Perbandingan antara PLS dan Covariance Based SEM

2.5. Partial Least Square PLS

Partial Least Square PLS dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk laten dengan multiple indikator. Ghozali, 2008.

2.5.1 Perbandingan antara PLS dan Covariance Based SEM

Wold dalam Ghozali, 2005 menyatakan Partial Least Square merupakan metode analisis yang powerfull karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Data tidak harus terdistribusi normal multivariat indikator dengan skala teori, ordinal, interval sampai ratio digunakan pada model yang sama, sampel tidak harus besar. Walaupun PLS dapat juga digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel laten. Oleh karena lebih menitikberatkan pada data dan dengan prosedur estimasi yang terbatas, maka mispesifikasi model tidak begitu berpengaruh terhadap estimasi parameter. Dibandingkan dengan CBSEM, PLS menghindari dua masalah serius yaitu inadminisable solution dan factor indeterminacy. Perbandingan antara PLS dengan CBSEM dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan PLS dengan CBSEM Ghozali, 2008 Kriteria PLS CBSEM 1. Tujuan 2. Pendekatan Orientasi Prediksi Berdasar variance Orientasi Parameter Berdasar covariance 3. Asumsi Spesifikasi prediktor nonparametric Multivariate normal distribution, independence observation parameter 4. Estimasi parameter Konsisten sebagai indikator dan sample size meningkat consistency at large Konsisten 5. Skore variabel laten Secara eksplisit di estimasi Indeterminate 6. Hubungan epistemic antara variabel laten dan indikatornya Dapat dalam bentuk reflective maupun formative indikator Hanya dengan reflective indikator 7. Implikasi Optimal untuk ketepatan prediksi Optimal untuk ketepatan parameter 8. Kompleksitas model Kompleksitas besar 100 konstruk dan 1000 indikator Kompleksitas kecil sampai menengah kurang dari 100 indikator 9. Besar sample Kekuatan analisis didasarkan pada porsi dari model yang memiliki jumlah prediktor terbesar. Minimal direkomendasikan berkisar antara 30 sampai 100 kasus Kekuatan analisis didasarkan pada model spesifik-spesifik. Minimal direkomendasikan berkisar 200 sampai 800

2.5.2 Perbandingan Antara Soft Modelling dan Hard Modelling