu.
c. Pertemuan II tanggal 25 April 2015 Pada pertemuan II hasil observasi tidak jauh beda dengan
hasil observasi pada pertemuan I, pada pertemuan II
menghasilkan : 1 Pada saat disuruh berkelompok, siswa langsung
menempatkan diri di dalam kelompoknya, 2 Setelah
berdiskusi menggunakan
media LKS
dengan materi persegipanjang dan persegi, topik menentukan keliling dan luas persegipanjang serta
persegi, dengan teman kelompok heterogen, siswa cukup antusias, dan memberikan pendapat masing-
masing. 3 Pada saat presentasi kelompok, semua kelompok
mendapat giliran untuk menyampaikan pendapat, dengan diwakili oleh perwakilan kelompok.
4 Ketika presentasi
sudah selesai,
guru menyampaikan kesimpulan dari hasil diskusi, para
siswa mendengarkan dan mencatat dalam buku catatan.
5 Setelah pembelajaran selesai, ada sisa waktu 15 menit untuk mengerjakan kuis, siswa mengerjakan
kuis dengan tenang, dan mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu.
3. Analisis Kuis
Berdasarkan skor kuis tiap pertemuan yang diperoleh siswa, maka dapat dianalisis sebagai berikut :
Tabel 4.6 Analisis Nilai Kuis Siswa
Siswa Skor
Kuis I Skor
Kuis II Rata-
Rata Keterangan
Kriteria Pencapaian
1 2
3 4
5 6
S1 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S2 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S3 100
75 87,5
Tuntas Sangat Baik
S4 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S5 100
25 62,5
Tidak Tuntas Cukup Baik
S6 100
50 75
Tuntas Baik
S7 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S8 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S9 70
100 85
Tuntas Sangat Baik
S10 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S11 90
100 95
Tuntas Sangat Baik
S12 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S13 80
50 65
Tidak Tuntas Cukup Baik
S14 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S15 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S16 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S17 100
50 75
Tuntas Baik
S18 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S19 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S20 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S21 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S22 100
50 75
Tuntas Baik
S23 90
100 95
Tuntas Sangat Baik
S24 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S25 90
45 Tidak Tuntas
Sangat Kurang Baik
S26 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
1 2
3 4
5 6
S27 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
S28 90
25 57,5
Tidak Tuntas Kurang Baik
S29 100
100 100
Tuntas Sangat Baik
Hasil skor kuis siswa jika dikelompokkan berdasarkan kriteria efektifitas hasil belajar secara kualitatif adalah sebagai berikut :
a. Persentase efektifitas nilai kuis sangat tinggi nilai ≥80
ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ =
௨௦௦௪௬ஹ଼ ௨௦௦௪௬௨௧௨௦
×100
=
ଶଶ ଶଽ
× 100 = 75,88
b. Persentase efektifitas nilai kuis tinggi nilai ≥70
ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ =
௨௦௦௪௬ஹ ௨௦௦௪௬௨௧௨௦
× 100 =
ଷ ଶଽ
× 100 = 10, 34
c. Persentase efektifitas nilai kuis cukup nilai
≥60
ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ =
௨௦௦௪௬ஹ ௨௦௦௪௬௨௧௨௦
× 100 =
ଶ ଶଽ
× 100 = 6,90
d.
Persentase efektifitas nilai kuis rendah nilai ≥50
ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ =
௨௦௦௪௬ஹହ ௨௦௦௪௬௨௧௨௦
× 100 =
ଵ ଶଽ
× 100 = 3,44
e. Persentase efektifitas nilai kuis sangat rendah nilai 50
ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ =
௨௦௦௪௬ழହ ௨௦௦௪௬௨௧௨௦
×100 =
ଵ ଶଽ
× 100 = 3,44
Dari perhitungan persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan kriteria efektifitas nilai kuis secara kualitatif adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.7 Jumlah siswa dan kriteria efektifitas hasil kuis secara kualitatif
Jumlah siswa yang memperoleh nilai Efektifitas
≥ 80 22 siswa ≥ 70 3 siswa ≥ 60 2 siswa ≥ 50 1 siswa ≥ 75, 88
Sangat tinggi
75,88 ≥ 86,22
Tinggi
86,22 ≥ 93,12
Cukup
93,12 ≥ 96,56
Rendah
100 1
siswa Sangat Rendah
Dari tabel kriteria di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa kriteria efektifitas hasil kuis sangat tinggi yaitu
≥ 75, 88 dengan
jumlah 22 siswa, hal tersebut dikarenakan efektifitas sangat tinggi jika memperoleh presentasi ≥ 75 Kartika Budi, 2001:54.
4. Analisis Kuisioner Motivasi Belajar Siswa
Analisis data
kuisioner motivasi
belajar siswa
terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Analisis Kuisioner Motivasi Belajar Siswa
Siswa Jumlah Skor
Presentasi Kualifikasi
S1 65
65 Sedang
S2 62
62 Sedang
S3 71
71 Tinggi
S4 72
72 Tinggi
S5 69
69 Tinggi
S6 73
73 Tinggi
S7 63
63 Sedang
S8 65
65 Sedang
S9 65
65 Sedang
S10 66
66 Tinggi
S11 71
71 Tinggi
S12 71
71 Tinggi
S13 67
67 Tinggi
S14 74
74 Tinggi
S15 70
70 Tinggi
S16 72
72 Tinggi
S17 61
61 Sedang
S18 74
74 Tinggi
S19 72
72 Tinggi
S20 70
70 Tinggi
S21 65
65 Sedang
S22 87
87 Sangat Tinggi
S23 75
75 Tinggi
S24 71
71 Tinggi
S25 73
73 Tinggi
S26 67
67 Tinggi
S27 76
76 Tinggi
S28 77
77 Tinggi
S29 66
66 Tinggi
Hasil motivasi belajar siswa jika dikelompokkan berdasarkan kriteria pencapaian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Jumlah siswa dalam Kualifikasi Motivasi Belajar Siswa
Kualifikasi Jumlah
Sangat Tinggi 1
Tinggi 21
Sedang 7
Rendah -
Sangat Rendah -
Dari data di atas, maka diperoleh 1 siswa memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi, 21 siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi, dan 7 siswa yang memiliki motivasi belajar sedang. Maka motivasi belajar siswa yang mencapai kriteria minimal tinggi adalah :
ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ = ݆ݑ݈݉ܽℎݏ݅ݏݓܽݕܽ݊݃݉݁݊ܿܽܽ݅݇ݎ݅ݐ݁ݎ݈݅ܽ݉݅݊݅݉ܽݐ݅݊݃݃݅
݆ݑ݈݉ܽℎݏ݅ݏݓܽݕܽ݊݃݉݁݊݃݅ݏ݅݇ݑ݅ݏ݅݊݁ݎ × 100
=
ଶଶ ଶଽ
× 100 = 75,86
Hasil motivasi belajar matematika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif
tipe STAD
Student Team
Achievement Divisions yang mencapai kualifikasi tinggi adalah
75,86 sedangkan sisanya 24,14 hanya mencapai kualifikasi sedang.
5. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan uji coba tes hasil belajar yang terdiri dari 10, mempunyai hasil soal yang valid 6 soal, 2 soal mendekati valid
kemudian direvisi, 2 soal tidak valid dan tidak dipakai karena sudah ada yang mewakili dari masing-masing indikator dalam kisi-kisi soal.
Selanjutnya nomor soal diurutkan dari nomor 1 sampai dengan nomor 8 dengan kondisi soal sebagai berikut :
Tabel 4.10 Tabel Kondisi Soal
Nomor Soal
Reliabilitas Validitas
Tingkat Kesukaran
Daya Pembeda
1
Sedang Tidak Valid
direvisi Mudah
Jelek 2
Tidak Valid direvisi
Mudah Jelek
3 Valid
Sukar Minimum
4 Valid
Sedang Sangat Baik
5 Valid
Sedang Cukup Baik
6 Valid
Sedang Sangat Baik
7 Valid
Mudah Minimum
8 Valid
Sedang Sangat Baik
Dengan kondisi soal pada tabel berikut, maka soal tersebut digunakan untuk tes hasil belajar dengan analisis sebagai berikut :
Tabel 4.11 Analisis Nilai Tes Hasil Belajar Siswa
Siswa Skor Tes Hasil
Belajar Siswa Keterangan
Kriteria Pencapaian
1 2
3 4
S1 93,8
Tuntas Sangat Baik
S2 100
Tuntas Sangat Baik
S3 75
Tuntas Baik
S4 42,5
Tidak Tuntas Sangat Kurang
Baik S5
75 Tuntas
Baik S6
81,3 Tuntas
Sangat Baik S7
100 Tuntas
Sangat Baik S8
68,8 Tidak Tuntas
Cukup Baik S9
100 Tuntas
Sangat Baik S10
75 Tuntas
Baik S11
68,8 Tidak Tuntas
Cukup Baik S12
87,5 Tuntas
Sangat Baik S13
76,3 Tuntas
Baik S14
100 Tuntas
Sangat Baik S15
86,3 Tuntas
Sangat Baik S16
81,3 Tuntas
Sangat Baik S17
81,3 Tuntas
Sangat Baik S18
56,3 Tidak Tuntas
Kurang Baik S19
37,5 Tidak Tuntas
Sangat Kurang Baik
S20 56,3
Tidak Tuntas Kurang Baik
S21 67,5
Tidak Tuntas Cukup Baik
1 2
3 4
S22 56,3
Tidak Tuntas Kurang Baik
S23 87,5
Tuntas Sangat Baik
S24 62,5
Tidak Tuntas Cukup Baik
S25 100
Tuntas Sangat Baik
S26 75
Tuntas Baik
S27 37,5
Tidak Tuntas Sangat Kurang
Baik S28
62,5 Tidak Tuntas
Cukup Baik S29
87,5 Tuntas
Sangat Baik
Hasil belajar siswa jika dikelompokkan berdasarkan kriteria pencapaian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12 Jumlah Siswa dalam Kriteria Pencapaian Hasil Belajar
Kriteria Prestasi Jumlah Siswa
Sangat Baik 13
Baik 5
Cukup Baik 5
Kurang Baik 3
Sangat Kurang Baik 3
Skor hasil belajar siswa jika dikelompokkan berdasarkan kriteria efektifitas hasil belajar secara kualitatif adalah sebagai berikut :
a. Persentase efektifitas nilai tes hasil belajar sangat tinggi nilai≥80
ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ =
௨௦௦௪௬ஹ଼ ௨௦௦௪௬௨௧௧௦௦
×100
=
ଵଷ ଶଽ
× 100
= 44,84 b.
Persentase efektifitas nilai tes hasil belajar tinggi nilai ≥70
ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ =
௨௦௦௪௬ஹ ௨௦௦௪௬௨௧௧௦௦
× 100
=
ହ ଶଽ
× 100 = 17,24
c. Persentase efektifitas nilai kuis cukup nilai
≥60
݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ =
௨௦௦௪௬ஹ ௨௦௦௪௬௨௧௧௦௦
× 100
=
ହ ଶଽ
× 100 = 17,24
d.
Persentase efektifitas nilai kuis rendah nilai ≥50
ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ =
௨௦௦௪௬ஹହ ௨௦௦௪௬௨௧௧௦௦
× 100
=
ଷ ଶଽ
× 100 = 10,34
e. Persentase efektifitas nilai kuis sangat rendah nilai 50
ܲ݁ݎݏ݁݊ݐܽݏ݁ =
௨௦௦௪௬ழହ ௨௦௦௪௬௨௧௧௦௦
× 100
=
ଷ ଶଽ
× 100 = 10, 34
Dari perhitungan persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan kriteria efektifitas nilai tes hasil belajar secara kualitatif
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.13 Jumlah siswa dan kriteria efektifitas hasil belajar secara kualitatif
Jumlah siswa yang memperoleh nilai Efektifitas
≥ 80 13 siswa ≥ 70 5 siswa ≥ 60 5 siswa ≥ 50 3 siswa ≥ 44,84
Sangat tinggi
44,84 ≥ 62,08
Tinggi
62,08 ≥ 79,32
Cukup
79,32 ≥ 89,66
Rendah
100 3
siswa Sangat Rendah
Dari tabel kriteria di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa kriteria efektifitas hasil belajar pada kelas VII-D adalah cukup, karena
kriteria cukup ≥ 65 Kartika Budi, 2001:54 dan kriteria cukup pada tabel 4.13 dengan kriteria 79,32 ≥ 65. Selanjutnya hasil belajar
ditinjau dari kualifikasi ketuntasan dan kriteria pencapaian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.14 Persentasi dan Kualifikasi Hasil Belajar Siswa
Persentase Keterangan
Kriterian Pencapaian
62,08 Tuntas
Baik 17,24
Tidak Tuntas Cukup Baik
10,34 Tidak Tuntas
Kurang Baik 10,34
Tidak Tuntas Sangat Kurang Baik
Dari tabel kriteria di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa, 62,08 berjumlah 18 siswa nilai tes hasil belajar nya tuntas dengan
kriteria pencapaian 13 siswa sangat baik, kemudian 5 siswa dengan kriteria pencapaian baik. Sejumlah 17,24 berjumlah 5 siswa nilai
tes hasil belajarnya tidak tuntas dengan kriteria pencapaian cukup baik. 10,34 berjumlah 3 siswa nilai tes hasil belajarnya tidak tuntas
dengan kriteria pencapaian kurang baik. 10,34 berjumlah 3 siswa nilai tes hasil belajarnya tidak tuntas dengan kriteria pencapaian
sangat kurang baik.
6. Analisis Secara Keseluruhan
Analisis secara keseluruhan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Guru mampu melaksanakan seluruh kegiatan pada saat proses
pembelajaran dengan
menggunakan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 100.
b. Hasil observasi siswa menunjukkan siswa yang awalnya kurang antusias menjadi antusias dalam setiap proses pembelajaran. Siswa
juga mampu mengikuti alur dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. c. Hasil kuis siswa pada akhir setiap pertemuan, setelah dirata-rata
dalam pembelajaran pada materi persegipanjang dan persegi dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD yang mempunyai kriteria efektifitas sangat tinggi, dengan presentase 75,88.
d. Seluruh siswa tidak dapat mencapai kriteria yang mempunyai motivasi belajar tinggi, dalam pembelajaran matematika dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan presentase 75,86.
e. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada materi persegi panjang dan persegi dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatiff tipe STAD yang mempunyai kriteria efektifitas cukup dengan persentase 79,32.
D. Pembahasan 1. Pembahasan Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP
Dalam proses pembelajaran guru yang paling banyak berperan. Peran guru tersebut, harus sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP. Dalam penelitian ini, guru mampu melaksanakan semua
kegiatan yang
tertera dalam
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP.
Keterlaksanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan I yaitu 100, sedangkan
Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan II yaitu 100. Dengan hasil tersebut pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terlaksana dengan baik.
2. Pembahasan Observasi Siswa
Hasil observasi siswa menunjukkan bahwa, kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang pertemuan I kurang baik,
pertemuan II sudah melakukan persiapan, contohnya menyiapkan dan membuka buku pelajaran. Siswa dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan baik, dimulai dari diskusi dengan kelompok heterogen, dan
disitulah masing-masing siswa berpartisipasi dan menyampaikan pendapat masing-masing siswa, setelah diskusi selesai, setiap siswa
dalam perwakilan kelompok melakukan presentasi. Setelah presentasi selesai,
guru menyampaikan
kesimpulan pada
setiap proses
pembelajaran, dan siswa mendengarkan sambil mencatat kesimpulan dalam buku catatan siswa. Dengan hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa guru dan siswa mampu mengikuti semua kegiatan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan penerapan model
pembelajaran tipe STAD.
3. Pembahasan Hasil Kuis Siswa
Hasil kuis siswa dalam setiap pertemuan saat mengikuti pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada materi persegi panjang dan persegi. Berdasarkan hasil dari kuis siswa setelah di rata-rata terdapat 25 siswa
yang nilainya memenuhi kriteria prestasi baik hingga sangat baik, 2 siswa yang nilainya memenuhi kriteria prestasi cukup baik, 1 siswa
yang nilainya memenuhi kriteria prestasi kurang baik, dan 1 siswa yang nilainya memenuhi kriteria prestasi sangat kurang baik. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hasil kuis siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai kriteria efektifitas
sangat tinggi dengan presentase 75,88. Dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa
telah mengerti
dan memahami
materi
persegipanjang dan persegi disetiap pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
4. Pembahasan Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
materi persegi panjang dan persegi termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan data kuisioner yang diperoleh 1 siswa mempunyai
motivasi belajar sangat tinggi, 21 siswa mempunyai motivasi belajar tinggi, dan 7 siswa mempunyai motivasi belajar sedang. Siswa yang
mempunyai motivasi belajar minimal tinggi dalam pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD mencapai 75,86. Dengan demikian, siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD memiliki motivasi belajar yang tinggi.
5. Pembahasan Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
materi persegi panjang dan persegi. Berdasarkan hasil dari tes hasil belajar siswa terlihat bahwa terdapat 18 siswa yang nilainya memenuhi
kriteria prestasi baik hingga sangat baik, 5 siswa yang nilainya memenuhi kriteria prestasi cukup, 3 siswa yang nilainya memenuhi
kriteria prestasi kurang baik, dan 3 siswa yang nilainya memenuhi kriteria prestasi sangat kurang baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mempunyai kriteria efektifitas cukup dengan
presentase 72,32. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa telah mengerti dan memahami materi persegipanjang dan persegi
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
E. Kelemahan Penelitian
Dari proses belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, terdapat beberapa hambatan sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar hanya dilakukan 2 kali pertemuan, sehingga masih ada siswa yang kurang memahami materi dan pada akhirnya mendapat
nilai yang kurang memuaskan. 2. Ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran karena sakit,
sehingga siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah kurang dari 100.
96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di kelas VII-D SMP N 2 Mlati, Sleman, Yogyakarta maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement
Divisions dapat
diterapkan dalam
proses pembelajaran matematika
pada materi persegipanjang dan persegi di kelas VII-D SMP N 2 Mlati, Sleman, Yogyakarta.
Hal ini
sesuai dengan
hasil keterlaksanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang mencapai 100, dan
berdasarkan lembar observasi siswa, siswa juga melaksanakan pembelajaran
sesuai tuntunan
guru, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Student Team Achievement Divisions dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika di kelas VII-D SMP N 2 Mlati,
Sleman, Yogyakarta dengan kriteria motivasi 75,86 dan hasil belajar 79,32.
b. Motivasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD Student Team Achievement Divisions mencapai
kualifikasi tinggi yaitu 75,86, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika
menggunakan penerapan model pembelajaran tipe STAD Student
Team Achievement
Divisions pada
materi persegipanjang dan persegi berada dalam kategori tinggi.
Sedangkan untuk hasil belajar, banyak siswa yang mencapai hasil belajar melebihi kriteria baik dalam pembelajaran
matematika dengan penerapan model pembelajaran tipe STAD Student
Team Achievement
Divisions pada
materi persegipanjang dan persegi adalah 79,32 dan berada pada
kriteria efektifitas cukup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sebagian
siswa telah
memahami dan
mengerti materi
persegipanjang dan persegi, dan sebagian kecil siswa belum begitu mengerti dan memahami materi persegipanjang dan
persegi dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions.
B. Saran
a. Bagi Guru Matematika Dalam proses mengajar, guru dapat menerapkan berbagai
model pembelajaran, contohnya model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions. Model
pembelajaran ini mengajak siswa untuk melakukan diskusi, dan menyampaikan pendapat pada saat diskusi berlangsung. Sehingga
siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru, dan mencatat hal yang dicatat guru dalam papan tulis.
b. Bagi Mahasiswa Calon Guru Matematika Bagi calon guru matematika yang akan mengajar, model
pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions
bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk mengajar. c. Bagi Peneliti lain yang melakukan penelitian pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team
Achievement Divisions Pembelajaran
matematika dengan
penerapan model
pembelajaran tipe STAD Student Team Achievement Divisions berhasil, atau tidaknya bukan hanya ditinjau dari motivasi dan hasil
belajar siswa, yaitu dapat ditinjau dari motivasi, minat, hasil belajar, dan hasil wawancara siswa, sehingga untuk penelitian yang
akan datang, diharapkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Divisions, dapat ditinjau
dari berbagai aspek.