Model Pembelajaran Kooperatif KAJIAN PUSTAKA
karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang
aneh dalam
cooperative learning
karena mereka
beranggapan telah biasa melakukan pembelajaran cooperative learning
dalam bentuk
belajar kelompok.
Walaupun sebenarnya
tidak semua
belajar kelompok
dikatakan cooperative learning
, seperti dijelaskan Abdulhak 2001:19-20 bahwa “pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing
proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri”.
Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru multi way traffic comunication. Cooperative
learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan
dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa
atau kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan Sanjaya dalam Rusman,
2014:203. Tom V. Savage dalam Rusman, 2014:203 mengemukakan
bahwa cooperative learning adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif
yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem
pembelajaran kooperatif dengan benar dan memungkinkan guru
mengelola kelas
dengan lebih
efektif. Dalam
pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar
dari guru
kepada siswa.
Siswa dapat
saling membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan
sebaya peerteaching lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru.
Model pembelajaran
kooperatif merupakan
model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian
serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin dalam
Rusman, 2014:205 dinyatakan bahwa : a. Penggunaaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan
menghargai pendapat orang lain. b. Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa
dalam berpikir
kritis, memecahkan
masalah, dan
mengintegrasikan pengetahuan
dengan pengalaman.
Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran
kooperatif berbeda
dengan strategi
pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja
sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan materi
pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang
menjadi ciri khas dari cooperative learning. Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai
berikut : a. Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling
membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen seperti yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya mempunyai tiga fungsi, yaitu :
1 Fungsi manajemen
sebagai perencanaan
pelaksanaan menunjukkan
bahwa pembelajaran
kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah
ditentukan. 2 Fungsi
manajemen sebagai
organisasi, menunjukkan
bahwa pembelajaran
kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan dengan efektif. 3 Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan
bahwa dalam
pembelajaran kooperatif
perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk
tes maupun nontes. c. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip
kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik,
pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal
d. Keterampilan bekerja sama Keterampilan bekerja sama itu dipraktikan melalui
aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran
secara
berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi
dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun langkah-
langkah model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Tahap Tingkah Laku Guru
Tingkah Laku Siswa 1
2 3
Tahap 1 Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa Guru menyampaikan tujuan
pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan
menekankan pentingnya
topik yang akan dipelajari dan
memotivasi siswa
belajar Siswa
memperhatikan penjelasan
guru dan
memberi respon
jika guru
melakukan stimulus
Tahap 2 Menyajikan
informasi Guru menyajikan informasi
atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi
atau melalui bahan bacaan Siswa menyimak, dan
bertanya jika ada yang kurang jelas atau belum
dimengerti, siswa aktif
Tahap 3 Mengorganisasikan
siswa ke
dalam kelompok-
kelompok belajar Guru menjelaskan kepada
siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membimbing
setiap kelompok
agar melakukan transisi secara
efektif dan efisien. Siswa berkumpul dalam
kelompok-kelompok heterogen yang dibentuk
oleh guru.
Tahap 4 Membimbing
kelompok bekerja
dan belajar Guru
membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Siswa mengerjakan
tugas dalam kelompok, siswa bertanya kepada
guru berkaitan tentang tugas kelompok, siswa
aktif dalam kelompok, dan saling memberi ide.
Tahap 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi yang telah
dipelajari atau
masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil
kerjanya. Masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil
diskusi, siswa
dalam kelompok
lain boleh
memberikan kritik,
saran, dan pendapat.
1 2
3 Tahap 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari
cara-cara untuk
menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Siswa yang sangat aktif mendapat
penghargaan dari guru.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif Menurut Roger dan David Johnson Lie, 2008 dalam
Rusman, 2014:212 ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif cooperative learning, yaitu seabagai berikut :
a. Prinsip ketergantungan positif positive interdependence, yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam
penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok
ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan
merasakan saling ketergantungan. b. Tanggung jawab perseorangan individual accountability,
yaitu keberhasilan
kelompok sangat
tergantung dari
masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung
jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. c. Interaksi tatap muka face to face promotion interaction,
yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota
kelompok untuk
bertatap muka
melakukan
interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.
d. Partisipasi dan komunikasi participation communication, yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. e. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu
khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya
bisa bekerja sama dengan lebih efektif. 4. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut :
a. Penjelasan materi,
tahap ini
merupakan tahapan
penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahapan
ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
b. Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam
kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. c. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif
bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan
memberikan penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok
akan memberikan
penilaian pada
kemampuan kelompoknya, seperti dijelaskan Sanjaya 2006:247 dalam Rusman, 2014:213. “Hasil akhir
setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam
kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah
nilai bersama
dalam kelompoknya
yang merupakan
hasil kerja
sama setiap
anggota kelompoknya.”
d. Pengakuan tim, adalah penerapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk
kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi
lebih baik lagi. 5. Model-model Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif,
walaupun prinsip
dasar dari
pembelajaran kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis model tersebut, adalah
sebagai berikut : a. Model Student Teams Achievement Division STAD
Student Team
Achievement Divisions
STAD merupakan suatu metode generik tentang pengaturan
kelas dan bukan metode pembelajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan
materi mereka
sendiri. Lembar
tugas dan
kuis disediakan bagi kebanyakan subjek sekolah untuk
siswa, tetapi kebanyakan guru menggunakan materi mereka sendiri untuk menambah atau mengganti
materi-materi lain. b. Model Jigsaw
Model pembelajaran dimana siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa
lain untuk mencapai tujuan bersama. c. Investigasi Kelompok Group Investigation
Model pembelajaran yang berbentuk kelompok, dengan kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri, yang
beranggotakan 2-6 orang, setiap kelompok bebas memilih
subtopik dari
keseluruhan materi
yang diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan
laporan kelompok . Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan
atau memamerkan
laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar
informasi temuan mereka, dikemukakan oleh Burns dalam Rusman, 2014:220.
d. Model Struktural Model pembelajaran yang terstruktur dengan interaksi
siswa didalam kelompok juga terstruktur. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang
berbeda. Perbandingan
karakteristik dari
masing-masing model
pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2 Perbandingan Karakteristik Model-model Pembelajaran Kooperatif
STAD JIGSAW
INVESTIGASI KELOMPOK
STRUKTURAL 1
2 3
4 5
Tujuan Kognitif
Informasi akademik
sederhana Informasi akademik
sederhana Informasi
akademik tingkat tinggi
dan keterampilan
inquiry Informasi
akademik sederhana
Tujuan Sosial
Kerja Kelompok dan kerja sama
Kerja kelompok dan kerja sama
Kerja sama dalam kelompok
kompleks Keterampilan
kelompok dan keterampilan
sosial
Struktur Tim Kelompok
belajar heterogen
dengan 4-5 orang anggota
Kerja kelompok dan kerja sama
Kelompok belajar dengan
5-6 anggota homogen
Bervariasi berdua, bertiga, kelompok
dengan 4-6 anggota
Pemilihan Topik
Pelajaran
Biasanya guru Biasanya guru
Biasanya siswa Biasanya guru
Tugas Utama Siswa dapat
menggunakan lembar kegiatan
dan saling membantu untuk
menuntaskan materi
belajarnya Siswa mempelajari
materi dalam kelompok “ahli”,
kemudian membantu anggota
kelompok “asal” mempelajari materi
itu Siswa
menyelesaikan inquiry komples
Siswa mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan sosial
dan kognitif
1 2
3 4
5 Penilaian
Tes mingguan Bervariasi, dapat
berupa tes mingguan
Menyelesaikan proyek dan
menulis laporan, dapat
menggunakan tes essai
Bervariasi
Pengakuan Lembar
pengetahuan dan publikasi lain
Publikasi lain Lembar
pengetahuan dan publikasi lain
Bervariasi
Sumber : Rusman, 2014:227.