107 Jaya serta tiga usaha pengolahan buah nenas mandiri. Diamana KUB Mekar Sari
berjumlah 20 anggota 11 diantaranya adalah pengusaha dodol nenas, sedangkan KUB Mekar Jaya beranggota 10 orang, 4 diantaranya pengusaha dodol nenas.
Penentuan sampel dilakukan atas rekomendasi dari ketua kelompok yang menilai bahwa anggota tersebut berpotensi untuk diwawancara serta responden adalah
anggota kelompok yang memproduksi olahan nenas menjadi dodol. Selain itu, jumlah sampel yang digunakan bertujuan untuk mengetahui keadaan usaha secara
umum dan penentuan jumlah tersebut dilakukan karena adanya keterbatasan waktu, biaya dan tenaga penulis.
4.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara dan observasi
dengan pihak yang dianggap paling kompeten di LPPM PKBT serta calon pelaku potensial yang telah menjalankan usaha pengolahan buah nenas yang ada di
Jalancagak Subang. Data-data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait seperti BPS, Dinas
Pertanian, kantor Kecamatan, perpustakaan, serta penelusuran melalui internet, buku literatur, laporan-laporan, jurnal, skripsi dan literatur lain yang berkaitan dan
mendukung judul penelitian. Data sekunder diantaranya yaitu data produksi buah nenas di Subang, data konsumsi buah nenas, data produksi buah nenas di lima
kecamatan di Subang, serta data-data lain yang terkait dengan penelitian.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis yang dilakukan dalam pnelitian ini adalah analisis kualitiatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dalam penelitian ini meliputi
analisis aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan ekonomi serta aspek lingkungan. Analisis ini akan disajikan dalam bentuk
deskriptif atau uraian dari hasil serta dalam bentuk gambar, tabel, maupun grafik yang dapat mudah dibaca dan dipahami.
Sedangkan analisis kuantitatif yang dilakukan meliputi analisis kelayakan finansial dari adopsi produksi pineapple soft candy. Perhitungan yang dilakukan
108 menggunakan kriteria investasi yaitu, Net Present Value NPV, Internal Rate of
Return IRR, Net Benefit-Cost Ratio Net BC, Payback Period PP serta analisis sensitivitas. Data kuantitatif yang dikumpulkan diolah dengan
menggunakan komputer yaitu Microsoft Excel. Hasil pengolahan data tersebut disajikan dalam bentuk tabulasi dengan cara memasukkan data primer ke dalam
bentuk yang mudah dibaca dan dipahami.
4.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Pengkajian mengenai aspek pasar dilakukan dengan menganalisis permintaan, penawaran, harga, program pemasaran, pesaing dan perkiraan
penjualan. Melalui analisis aspek pasar ini dapat dilihat kondisi pasar yang terjadi dan dapat diperkirakan penjualan yang mungkin akan terjadi yang nantinya.
Analisis pasar dan pemasaran pada calon pelaksana potensial yaitu para pengusaha dodol nenas di Subang dinilai mengenai pasar dari produk mereka yatu
dodol nenas. Bagaimana kondisi pasar olahan dodol yang mereka jalani, bagaimana strategi pemasaran dodol nenas dan bagaimana pesaing serta
segmentasi, target dan potitioning dari produk mereka. Analisis tersebut dapat membantu dalam menilai dari kelayakan pasar yang dimiliki oleh calon adopter
usaha pineapple soft candy.
4.4.2. Aspek Teknis
Analisis teknis disajikan secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi pengusahaan home industry pineapple soft candy. Penilaian ini
dilakukan pada LPPM PKBT serta pada calon pelaksana potensial pengolahan buah nenas yang ada di Jalancagak. Hal yang akan dianalisis yaitu besarnya skala
atau jumlah produksi yang dihasilkan, proses kegiatan produksi yang dilakukan serta peralatan produksi yang dugunakan dalam kegiatan pengusahaan home
industry pineapple soft candy. Dalam aspek teknis ini dinilai lokasi usaha, tata letak atau layout tempat produksi, kegiatan produksi, serta teknologi yang akan
digunakan. Penilaian kelayakan aspek teknis dapat dikatakan layak apabila hal-hal tersebut dapat memberikan kemudahan dalam distribusi dan pemeliharaan. Pada
109 calon pelaksana potensial yang ada di Jalancagak akan dinilai mengenai aspek
teknis dari usaha yang akan dijalankan seperti kemampuan mereka dalam menyediakan bahan baku yang cukup, adanya ketersediaan listrik dan air serta
kemampuan untuk menerima dan menjalankan teknologi yang telah dijalankan oleh LPPM PKBT. Selain itu, penilaian pun akan dipertimbangkan dengan usaha
yang telah mereka jalankan, sehingga pelaksanaan adopsi usaha pineapple soft candy ini dapat lebih mudah untuk direalisasikan.
Menurut Gittinger 1986, analisis secara teknis ini akan menguji hubungan-hubungan teknis yang mungkin dalam satu usaha yang diusulkan,
seperti keadaan tanah di daerah usaha dan potensinya bagi pengembangan usaha, ketersediaan air baik secara alamiah maupun pengadaan kemungkinan untuk
mengembangkan irigasi, serta varietas benih yang cocok. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan inilah analisis secara teknis akan dapat menentukan
hasil-hasil yang potensial.
4.4.3. Aspek Manajemen
Aspek manajemen dikaji secara deskriptif untuk melihat sumberdaya manusia dalam menjalankan jenis-jenis pekerjaan dan status badan hukum dari
home industry pineapple soft candy, serta untuk melihat sumberdaya lain seperti struktur organisasi serta sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan.
Kegiatan usaha dikatakan layak apabila perusahaan menggunakan sistem manajemen dan mempunyai status secara hukum sesuai dengan kebutuhan
perusahaan sehingga dapat membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pada calon pelaksana potensial di Jalancagak akan dinilai mengenai
ketersediaan tenaga kerja potensial yang dapat melakukan deskripsi dan spesifikasi kerja yang harus dilakukan dalam usaha home industry pineapple soft
candy. Selain itu dinilai mengenai ketersediaan mereka untuk dapat melaksanakan manajemen kerja dan SOP yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh
PKBT serta adanya kemampuan dalam melaksanakan usaha yang sesuai dengan hukum usaha yang berlaku seperti melakukan izin usaha dan izin produk.
110
4.4.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Analisis aspek sosial dan ekonomi dilakukan secara deskriptif dengan menilai seberapa besar usaha mempunyai dampak sosial dan ekonomi terhadap
masyarakat secara keseluruhan. Usaha ini dikatakan layak apabila mampu menciptakan dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan.
Aspek sosial dan ekonomi ini perlu dikaji untuk melihat bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan usaha home industry pineapple
soft candy yang dilakukan oleh calon pelaksana potensial di Jalancagak terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Kegiatan ini dikatakan layak jika
pendirian usaha tersebut dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Selain itu, dinilai juga dari usaha yang telah mereka jalankan apakah dapat
memberikan nilai positif bagi masyarakat sekitar. Analisis aspek lingkungan yang dilakukan secara deskriptif ini menilai
suatu dampak atau pengaruh yang ditimbulkan terhadap lingkungan berkenaan dengan bagaimana suatu kegiatan usaha dijalankan. Apakah dengan adanya usaha
home industry pineapple soft candy yang dilakukan oleh perusahaan membuat lingkungan menjadi lebih baik atau bahkan bertambah buruk. Kegiatan ini
dikatakan layak jika perusahaan dapat mengantisipasi dengan meminimalkan kerusakan lingkungan yang dapat terjadi sebagai akibat dari kegiatan usahanya.
4.4.5. Aspek Finansial
Analisis aspek finansial dilakukan dnegan menggunakan kriteria investasi untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha. Kriteria investasi yang
digunakan adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit-Cost Ratio Net BC, Payback Period PP serta analisis sensitivitas.
Pelaksanaan analisis finansial dari suatu usaha dapat menggunakan metode atau kriteria penilaian investasi. Kriteria kelayakan investasi digunakan untuk
mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu kegiatan usaha. Melalui metode-metode ini dapat diketahui apakah suatu kegiatan usaha
layak untuk dilaksanakan atau tidak. Selain itu, setiap kriteria kelayakan dapat dipakai untuk menentukan urutan-urutan berbagai alternatif usaha dari suatu
investasi.
111
4.4.5.1. Net Present Value NPV
NPV atau nilai manfaat bersih merupakan manfaat bersih yang diterima selama umur usaha pada tingkat diskonto tertentu. Suatu usaha dinyatakan layak
jika jumlah seluruh manfaat biaya yang diterima melebihi biaya yang dikeluarkan, atau dengan kata lain jika NPV lebih besar dari nol, berarti manfaat yang
diperoleh lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan. Rumus yang digunkan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
NPV =
å
=
+ -
n t
t
i Ct
Bt
1
1 Dimana :
Bt = Manfaat pada tahun ke t
Ct = Biaya pada tahun ke t
t = Tahun kegiatan usaha t= 1,2,3,…,10
i = Tingkat Discount Rate DR
n = Umur ekonomis usaha
Kriteria penialaian : 1 Jika NPV0, maka kegiatan investasi layak untuk dilaksanakan karena
manfaat lebih besar dari pada biaya 2 Jika NPV0, maka kegiatan investasi tidak layak untuk dilaksanakan.
4.4.5.2. Internal Rate of Return IRR
IRR adalah tingkat DR yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase .
IRR menunjukkan rata-rata tingkat keuntungan internal tahunan perusahaan selama umur usaha. Investasi dapat dikatkan layak apabila nilai IRR lebih besar
dari opportunity cost of capital-nya OCC. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat
dibayar oleh suatu kegiatan usaha untuk sumberdaya yang digunakan. Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah :
112 IRR = i
1
+
1 2
2 1
1
i i
NPV NPV
NPV -
- Diamana :
i
1
= DR yang menghasilkan NPV Positif i
2
= DR yang menghasilkan NPV Negatif NPV
1
= NPV yang bernilai positif NPV
2
= NPV yang bernilai negatif Kritera penilaian :
1 Jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang ditetapkan, maka investasi dinilai layak.
2 Jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto yang ditetapkan, maka investasi dinilai tidak layak.
4.4.5.3. Net Benefit – Cost Ratio Net BC
Net BC ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih
yang menguntungkan suatu kegiatan usaha yang dihasilkan terhadap setiap satuan kerugian dari usaha tersebut.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya penerimaan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur kegiatan usaha. Suatu kegiatan
investasi diaktakan layak bila Net BC lebih besar dari satu. Adapun rumus Net BC adalah sebagai berikut :
Net BC =
1 1
1 1
- +
+ -
+ -
å å
= =
NPV NPV
atau i
Ct Bt
i Ct
Bt
n t
t n
t t
Dimana : Bt
= Manfaat pada tahun ke t Ct
= Biaya pada tahun ke t i
= Tingkat DR t
= Tahun kegiatan usaha t=1,2,3,…,10 n
= Umur ekonomis usaha
113 Kriteria penilaian :
1 investasi dinilai layak dan dinyatakan menguntungkan jika Net BC 1 2 Investasi dinilai tidak layak dan dinyatakan tidak menguntunkan jika Net
BC 1.
4.4.5.4. Payback Period PP
PP merupakan metode yang mencoba seberapa cepat investasi pada suatu kegiatan
usaha dapat
kembali. Perhitungan
dilakukan dengan
cara mengkomulatifkan nilai manfaat bersih yang terdapat pada cash flow. Semakin
kecil angka yang dihasilkan berarti semakin cepat tingkat pengembalian dari suatu investasi, sehingga usaha yang dijalankan semakin baik untuk dilaksanakan dan
dikembalikan.adapun rumus yang digunakan untuk menghitung PP adalah sebagai berikut :
PP =
AB I
Dimana : I = Biaya investasi yang diperlukan
AB = Manfaat bersih yang diperoleh setiap tahunnya
4.4.6. Analisis Sensitivitas Nilai Pengganti Switching Value
Analisis switching value dalam penelitian investasi usaha home industry
soft candy dilakukan untuk menganalisis kelayakan investasi yang dilakukan pada usaha home industry soft candy tersebut. Dalam analisis kelayakan investasi
banyak asumsi-asumsi yang digunakan. Penggunaan asumsi ini memiliki ketidakpastian yang sudah diminimalkan berdasarkan kondisi aktual yang terjadi
di lapangan pengujian sensitivitas kelayakan investasi terhadap perubahan asumsi pendapatan dan biaya operasional. Adapun analisis sensitvitas ini digunakan pada
dua perubahan, yaitu : 1 Kenaikan harga input produksi yang dilakukan dalam penelitian ini
meliputi biaya gula dan bahan baku utama yaitu buah nenas, sedangkan biaya dan komponen lain tetap cateris paribus.
2 Penurunan jumlah produksi, pada kondisi ini diasumsikan komponen lainnya tetap cateris paribus.
114 3 Terjadinya penurunan harga jual output, pada kondisi ini diasumsikan
komponen lainnya juga tetap cateris paribus.
4.6. Asumsi yang digunakan dalam Penelitian