Makanan untuk Anak Penderita Penyakit Diare

4. Pengobatan kausal, pengobatan ini dilakukan setelah diketahui penyebab pasti diare dengan menggunakan antibiotik selektif. Antibiotik dapat diberikan pada diare berdarah disentri dan kolera. 5. Memberikan nasihat pada ibukeluarga tentang cara pemberian oralit, zinc, ASImakanan, dan tanda-tanda untuk segera membawa ke petugas kesehatan jika anak mengalami BAB cair lebih sering, muntah berulang-ulang, adanya rasa haus yang nyata pada anak, anak makanminum sedikit, demam, BAB berdarah, serta diare tidak membaik dalam waktu tiga hari Depkes RI, 2011.

2.1.7 Makanan untuk Anak Penderita Penyakit Diare

Penderita penyakit diare tentu banyak terjadi kehilangan cairan dan zat-zat gizi yang penting bagi tubuh selama episode berlangsungnya penyakit diare. Hal yang pertama diberikan adalah memberikan penggantian cairan yang hilang. Pemberian obat diberikan berdasarkan petunjuk dokter. Pemberian cairan dapat berupa larutan oralit, larutan gula garam, air tajin, air teh dan bagi bayi tetap diberikan air susu ibu ASI. Dalam penatalaksanaan diare, makanan merupakan hal yang penting setelah terapi rehidrasi. Menurut Suharyono 1991, makanan bagi penderita penyakit diare harus dipersiapkan seperti menyiapkan makanan untuk bayi, dengan kata lain makanan untuk penderita diare seyogyanya berupa makanan bayi. Pengelolaan gizi selama menderita penyakit diare perlu diperhatikan kebutuhan normal penderita dan peningkatan kebutuhan gizi anak selama sakit untuk mengejar ketinggalan pertumbuhan, karena pertumbuhan yang lebih cepat akan terjadi sebagai bagian dari Universitas Sumatera Utara penyembuhan Susirah, 1997. Dalam pemberian makanan dan minuman untuk penderita penyakit diare harus diperhatikan higiene sanitasi makanan. Menurut Sudigbia 1992, pengelolaan terapi nutrisi gizi pada penderita penyakit diare perlu diperhatikan: 1. Faktor masukan makanan sebagai akseptabilitas makanan serta pengadaan makanan yang berasal dari bahan lokal dan mudah didapat. 2. Faktor intoleransi laktosa dan malabsorbsi 3. Masalah kehilangan gizi terutama protein dan cairan 4. Katabolisme. Memperhatikan faktor-faktor diatas, maka proses pembuatan makanan untuk penderita penyakit diare selain perlu dipikirkan zat gizinya protein dan kalori juga perlu diperhatikan pula makanan yang mudah diserap oleh villi usus. Bahan makanan yang digunakan harus mudah dicerna karena penderita juga mengalami kekurangan enzim pencernaan Mien, 1987. Adapun aspek-aspek pemberian makanan yang membutuhkan perhatian diantaranya mulai dari pemilihan bahan makanan, penyiapan makanan, jumlah yang diberikan setiap makan, dan frekuensinya Sunoto,1990 Astawan, 2004. Pengaturan diet yang tepat dapat mempercepat proses rehabilitasi dan membatasi kerusakan saluran pencernaan. Hal yang penting untuk diperhatikan bahwa makanan dapat merupakan faktor risiko dan penyebab terjadinya penyakit diare dan dapat pula berperan dalam proses penyembuhan yang dikenal sebagai terapi nutrisi Pritasari, et.al., 1990. Universitas Sumatera Utara Menurut Sudigbia 1994, tujuan utama dari terapi nutrisi adalah pemberian nutrien dengan jumlah dan komposisi yang tepat, sehingga dapat mencukupi metabolisme rumatan yaitu gabungan dari jumlah mekanisme fisiologis dan biokemik yang mampu untuk merawat kondisi tubuh dalam keadaan sehatsegar serta mampu untuk menyelamatkan pertumbuhan dan perkembangan optimal balita. Penatalaksanaan terapi nutrisi baik pada diare akut maupun pada diare kronik sangat ditentukan oleh keterbatasan fungsi digesti usus kecil yang disebabkan oleh kerusakan mukosa usus akibat diare. Berdasarkan aspek-aspek di atas maka pemberian terapi nutrisi dapat ditentukan dengan 1 Mengukur kebutuhan nutrisi anak, 2 Mengukur jumlah kehilangan energi dan nutrien selama diare dengan mengukur jumlah volume tinja.

2.2 Status Gizi

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Balita Pada Penderita Diare dan ISPA di Ruang Rawat Inap Bagian Anak RSU.H.Adam Malik Medan Periode Januari sampai Juni Tahun 2000

1 38 45

Pengaruh Pola Asuh terhadap Status Gizi Anak Balita di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar

3 41 99

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Gizi Kurang pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Tahun 2016

0 1 17

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Gizi Kurang pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Tahun 2016

0 0 2

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Gizi Kurang pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Tahun 2016

0 0 8

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Gizi Kurang pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Tahun 2016

0 0 24

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Gizi Kurang pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Tahun 2016

0 0 4

B. Karakteristik Balita - Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Gizi Kurang pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Tahun 2016

0 0 27

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Diare - Pengaruh Pola Makan, Status Gizi, Higiene dan Sanitasi Makanan terhadap Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur

0 0 45

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Pola Makan, Status Gizi, Higiene dan Sanitasi Makanan terhadap Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur

0 0 9