Tabel 4.19
Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Diare
pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat
Status Gizi
Diare p
Tidak Ya
Jumlah PR
n n
n
Normal
74 89,2
9 10,8
83 100,0
0,001 5,425
2,604-11,302 Kurang
7 41,2
10 58,8
17 100,0
4.9 Hubungan Higiene dan Sanitasi Makanan Balita dengan Kejadian Diare
pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat
Tabel silang crosstab higiene dan sanitasi makanan yang dibandingkan dengan kejadian diare menunjukkan bahwa dari 20 balita yang higiene dan sanitasi
makanannya tidak baik terdapat 9 balita 45,0 yang menderita diare. Sedangkan, dari 80 balita yang mempunyai higiene dan sanitasi makanan yang baik, ada 10 balita
12,5 yang menderita diare. Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p=0,002 α=0,05, dengan demikian terdapat hubungan antara higiene dan sanitasi makanan
dengan kejadian diare. Nilai Prevalence Ratio sebesar 3,600 dengan 95 CI=1,691- 7,664, artinya balita yang memiliki higiene dan sanitasi makanan yang tidak baik
kemungkinan 3 kali berisiko menderita diare dibandingkan dengan balita yang higiene dan sanitasi makanannya baik seperti terlihat dibawah ini:
Tabel 4.20 Hubungan Higiene dan Sanitasi Makanan dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat
Higiene dan Sanitasi
Makanan Diare
p
Tidak Ya
Jumlah PR
n n
n
Baik 70
87,5 10
12,5 80
100,0 0,002
3,600 1,691-7,664
Tidak baik 11
55,0 9
45,0 20
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.10 Pengaruh Status Gizi, Pola Makan, Higiene dan Sanitasi Makanan terhadap Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur
Darat
Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur dilakukan analisis
multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda. Uji logistik berganda yaitu salah satu pendekatan model statistik untuk menganalisis pengaruh beberapa
variabel independen lebih dari satu terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi. Variabel yang dimasukkan atau terpilih dalam model prediksi
regresi logistik berganda adalah variabel dengan nilai p0,25 berdasarkan hasil uji Chi-Square yaitu pola makan dan uji Fisher’s Exact yaitu status gizi dan higiene
sanitasi makanan dengan metode backward. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi logistik dengan metode backward seperti diujikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.21. Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Berganda Variabel
B Sig.
Exp B
Pola Makan 2,110
0,013 8,245
Status Gizi 2,247
0,001 9,455
Higiene Sanitasi Makanan 1,552
0,022 4,721
Constant -9,893
0,000 0,000
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel status gizi berpengaruh
terhadap kejadian diare pada balita dengan p 0,001 0,05, pola makan juga memengaruhi terjadinya diare pada balita dengan p 0,013 0,05. Demikian pula
halnya dengan higiene dan sanitasi makanan juga berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat dengan p 0,022 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, variabel status gizi diperoleh nilai Exp B sebesar 9,455, sehingga dapat disimpulkan bahwa status gizi balita yang
kurang akan mempunyai kemungkinan 9 kali lebih besar mengalami kejadian diare dibandingkan dengan balita dengan status gizi normal. Variabel pola makan diperoleh
nilai Exp B sebesar 8,245, sehingga dapat disimpulkan bahwa pola makan balita yang tidak baik akan mempunyai kemungkinan 8 kali lebih besar mengalami kejadian
diare dibandingkan dengan balita yang memiliki pola makan yang baik. Variabel higiene dan sanitasi makanan diperoleh nilai Exp B sebesar 4,721, sehingga dapat
disimpulkan bahwa higiene dan sanitasi makanan balita yang tidak baik akan mempunyai kemungkinan 4 kali lebih besar mengalami kejadian diare bila
dibandingkan dengan balita yang mempunyai higiene dan sanitasi makanan yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian, dinyatakan bahwa status gizi, pola makan, higiene dan sanitasi makanan memiliki pengaruh terhadap kejadian diare di wilayah
kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur tahun 2013, dengan nilai percentage correct = 86,0 artinya status gizi, pola makan, higiene dan sanitasi
makanan menjelaskan variasi kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur tahun 2013 sebesar 86,0, selebihnya 14,0
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda tersebut dapat ditentukan
model persamaan regresi logistik berganda yang dapat menafsirkan faktor status gizi, pola makan, higiene dan sanitasi makanan yang berpengaruh terhadap kejadian diare
Universitas Sumatera Utara
di wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur tahun 2013 adalah sebagai berikut:
3 552
, 1
2 247
, 2
1 110
, 2
983 ,
9
1 1
X X
X
e p
+ +
+ −
−
+ =
Keterangan: p
: Probabilitas kejadian diare X
1
: Pola Makan, koefisien regresi 2,110 X
2
: Status Gizi, koefisien regresi 2,247 X3 : Higiene dan sanitasi makanan 1,552
Persamaan di atas menyatakan bahwa balita yang memiliki status gizi kurang, pola makan tidak baik, higiene dan sanitasi makanan tidak baik memiliki
probabilitas sebesar 87,27 untuk menderita diare. Balita yang memiliki status gizi normal, pola makan yang baik, higiene dan sanitasi makanan yang baik memiliki
probabilitas sebesar 1,83 untuk menderita diare.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN