55 analisis regresi diperoleh nilai uji Durbin Watson yaitu sebesar 1,88609, nilai ini
mendekati angka dua, sehingga dapat disimpulkan bahwa terima H .
4. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mengetahui ada atau tidak masalah heteroskedastisitas dapat diketahui dengan menggunakan Uji Glejser, yaitu dengan melakukan regresi
linear nilai absolut residual dengan variabel prediktor. Kriteria pengujian nilai P- value yaitu sebesar 0,108 lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini
menunjukkan sisaannya homogen yang berarti asumsi homoskedastisitas
terpenuhi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Lampiran 3. 5.
Uji Statistik t Berdasarkan Tabel 26, dengan melakukan uji t diketahui terdapat lima
variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan dengan taraf nyata kurang dari 10. Kelima variabel tersebut adalah variabel pendapatan, jarak, biaya
perjalanan, jumlah tanggungan, dan panorama alam di lokasi wisata. Berdasarkan hasil analisis uji t, terdapat dua variabel bebas yang ternyata tidak signifikan atau
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, variabel tersebut adalah variabel usia dan aksesibilitas. Hal ini dikarenakan nilai P dari variabel tersebut
lebih dari taraf nyata 10, sehingga tidak memenuhi syarat signifikan.
6. Uji Statistik F
Uji keseluruhan pada model regresi dapat diketahui berdasarkan hasil
perhitungan dan ditunjukan pada analisis varians Lampiran 1. Berdasarkan
hasil per hitungan diperoleh nilai P yang lebih kecil dari α. Nilai P dalam uji
statistik F menunjukan angka 0,000 yang berarti bahwa semua variabel bebas
56 dalam model regresi ini secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata
terhadap variabel terikatnya.
6.2.2 Variabel yang Berpengaruh Secara Signifikan terhadap Permintaan Wisata ke Taman Wisata Alam Grojogan Sewu
Berdasarkan hasil uji t diketahui terdapat lima variabel yang berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata ke Taman Wisata Alam Grojogan Sewu.
Adapun kelima variabel tersebut adalah:
1. Pendapatan
Variabel pendapatan signifikan pada taraf nyata 1 dengan tanda koefisien positif. Hal ini menunjukan setiap kenaikan pendapatan wisatawan Rp
1.000.000,00 per tahun maka akan meningkatkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan individu tersebut sebesar tiga kali per tahun, cateris paribus. Hal ini
dikarenakan pendapatan merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan terhadap kegiatan rekreasi, semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan
meningkatkan peluang seseorang terhadap frekuensi kunjungannya. Seseorang dengan pendapatan yang lebih tinggi akan lebih sering melakukan kegiatan wisata
dibandingkan dengan individu yang berpenghasilan rendah.
2. Jarak ke lokasi wisata