36 persepsi masyarakat sekitar, pengunjung, dan unit usaha mengenai keadaan
lingkungan di sekitar lokasi. Indikator yang dinilai yaitu seperti tingkat kebersihan, keadaan kualitas air, kebisingan, dan polusi yang ditimbulkan.
Untuk melihat bagaimana kualitas lingkungan di sekitar TWA Grojogan Sewu, para responden diminta menjawab pertanyaan mengenai bagaimana
persepsi mereka terhadap keadaan kualitas lingkungan yang dapat diurutkan menjadi sangat baik, baik, buruk, dan sangat buruk. Adapun indikator yang
digunakan untuk persepsi kualitas lingkungan dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai
berikut:
Tabel 7. Indikator Persepsi Kualitas Lingkungan dari Keberadaan TWA Grojogan Sewu
No Indikator Penilaian Keterangan
1. Kebersihan
Sangat Baik
Baik
Buruk
Sangat Buruk
Tidak terdapat sampah sama sekali, nyaman, sangat bersih,
tidak timbul bau sama sekali.
Masih terdapat sampah namun tetap terlihat bersih, nyaman, tidak timbul bau sama sekali.
Sampah mulai terlihat banyak, cukup kotor, tidak nyaman,
tidak timbul bau.
Banyak sampah, sangat kotor, menimbulkan bau, sangat tidak nyaman.
2. Kualitas Udara
Sangat Baik
Baik
Buruk
Sangat Buruk
Terasa sangat segar, sangat sejuk, sangat bersih, tidak berbau.
Terasa segar, sejuk, bersih, tidak berbau.
Cukup segar, mengganggu pernafasan, berpolusi.
Kotor dan berpolusi.
3. Kualitas Air
Sangat Baik
Baik
Buruk
Sangat Buruk
Sangat jernih, bersih, menyegarkan, tidak berbau.
Jernih, bersih, tidak berbau.
Cukup kotor, agak berwarna coklat, tidak berbau.
Sangat kotor, berwarna coklat, bau.
4. Kebisingan
Menganggu
Tidak Mengganggu
Berisik, lokasi wisata sangat dipadati oleh penggunjung,
wisatawan merasa tidak nyaman ketika beraktivitas.
Jumlah pengunjung tidak terlalu banyak, wisatawan merasa
nyaman dalam beraktivitas.
37
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1
Letak, Luas, dan Status Kawasan
Taman Wisata Alam TWA Grojogan Sewu terletak di wilayah Desa Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi
Jawa Tengah. Secara geografis kawasan TWA Grojogan Sewu ini terletak di antara 7
γ9’17’’ sampai 7 γ9’49’’ Lintang Selatan dan 114
18’γγ’’ sampai 114
β0’16’’ Bujur Timur dengan memiliki batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara : Bagian atas air terjun sampai pintu masuk sebelah barat.
Sebelah Selatan: Mulai pintu gerbang sampai Pal Batas B.30 Sebelah Barat : Mulai pintu masuk utama sampai Kali Samin
Sebelah Timur : Bagian atas air terjun Pengelolaan TWA Grojogan Sewu ini berada di bawah Resort Konservasi
Sumberdaya Alam KSDA Lawu Utara, Subseksi KSDA Surakarta, Balai KSDA Jawa Tengah, Ditjen Pelestarian Hutan dan Konservasi Alam PHKA,
Kementerian Kehutanan. Luas kawasan TWA Grojogan Sewu adalah 60,30 ha, namun yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata hanya 20,30 ha. Pengelolaan
kegiatan wisata dilaksanakan oleh PT. Duta Indonesia Djaya. TWA Grojogan Sewu ditetapkan sebagai kawasan Taman Wisata Alam
pada tanggal 12 Oktober 1968 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 264KPTSUM101968. Kemudian pada tanggal 22 Agustus 1969 melalui Surat
Keputusan Menteri Pertanian No. 305KPTSUM81969, PT. Duta Indonesia Djaya mendapatkan hak pengusahaan obyek wisata dengan luas 20,3 ha untuk
jangka waktu 20 tahun. Setelah masa waktu 20 tahun habis kemudian diperpanjang melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
38 Pelestarian Alam PHPA No. 51KptsDJ-IV1988 pada tanggal 15 Agustus 1988
dengan masa waktu 20 tahun yang terhitung sejak tanggal 22 Agustus 1989 hingga 22 Agustus 2009, dan sekarang diperpanjang kembali hingga tahun 2029.
5.2 Keadaan Biologi
Taman Wisata Alam Grojogan Sewu memiliki koleksi flora dan fauna yang begitu banyak dan sangat berpotensi bagi pengembangan wisata yang
bersifat edukasi di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu. Adapun jenis flora yang terdapat di dalam kawasan diantaranya didominasi oleh pinus Pinus merkusii,
yang lainnya yaitu seperti puspa Schima wallichii, suren Tooma sureni, beringin Ficus benjamina, kantil Michelia campaea, mahoni Swietenia
mahagoni , flamboyan Delonix regia, dan beberapa jenis rumput. Fauna yang
ada di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu antara lain seperti monyet ekor panjang Macaca fascicularis yang telah beradaptasi dengan pengunjung yang
merupakan salah satu daya tarik wisata, tetapi sekarang tidak bersifat alami. Hal ini dikarenakan oleh tingkah laku pengunjung yang memberikan makan kepada
satwa tersebut. Selain itu jenis satwa lain yang dapat ditemui adalah tupai Scuridae, ayam hutan Gallus sp, musang Herpestes sp, burung tekukur
Streptopelia chinensis, dan perkutut Geofilia striata.
5.3 Sarana dan Prasarana Wisata
Taman Wisata Alam Grojogan Sewu menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang sudah cukup lengkap. Sarana dan prasarana tersebut dibuat untuk
membuat pengunjung nyaman dan menciptakan kepuasan pengunjung. Adanya sarana dan prasarana diantaranya tempat peristirahatan yang berupa gazebo di
beberapa tempat dimaksudkan agar pengunjung dapat menikmati atraksi alam dari
39 sudut yang berbeda, terdapat juga kolam renang dewasa dan anak-anak yang
menambah daya tarik wisata di obyek ini, selain itu dengan dibuatnya jalan setapak dengan lebar kurang lebih satu meter yang menghubungkan pintu masuk
ke lokasi air terjun 594 trap serta dari lokasi air terjun ke pintu keluar 644 trap akan memudahkan pengunjung untuk dapat menuju air terjun dan membuat
pengunjung dapat menikmati perjalanan sambil memandang alam sekitar. Luas areal yang di kelola oleh PT. Duta Indonesia Djaya seluas 20,30 ha,
2,03 ha diantaranya diperbolehkan untuk dibangun sarana dan prasarana, dan masih ada sisa 1,33 ha yang belum dibangun, sehingga masih memungkinkan
untuk melakukan pengembangan di masa yang akan datang. Namun, dalam pelaksanaannya harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Adapun jenis
fasilitas yang ada di TWA Grojogan Sewu dapat dilihat dalam Tabel 8. Tabel 8.
Jenis Sarana dan Prasarana di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu
No Jenis Fasilitas
Jumlah Luas m
2
Kondisi
1. Gazebo
16 unit 144
Rusak ringan 2.
Loket 1 1 unit
27 Baik
3. Loket 2
1 unit 27
Baik 4.
Loket 3 1 unit
4 Baik
5. Kolam anak
1 unit 450
Baik 6.
Kolam dewasa 1 unit
960 Baik
7. Musholla
1 unit 36
Rusak ringan 8.
Jembatan 1 unit
20 Baik
9. Kamar mandi
1 unit 80
Baik 10.
Kamar ganti anak 1 unit
7.5 Baik
11. Kamar ganti dewasa
1 unit 15
Rusak ringan 12.
WC 1 unit
9 Rusak ringan
13. Warung makan 1
1 unit 45
Baik 14.
Warung makan 2 1 unit
54 Baik
15. Pos informasi
1 unit 9
Baik 16.
Pos jaga 1 unit
9 Baik
17. Kolam ikan
1 unit 240
Baik 18.
Jalan 1 unit
4900 Baik
Jumlah 7036,5
Sumber: PT. Duta Indonesia Djaya 2012
40 Harga tiket yang ditetapkan oleh pengelola yaitu Rp 6.000,00 pada setiap
harinya dan tidak ada pembedaan untuk akhir pekan atau hari libur, karena harga tiket yang diberlakukan sama. Harga tiket tersebut diberlakukan untuk melihat air
terjun dan berenang di kolam dewasa, sedangkan untuk berenang di kolam anak- anak dan bermain flying fox dikenakan biaya tambahan lagi. Untuk berenang di
kolam anak-anak dikenakan Rp 5.000,00 per anak, sedangkan untuk bermain flying fox
dikenakan biaya Rp 11.000,00 per orang untuk sekali bermain.
5.4 Aksesibilitas
Aksesibilitas untuk menuju lokasi wisata ini dapat dikatakan relatif mudah dicapai dan dikunjungi dengan berbagai jenis kendaraan umum dan pribadi baik
dari kota Solo maupun dari kota Madiun. TWA Grojogan Sewu berada di daerah pariwisata dan peristirahatan pegunungan yang dapat dicapai melalui dua rute,
yaitu: a
Rute Solo – Karanganyar – Karangpandan – Tawangmangu, dengan jarak tempuh ± 40 km. Bus dan mini bus dapat mencapai lokasi dan frekuensi
kendaraan umum seperti bus dan mini bus cukup banyak. b
Rute Madiun – Magentan – Sarangan – Tawangmangu, dengan jarak tempuh ± 75 km. Jarak Sarangan
– Tawangmangu ± 14 km. Kendaraan bus tidak dapat melewati rute ini karena jalannya sempit dan berliku-liku.
Antara kedua rute tersebut, rute dari Solo lebih mudah ditempuh, tetapi rute yang melewati Sarangan memiliki nilai tambah tersendiri karena panorama alam
di sekitar rute ini sangat indah.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini terdiri dari empat kelompok yaitu kelompok wisatawan, kelompok unit usaha, kelompok tenaga kerja serta
kelompok masyarakat sekitar. Gambaran umum mengenai karakteristik masing- masing kelompok responden akan dijelaskan pada sub bab di bawah ini.
6.1.1 Karakteristik Responden Wisatawan Taman Wisata Alam Grojogan Sewu
Wisatawan yang datang ke Taman Wisata Alam TWA Grojogan Sewu, berasal dari dalam dan luar Provinsi Jawa Tengah, dan terkadang terdapat
wisatawan asing yang datang berkunjung ke lokasi wisata. Wisatawan yang datang berkunjung ke lokasi wisata cenderung ramai pada hari sabtu, minggu atau
libur- libur nasional, sedangkan pada hari senin sampai jum’at hari biasa obyek
wisata ini sepi wisatawan. Wisatawan hari kerja biasanya didominasi oleh remaja anak SMA atau SMP. Berbeda pada saat hari sabtu, minggu, atau libur-libur
nasional, pengunjung biasanya didominasi oleh rombongan keluarga orang tua dan anak. Adapun karakteristik responden wisatawan yang datang ke Taman
Wisata Alam Grojogan Sewu dapat dibagi menjadi dua, yakni karakteristik
demografi Tabel 9 dan karakteristik berwisata Tabel 10.
Jumlah responden yang dipilih untuk wisatawan TWA Grojogan Sewu sebanyak 100 orang, terdiri atas 55 responden laki-laki dan 45 responden
perempuan. Karakteristik sosial ekonomi wisatawan dilihat dari umur, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, pendapatan per bulan dan jumlah tanggungan.
Karakteristik lain misalnya asal daerah, cara kedatangan, jenis kendaraan yang
42 digunakan, jumlah rombongan, serta aktivitas utama yang dilakukan pada saat
berwisata Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik Responden Wisatawan Berdasarkan Faktor
Demografi
Jenis Kelamin Frekuensi
Laki-laki Perempuan
55 45
55 45
Jumlah 100
100 Usia
Frekuensi
17-26 tahun 27-36 tahun
36 tahun 80
10 10
80 10
10
Jumlah 100
100 Pendidikan
Frekuensi
SD SMP
SMA Perguruan Tinggi
1 2
63 34
1 2
63 34
Jumlah 100
100 Pekerjaan
Frekuensi
Pelajar Mahasiswa PNS
BUMN Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta
60 7
2 7
5
19 60
7 2
7 5
19
Jumlah 100
100 Penghasilan
Frekuensi
500.000 500.000
– 1.000.000 1.000.000
– 1.500.000 1.500.000
– 2.000.000 2.000.000
– 2.500.000 2.500.000
– 3.000.000 3.000.000
– 3.500.000 3.500.000
– 4.000.000 4.000.000
15 43
11 5
8 3
4 3
8 15
43 11
5 8
3 4
3 8
Jumlah 100
100 Jumlah Tanggungan Keluarga
Frekuensi
Tidak ada 1
– 3 orang 4
– 6 orang 71
18 11
71 18
11
Jumlah 100
100 Asal Daerah
Frekuensi
Dalam Provinsi Jawa Tengah Luar Provinsi Jawa Tengah
72 28
72 28
Jumlah 100
100
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa responden wisatawan Taman
Wisata Alam Grojogan Sewu didominasi oleh wisatawan yang usianya berkisar
43 antara 17
– 26 tahun, hal ini dimungkinkan karena kondisi obyek wisata itu sendiri yang mengharuskan wisatawan untuk berjalan kaki menuju jalan setapak
dengan total 1.113 trap anak tangga, yang mana untuk itu diperlukan tenaga yang ekstra dari wisatawan agar dapat menikmati obyek wisata ini dan menuju lokasi
air terjun. Sehingga wisatawan dari kelompok umur tua akan enggan mengunjungi obyek wisata ini. Selain itu pada kelompok usia muda biasanya seseorang lebih
memiliki jiwa petualang. Berdasarkan hasil survey, tingkat pendidikan terakhir wisatawan
responden adalah lulusan SMA yaitu sebanyak 63 dari total responden. Hal ini dapat dilihat dari jumlah usia responden yang datang berkisar antara 17 hingga 26
tahun. Adapun jenis pekerjaan dikelompokan menjadi enam kelompok, yaitu pelajarmahasiswa, PNS, BUMN, wiraswasta, ibu rumah tangga, dan karyawan
swasta. Berdasarkan hasil di lapangan diperoleh bahwa rata-rata wisatawan di dominasi oleh kalangan pelajar mahasiswa yang memiliki persentase sebanyak
60, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden wisatawan Taman Wisata alam Grojogan Sewu belum bekerja.
Pendapatan dalam hal ini adalah pendapatan per bulan keluarga yang diperoleh dari suami dan isteri ataupun salah satu dari mereka yang bekerja.
Sedangkan responden ibu rumah tangga diukur dari besar pengeluaran mereka per bulannya, dan responden seperti pelajar dan mahasiswa diukur dari berapa uang
saku yang diterima per bulannya. Tingkat pendapatan responden sebagian besar berada pada kisaran Rp 500.000,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00 per bulannya
yang memiliki besaran proporsi sebesar 43. Hal ini didukung oleh mayoritas
44 wisatawan memiliki usia kurang dari 26 tahun dan kebanyakan responden belum
memiliki pekerjaan karena masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Sebanyak 71 responden 71 dari total responden menyatakan tidak
memiliki tanggungan keluarga, sedangkan sisanya sudah memiliki tanggungan keluarga. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga memiliki pengaruh terhadap
kegiatan wisata karena semakin banyak jumlah tanggungan maka akan semakin besar jumlah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan wisata, maka
secara tidak langsung akan mempengaruhi besarnya jumlah kunjungan yang akan dilakukan.
Pada penelitian
ini, domisili
atau tempat
tinggal wisatawan
diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu masih berada di dalam kawasan Provinsi Jawa Tengah dan di luar Provinsi Jawa Tengah. Sebanyak 72
responden berdomisili di dalam kawasan Jawa Tengah sedangkan sisanya sebanyak 28 responden berdomisili di luar Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan
hasil di lapangan wisatawan Taman Wisata Alam Grojogan Sewu masih didominasi oleh wisatawan yang menetap di sekitar Kabupaten Karanganyar dan
masih dalam lingkup Jawa Tengah, maka dari itu promosi wisata Taman Wisata Alam Grojogan Sewu harus terus ditingkatkan agar dapat meningkatkan jumlah
wisatawan yang berasal dari luar Provinsi Jawa Tengah. Selain karakteristik demografi, karakteristik lain yang dilihat dari
responden wisatawan adalah karakteristik berwisata. Adapun karakteristik ini terdiri dari cara kedatangan responden wisatawan, jenis kendaraan, jumlah
rombongan, dan aktivitas utama yang dilakukan di lokasi wisata Tabel 10.
45
Tabel 10. Karakteristik Berwisata Responden Wisatawan Taman Wisata Alam Grojogan Sewu
Cara Kedatangan Frekuensi
Sendiri Kelompok
Keluarga 1
65 34
1 65
34
Jumlah 100
100 Jenis Kendaraan
Frekuensi
Motor Pribadi Mobil Pribadi
Kendaraan Umum Bus 48
48 4
48 48
4
Jumlah 100
100 Jumlah Rombongan
Frekuensi
5 orang 5
– 10 orang 10 orang
30 57
13 30
57 13
Jumlah 100
100 Aktivitas Utama di Lokasi Wisata
Frekuensi
Arena anak dan bersantai Berenang
Melihat Air Terjun Melihat kera ekor panjang
20 1
74 5
20 1
74 5
Jumlah 100
100
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Berdasarkan cara kedatangan, responden yang berkunjung ke Taman Wisata Alam Grojogan Sewu didominasi oleh responden pengunjung yang datang
secara berkelompok, dengan proporsi sebesar 65. Berdasarkan hal tersebut, menandakan bahwa tempat wisata ini cocok untuk dijadikan sebagai tempat
berkumpul dan berwisata dengan kelompok seperti dengan teman-teman, rekan kerja, pasangan, maupun bersama dengan keluarga. Sebagian besar responden
yang datang berwisata membawa rombongannya sebanyak 5 -10 orang, dengan proporsi sebesar 57. Hal ini dikarenakan wisatawan yang datang ke lokasi
wisata umumnya didominasi oleh para pelajar yang datang bersama teman- temannya dan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Adapun
jenis kendaraan yang digunakan oleh sebagian besar responden yaitu kendaraan pribadi, baik itu mobil atau motor pribadi dengan proporsi sebesar 96. Hal ini
dikarenakan sebagian besar responden datang secara berkelompok, sehingga mereka lebih nyaman jika menggunakan kendaraan pribadi. Berdasarkan data
46 hasil survey, aktivitas utama yang dilakukan oleh responden wisatawan
bermacam-macam. Sebagian besar responden yaitu sebesar 74 yang datang ke lokasi wisata memiliki tujuan utama untuk melihat air terjun yang tingginya
kurang lebih 81 meter, dimana air terjun ini merupakan daya tarik utama yang dimiliki oleh tempat wisata ini. Sebanyak 20 responden melakukan aktivitas
bersantai dengan keluarga atau berkumpul dengan teman-teman sambil menikmati keindahan alam di sekitar air terjun.
6.1.2 Karakteristik Responden Tenaga Kerja Sekitar Taman Wisata Alam
Grojogan Sewu
Pengembangan Taman Wisata Alam Grojogan Sewu menjadi tempat
wisata ikut berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat sehingga mampu mengurangi tingkat pengangguran di sekitar lokasi
wisata. Hal ini dapat terlihat dari sebagian besar tenaga kerja di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar
lokasi wisata. Hal ini menunjukan bahwa adanya pengembangan obyek wisata memberikan manfaat tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Responden tenaga kerja pada penelitian kali ini terdiri dari 40 orang dengan proporsi 72 responden laki-laki dan sisanya 28 adalah responden
perempuan. Rata-rata usia responden berkisar antara 36 hingga 45 tahun yaitu sebanyak 38 dari total keseluruhan responden. Mayoritas responden merupakan
lulusan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Atas dengan masing-masing memiliki proporsi sebesar 38. Rata-rata pekerjaan responden merupakan
pengelola wisata yang memiliki proporsi sebesar 63, sisanya merupakan tenaga kerja diluar pengelola wisata. Adapun tenaga kerja yang berasal dari pengelola
47 wisata yaitu tenaga kerja dibagian pelayanan pengunjung, kebersihan, dan tiket.
Karakteristik responden tenaga kerja dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 11. Tabel 11. Karakteristik Responden Tenaga Kerja
Jenis Kelamin Frekuensi
Laki-laki Perempuan
29 11
72 28
Jumlah 40
100 Usia
Frekuensi
26-35 tahun 36-45 tahun
45 tahun 11
15 14
27 38
35
Jumlah 40
100 Pendidikan
Frekuensi
SD SMP
SMA Perguruan Tinggi
15 6
15 4
38 15
38 11
Jumlah 40
100 Pekerjaan
Frekuensi
P. kios makanan dan minuman P. Sewa Kuda Foto
P. Souvenir P. Asongan
P. Sewa payung tikar P. Toilet umum
P. Parkir P. Tiket
P. Kebersihan Pelayanan pengunjung
3 2
2 2
2 2
2 4
2
19 7
5 5
5 5
5 5
10 5
48
Jumlah 40
100 Pendapatan
Frekuensi
500.000 500.000
– 1.000.000 1.000.000
– 1.500.000 1.500.000
– 2.000.000 2.000.000
9 16
11 2
1 23
41 28
5 3
Jumlah 40
100 Lama bekerja
Frekuensi
1 – 5 tahun
5 – 10 tahun
10 tahun 7
4 9
17 10
73
Jumlah 40
100 Jam kerja per hari
Frekuensi
5 – 7 jam
8 – 10 jam
12 28
27 73
Jumlah 40
100
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Rata-rata pendapatan tenaga kerja berkisar antara Rp 500.000,00 – Rp
1.000.000,00 yaitu sebanyak 41. Berdasarkan rata-rata pendapatan per bulan dapat dikatakan kondisi ekonomi mereka sudah cukup baik. Menurut informasi
48 yang diperoleh dari beberapa tenaga kerja terutama tenaga kerja yang berasal dari
PT Duta Indonesia Djaya, mereka menyatakan pendapatan yang diperoleh sudah lebih dari Upah Minimum Rata-rata UMR Kabupaten Karanganyar yaitu sebesar
Rp 846.000,00. Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar responden telah bekerja
disekitar lokasi wisata lebih dari 10 tahun yaitu sebesar 73 responden. Hal ini dikerenakan tenaga kerja tersebut merupakan penduduk asli yang sudah
berdomisili lebih dari puluhan tahun yang lalu, dengan mayoritas responden yaitu sebesar 70 responden bekerja delapan hingga sepuluh jam sehari. Sebagian
besar para tenaga kerja mulai bekerja dari pukul delapan atau sembilan pagi ketika unit usaha tempat mereka bekerja mulai beroperasi.
Berdasarkan hasil wawancara sekitar 70 responden bekerja delapan hingga sepuluh jam dalam sehari, sisanya sebesar 30 responden bekerja lima
hingga tujuh jam dalam sehari. Sebagian besar para tenaga kerja mulai bekarja dari pukul delapan atau sembilan pagi ketika unit usaha tempat mereka bekerja
mulai beroperasi. Tenaga kerja di sekitar Taman Wisata Alam Grojogan Sewu ini juga memiliki dua golongan pekerja. Golongan pekerja yang dimaksud adalah
pekerja yang bekerja full day dan bekerja yang bekerja hanya pada hari sabtu dan minggu atau libur saja.
6.1.3 Karakteristik Responden Unit Usaha
Berdasarkan sebaran daerah asal, dapat dilihat bahwa seluruh pemilik unit usaha yang ada di sekitar Taman Wisata Alam Grojogan Sewu ini merupakan
penduduk asli Tawangmangu yang sudah lebih dari 10 tahun menetap di sekitar lokasi wisata. Karakteristik ini menunjukan bahwa obyek wisata ini mempunyai
49 peranan penting bagi perekonomian masyarakat sekitar obyek wisata.
Karakteristik responden unit usaha dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Karakteristik Responden Unit Usaha
Jenis Kelamin Frekuensi
Laki-laki Perempuan
10 20
67 33
Jumlah 30
100 Usia
Frekuensi
20-40 tahun 40-60 tahun
60 tahun 13
14 3
43 47
10
Jumlah 30
100 Pendidikan
Frekuensi
Tidak sekolah SD
SMP SMA
Perguruan Tinggi 3
15 4
6 2
10 50
13 20
7
Jumlah 30
100 Jenis Unit Usaha
Frekuensi
Kios makanan Sewa kuda, foto
Sewa payung, tikar Souvenir
Toilet umum Asongan
Parkir 11
4 2
7 2
2 2
36 13
7 23
7 7
7
Jumlah 30
100 Pendapatan
Frekuensi
500.000 500.000
– 1.500.000 1.500.000
– 2.500.000 2.500.000
2 12
7 9
7 40
23 30
Jumlah 30
100 Lama Bekerja
Frekuensi
5 tahun 5
– 10 tahun 10 tahun
4 11
15 13
37 50
Jumlah 30
100
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Responden unit usaha yang ada di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu didominasi oleh pemilik unit usaha yang berjenis kelamin perempuan yaitu
sebesar 67. Mereka membuka usaha di obyek wisata ini karena mereka ingin membantu para suami mereka yang pendapatannya belum mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Rata-rata responden didominasi oleh usia
50 berkisar antara empat puluh hingga enam puluh tahun yaitu sebesar 47 dengan
pendidikan terakhir responden mayoritas lulusan Sekolah Dasar. Sebanyak 36 jenis usaha yang dimiliki responden yaitu kios makanan
dan minuman, sebanyak 23 responden memiliki unit usaha menjual souvenir, sebanyak 13 responden mempunyai usaha jasa penyewaan foto dan kuda, dan
sisanya responden yang mempunyai jenis usaha penyewaan payung tikar, toilet umum, asongan, dan jasa parkir yaitu masing-masing memiliki proporsi sebesar
7. Sebagian besar pendapatan rata-rata perbulan yang diperoleh unit usaha yaitu berkisar antara Rp 500.000,00
– Rp 1.500.000,00. Pada penelitian ini, sebanyak 80 unit usaha yang ada di sekitar Taman
Wisata Alam Grojogan Sewu merupakan penduduk asli yang sudah bermukim lebih dari 10 tahun. Mereka membuka usaha di sekitar lokasi obyek wisata ini
karena ingin memperoleh pendapatan tambahan terutama para responden perempuan, yang ingin membantu para suami mereka yang pendapatannya masih
belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Mereka bahkan telah membuka usahanya ini sejak Taman Wisata Alam Grojogan Sewu belum
dikelola oleh PT. Duta Indonesia Djaya. Lama menjalankan unit usaha tiap responden berbeda-beda. Berdasarkan wawancara diketahui bahwa sebagian besar
responden telah menjalani usaha lebih dari sepuluh tahun yaitu memiliki proporsi sebesar 50 dari keseluruhan responden.
6.1.4 Karakteristik Responden Masyarakat
Masyarakat sekitar kawasan Taman Wisata Alam Grojogan Sewu memiliki kontribusi dalam kegiatan wisata di kawasan Taman Wisata Alam
Grojogan Sewu dan pada umumnya menerima dampak langsung dari adanya
51 kegiatan wisata ini terutama masyarakat lokasi wisata. Masyarakat sekitar yang
menjadi responden sebanyak tiga puluh orang terdiri dari 57 responden laki-laki
dan 43 responden perempuan Tabel 13. Tabel 13. Karakteristik Responden Masyarakat
Jenis Kelamin Frekuensi
Laki-laki Perempuan
17 13
57 43
Jumlah 30
100 Usia
Frekuensi
20-30 tahun 30-40 tahun
40 tahun 4
9 17
13 30
57
Jumlah 30
100 Pendidikan
Frekuensi
Tidak sekolah SD
SMP SMA
Perguruan Tinggi 2
10 4
8 3
7 37
15 30
11
Jumlah 30
100 Pendapatan
Frekuensi
500.000 500.000
– 1.500.000 1.500.000
– 2.500.000 2.500.000
– 5.000.000 5.000.000
1 18
4 5
2 3
60 13
17 7
Jumlah 30
100
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Karakteristik responden masyarakat sekitar kawasan wisata masih sederhana. Hal ini terlihat dari tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat
sekitar. Tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar hanya lulusan Sekolah Dasar memiliki proporsi sebesar 37 dari keseluruhan responden. Hal ini
menunjukan bahwa kondisi kualitas sumberdaya manusia masih kurang memadai. Pendapatan masyarakat mayoritas berkisar antara Rp 500.000,00
– Rp 1.500.000,00 dengan memiliki proporsi sebesar 60 dari total keseluruhan
responden. Usia responden masyarakat sekitar lokasi wisata ini umumnya berusia diatas 40 tahun dan berstatus menikah serta memiliki tanggungan. Masyarakat
52 sekitar kawasan Taman Wisata Alam Grojogan Sewu sebagian besar merupakan
penduduk asli yang ikut berkontribusi pada kegiatan wisata.
6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata ke Taman
Wisata Alam Grojogan Sewu
Frekuensi kunjungan dalam satu tahun terakhir merupakan dependent
variable , sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan untuk
berwisata merupakan independent variable. Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tujuh variabel yang diduga mempengaruhi
permintaan berwisata ke Taman Wisata Alam Grojogan Sewu. Variabel bebas tersebut adalah umur responden X1, pendapatan X2, jarak ke lokasi wisata
X3, biaya perjalanan X4, jumlah tanggungan X5, aksesibilitas menuju lokasi wisata X6, dan panorama alam di lokasi wisata X7.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan bantuan Minitab 14 diperoleh fungsi permintaan ke Taman Wisata Alam Grojogan Sewu. Adapun
bentuk dari model persamaan fungsi permintaan tersebut adalah:
Y = 0,95 - 0,00856 X1 + 0,0000003 X2 – 0,006515 X3 – 0,00000188 X4 –
0,18428 X5 + 0,0587 X6 + 0,3083 X7
Keterangan: Y = Jumlah kunjungan setahun terakhir ke Taman Wisata Alam Grojogan Sewu
X1 = Umur Tahun X2 = Pendapatan Rupiah
X3 = Jarak Km X4 = Biaya perjalanan Rupiah
X5 = Jumlah tanggungan orang X6 = Dummy Aksesibilitas menuju lokasi 1=sangat sulit, 2=sulit, 3=mudah,
4=sangat mudah X7 = Dummy daya tarik alam di lokasi wisata 1=sangat tidak menarik, 2=tidak
menarik, 3=menarik, 4=sangat menarik
53 Dalam penelitian ini digunakan taraf uji 10, karena analisis dilakukan
pada bidang sosial ekonomi dengan responden manusia yang memiliki keberagaman karakteristik yang tinggi. Selain itu, penelitian ini terkait dengan
wisata yang tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai persepsi wisatawan. Hasil regresi fungsi permintaan Taman Wisata Alam Grojogan Sewu dapat dilihat
pada tabel berikut atau pada Lampiran 1. Tabel 14. Fungsi Permintaan ke Taman Wisata Alam Grojogan Sewu
Variabel Koefisien
SE Koefisien T
P VIF
Constant X1
X2 X3
X4 X5
X6 X7
0,9479 -0,00856
0,00000030 -0,006515
-0,00000188 -0,18428
0,0587 0,3083
0,8184 0,01815
0,00000004 0,001734
0,00000066 0,07981
0,1809 0,1629
1,16 -0,47
7,63 -3,67
-2,82 -2,31
0,32 1,89
0,250 0,638
0,000 0,000
0,006 0,023
0,746 0,062
2,6 1,5
1,2 1,5
2,5 1,1
1,1
R-Sq = 46, 9 R-Sq adj = 42,9
DW = 1,89
Keterangan: Tanda = menunjukan taraf nyata pada α = 1
Tanda = menunjukan taraf nyata pada α = 5 Tanda = menunjukan taraf nyata pada α = 10
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Dari hasil regresi diperoleh R-sq sebesar 46,9. Hal ini menunjukan sekitar 46,9 keragaman permintaan wisata Taman Wisata Alam Grojogan Sewu
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang terdapat dalam model, sedangkan sisanya yaitu sebesar 53,1 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak dimasukan ke dalam model.
6.2.1 Pemenuhan Asumsi Regresi Linear Berganda
Model regresi yang diperoleh dengan metode OLS Ordinary Least Square
diharapkan menjadi model regresi yang menghasilkan pendugaan linear yang tidak bias terbaik Best Linear Unbiased EstimatorBLUE. Suatu model
dikatakan BLUE apabila memenuhi persyaratan normalitas, non multikoleniaritas, homoskedastisitas, dan non autokorelasi Juanda, 2009. Untuk mengetahui
54 kebaikan suatu model yang telah dibuat, perlu dilakukan pengujian secara
statistik. Berikut adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kebaikan dari suatu model:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data residual dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian, untuk menguji
apakah sisaan menyebar normal dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmogrov-Smirnov Lampiran 2. Berdasarkan hasil uji Kolmogrov-Smirnov
diperoleh bahwa nilai Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,077 dan P-value uji normal residual sebesar yaitu 0,144. Nilai statistik Kolmogrov-Smirnov yang diperoleh
dari pengamatan lebih kecil dari nilai statistik Kolmogrov-Smirnov pada tabel yaitu 0,134. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa distribusi data residual
dalam variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah menyebar normal.
2. Uji Multikolinearitas
Pengujian masalah multikolinearitas didasarkan pada nilai VIF. Pada Lampiran 1 menunjukan nilai VIF masing-masing variabel bebas memiliki nilai
kurang dari sepuluh VIF 10. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas.
3. Uji Autokorelasi
Salah satu asumsi tentang regresi linear berganda yang perlu dipenuhi adalah tidak terjadinya masalah autokorelasi. Untuk memastikan tidak adanya
autokorelasi dapat dilakukan melalui uji Durbin Watson DW dengan hipotesis bahwa jika nilai DW cukup dekat dengan dua, maka terima H
, dan bila mendekati nol atau empat maka tolak H
Gunawan, 1994. Berdasarkan hasil
55 analisis regresi diperoleh nilai uji Durbin Watson yaitu sebesar 1,88609, nilai ini
mendekati angka dua, sehingga dapat disimpulkan bahwa terima H .
4. Uji Heteroskedastisitas