5.2. Profil PKPBDD 5.2.1. Sejarah Pembentukan PKPBDD
PKPBDD didirikan pada tanggal 30 Oktober 2007 berdasarkan surat keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No. SK04X2007, sedangkan
operasionalnya dilaksanakan mulai tahun 2008. Tujuan PKPBDD yaitu untuk meningkatkan keuntungan petani belimbing dan diharapkan berfungsi sebagai lembaga
keuangan mikro agribisnis yang dapat memfasilitasi permodalan petani. Tugas utama PKPBDD adalah memasarkan belimbing segar dan olahannya. PKPBDD sebagai
lembaga diharapkan mampu mengatasi fluktuasi harga belimbing, sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani belimbing.
Visi PKPBDD adalah Mewujudkan Masyarakat Petani yang Maju dan Sejahtera Bersama Bintang Dewa, sedangkan Misi PKPBDD yaitu :
1. Membangun Agribisnis yang Profesional dan Berorientasi Pasar 2. Membangun sentra-sentra produksi belimbing yang handal guna mendukung
produksi yang berkualitas dan supply yang kontinyu serta jumlah yang mencukupi 3. Mewujudkan lembaga pemasaran yang profesional
4. Mewujudkan belimbing sebagai ikon Kota Depok melalui kebersamaan seluruh masyarakat pertanian
Latar belakang pendirian PKPBDD merupakan gabungan dari tiga koperasi primer di Kota Depok yaitu Koperasi Kontak Kelompok Tani Nelayan Andalan,
Koperasi Maju Bersama dan Koperasi Banjar Sari. Komoditas ketiga koperasi ini beragam yaitu tanaman hias, ikan hias dan belimbing. Adanya program pengembangan
buah belimbing dengan varietas Dewa sebagai ikon Kota Depok mendorong pemerintah Kota Depok untuk mendirikan pusat pemasaran belimbing secara khusus untuk
memfasilitasi petani dalam bidang pemasaran.
5.2.2. Permodalan
Modal utama PKPBDD berasal dari bantuan pemerintah melalui Program Penanggulangan Kemiskinan Indeks Pembangunan Manusia PPK-IPM Propinsi Jawa
Barat senilai satu milyar untuk belimbing segar dan Rp 400.000.000,00 untuk produk olahan belimbing. Sistem pengembalian bantuan modal ini dilakukan dengan cicilan
sebesar Rp 10.000.000,00 tiap bulan. Pada tahun 2009 ini sedang diusahakan kredit dari
Bank Mandiri melalui Program Kredit Bina Lingkungan PKBL untuk petani, dengan bunga enam persen pertahun.
Besarnya pinjaman yang diberikan Bank Mandiri kepada petani berkisar antara Rp 5.000.000,00 sampai Rp 20.000.000,00. PKPBDD berperan sebagai fasilitator dalam
PKBL ini, dimana petani tidak perlu memberikan agunan sebelum mengajukan kredit. Sistem pengembalian pinjaman dilakukan dengan cara memotong unag tabungan petani
untuk tiap bulannya.
5.2.3. Struktur Organisasi
Pelaksanaan tugas harian PKPBDD dipimpin oleh dewan pengurus, yaitu ketua koperasi dibantu oleh bendahara dan sekretaris. Pengurus dipilih berdasarkan kriteria
memiliki pengaruh dan akses dalam menyampaikan informasi serta memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam budidaya dan sistem agribisnis belimbing.
PKPBDD memiliki tiga divisi yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala divisi. Struktur organisasi PKPBDD dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Struktur Organisasi PKPBDD
Sumber : Data PKPBDD Diolah, 2009
Kepala divisi dipilih dan diangkat oleh ketua dengan persetujuan Rapat Anggota, dalam menjalankan tugasnya kepala divisi dibantu oleh beberapa staff. Pada
setiap kecamatan terdapat Koordinator Wilayah KorWil Untuk mempermudah koordinasi dengan petani. Tugas dan Tanggung Jawab Koordinator Wilayah yaitu :
Ketua Koperasi
Divisi Keuangan Divisi Olahan
Divisi Pemasaran Divisi Produksi
Staff Staff
Staff Staff
Staff Staff
Sekretaris Bendahara
1. Menjadi fasilitator PKPBDD dalam membina petani, baik yang berhubungan dengan program internal PKPBDD maupun yang berhubungan dengan program
pihak ketiga Pemerintah 2. Menjamin keberlangsungan penyediaan produksi melalui manajemen produksi di
tingkat petani. 3. Media PKPBDD dalam proses pembinaan dan hubungan bisnis kepada petani.
4. Menjaga hubungan petani dengan pendekatan dan memberikan informasi-informasi yang jelas dan tepat kepada Kelompok taniPetani.
5. Memberikan informasi tentang kenaikan dan penurunan harga beli koperasi kepada Kelompok TaniPetani secara rutin dengan membawa selebaran yang resmi.
6. Melakukan penelitian dan pengembangan yang berhubungan dengan pembinaan petani dan pengembangan hasil produksi, yang selanjutnya disampaikan kepada
manajemenpengurus. 7. Sosialisasi pasca panen untuk para petani khususnya anggota koperasi untuk
penanganan pasca panen di petani yang lebih baik, bekerja sama dengan Dinas Pertanian PPL dan KTNA.
5.3. Karakteristik Petani Responden