Hasil penelitian Wijaya 2012, faktor risiko terjadinya diare pada balita adalah tingkat pengetahuan ibu, riwayat pemberian ASI, kebiasaan ibu mencuci
tangan, jenis jamban, dan kepadatan lalat.
Berdasarkan hasil penelitian Sinthamurniwaty 2006 faktor-faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap
kejadian diare pada balita umur 0 – 24 bulan adalah status gizi yang rendah, tingkat pendidikan pengasuh yang rendah, dan tidak memanfaatkan sumber air bersih.
2.1.5 Komplikasi Diare
Kebanyakan penderita diare sembuh tanpa mengalami komplikasi, tetapi sebagian kecil mengalami komplikasi, berikut komplikasi pada diare Yongki, 2012
1. Dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit 2. Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah
3. Hipokalemia dengan gejala yang muncul adalah meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada pemeriksaan Electrocardiography EKG
4. Hipoglikemia 5. Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim lactose
6. Kejang 7. Gangguan gizi berupa malnutrisi energi protein karena selain diare penderita juga
sering mengalami muntah dan kelaparan masukan kurang dan keluaran berlebihan
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Penatalaksanaan
Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare pada anak balita baik yang dirawat di rumah sakit maupun dirawat
di rumah, yaitu: 1. Pemberian cairan atau rehidrasi
Pada penderita diare yang harus diperhatikan adalah terjadinya kekurangan cairan atau dehidrasi. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan pemberian cairan, pada
balita biasanya diberikan cairan oralit, air matang, kuah sayur atau air tajin Kemenkes RI, 2011
2. Pemberian Zinc Zinc diberikan untuk mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat
mengembalikan nafsu makan balita. Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit oleh usus halus, meningkatkan proses
regenerasi sel, dan meningkatkan respon imun yang mempercepat pembersihan pathogen dari usus. Zinc mempunyai efek protektif terhadap diare dan
menurunkan kekambuhan diare 15 persen Depkes RI, 2011. 3. Pengobatan dietetik dan pemberian ASI
Pengobatan dietetik adalah pemberian makanan dan minuman khusus untuk menyembuhkan dan menjaga kesehatan. Prinsip pengobatan dietetik yaitu O-B-
E-S-E singkatan dari Oralit, Breast Feeding, Early Feeding, Stimulaneously with Education Suraatmaja, 2007
Universitas Sumatera Utara
4. Pengobatan kausal, pengobatan ini dilakukan setelah diketahui penyebab pasti diare dengan menggunakan antibiotik selektif. Antibiotik dapat diberikan pada
diare berdarah disentri dan kolera. 5. Memberikan nasihat pada ibukeluarga tentang cara pemberian oralit, zinc,
ASImakanan, dan tanda-tanda untuk segera membawa ke petugas kesehatan jika anak mengalami BAB cair lebih sering, muntah berulang-ulang, adanya rasa haus
yang nyata pada anak, anak makanminum sedikit, demam, BAB berdarah, serta diare tidak membaik dalam waktu tiga hari Depkes RI, 2011.
2.1.7 Makanan untuk Anak Penderita Penyakit Diare