Kerangka Pemikiran Teoritis Kelayakan Adopsi Prototipe Usaha Home Industry Pineapple Soft Candy (Kasus pada Calon Pelaksana Potensial di Jalancagak- Subang, Jawa Barat)

27 III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian. Selain itu, teori merupakan acuan untuk menjawab permasalahan.

3.1.1. Studi Kelayakan Proyek

Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya- biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek yang terdiri dari tahap-tahap identifikasi, persiapan, dan analisis penilaian pelaksanaan dan evaluasi Gittinger 1986. Evaluasi proyek sangat penting, evaluasi ini dapat dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan proyek agar proyek dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek biasanya merupakan proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil Husnan Muhammad 2000. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa saja ditafsirkan berbeda-beda. Pihak swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan pemerintah dan lembaga non profit dilihat apakah bermanfaat bagi masyarakat luas berupa penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah, dan peningkatan devisa. Hal-hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan proyek investasi jika suatu pihak atau seseorang melihat suatu kesempatan usaha, yaitu apakah kesempatan usaha tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut. Semakin luas skala proyek maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi maupun sosial semakin luas. Oleh karena itu, studi kelayakan dilengkapi dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan cost and benefit 28 analysis. Menurut Husnan dan Muhammad 2000 suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut dua aspek yaitu : 91 Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi proyek itu sendiri atau manfaat finansial. Artinya apakah proyek tersebut cukup menguntungkan bila dibandingkan dengan risiko proyek. 1 Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi Negara tempat proyek tersebut dilaksanakan, yang menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu Negara. 2 Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek. Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu tujuan dari dilakukannya studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keberlanjutan penanaman modal cukup besar untuk kegiatan yang tidak menguntungkan. Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Banyak sebab yang mengakibatkan suatu proyek ternyata kemudian menjadi tidak menguntungkan gagal diantaranya yaitu : 1 kesalahan perencanaan, 2 kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, 3 kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang tepat guna, 4 kesalahan dalam memperkirakan kontinuitas bahan baku, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, serta 5 pelaksanaan proyek yang tidak terkendalikan sehingga biaya pembangunan proyek menjadi membengkak serta penyelesaian proyek menjadi tertunda. Dalam teori, tujuan dari pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah untuk memaksimumkan tingkat keuntungan dari pemilik modal itu sendiri. Namun, tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin menjadi tidak begitu penting lagi. Jika proyek akan dinilai dari perspektif yang lebih luas, maka tujuannya seharusnya dalah memaksimumkan net present value dari semua social cost dan benefit.

3.1.2. Aspek Kelayakan Proyek

Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang secara bersama-sama menentukan bagimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Menurut Gitinger 1986 aspek-aspek tersebut 92 terdiri dari aspek teknis, aspek institutional-organisasi-manajerial, aspek sosial, aspek pasar, aspek finansial, dan aspek ekonomi. Husnan dan Muhammad 2000 menyatakan bahwa aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam studi kelayakan adalah aspek pasar, aspek teknis, apsek manajemen, aspek keuangan dan aspek ekonomi Negara. Di lain pihak, Kadariah 2001 menyebutkan bahwa proyek dapat dievaluasi dari aspek teknis, aspek manjerial administratif, aspek organisasi, aspek komersial, asek finansial, serta aspek ekonomi.

3.1.2.1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Analisis aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk memahami berapa besar potensi pasar yang tersedia, berapa bagian yang dapat diraih oleh perusahaan atau usaha yang diusulkan, serta strategi pemaaran yang direncanakan untuk memperebutkan konsumen Husnan dan Suwarsono 2000. Proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pemasaran, pengembangan strategi pemasaran, perencanaan program pemasaran, dan pengelolaan usaha pemasaran Kotler 1997.

3.1.2.2. Aspek Teknis

Menurut Husnan dan Muhammad 2000 aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek selesai dibangun. Aspek teknis dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi proyek, besar skala operasiluas produksi, kriteria pemilihan mesin dan peralatan yang digunakan, proses produksi yang dilakukan dan jenis teknologi yang digunakan.

3.1.2.3. Aspek Manajemen

Menurut Husnan dan Muhammad 2000 aspek manajemen meliputi manajemen pembangunan dalam proyek dan manajemen dalam operasi. Manajemen pembangunan proyek merupakan proses untuk merencanakan penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar proyek yang direncanakan tersebut bisa mulai beroperasi secara komersial tepat pada waktunya. 93 Pelaksana pembangunan proyek tersebut bisa pihak yang mempunyai ide proyek itu, bisa juga umumnya diserahkan pada beberapa pihak lain. Siapa pun yang akan melaksanakan proyek tersebut, perusahaan yang umumnya mempunyai ide membuat proyek perlu mengetahui kapan proyek itu akan mulai bisa beroperasi secara komersial. Aspek manajemen dalam operasi meliputi bagaimana merencanakan pengelolaan proyek dalam operasional.

3.1.2.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Pertimbangan-pertimbangan sosial harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan arah apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap responsive terhadap keadaan sosial tersebut sebab tidak ada proyek yang akan bertahan lama bila tidak bersahabat dengan lingkungan Gittinger 1986. Beberapa pernyataan yang menjadi permasalahan adalah mengenai pencipataan kesempatan kerja, kualitas hidup masyarakat, kontribusi proyek dan dampak lingkungan yang merugikan dari keberadaan proyek.

3.1.2.5. Aspek Finansial

1 Teori Biaya dan Manfaat Analisis finansial diawali dengan analisis biaya dan manfaat dari suatu proyek. Analisis finansial bertujuan untuk membandingkan pengeluaran uang dengan revenue earning proyek, apakah proyek itu akan terjamin atas dana yang diperlukan, apakah proyek akan mampu membayar kembali dana tersebut dan apakah proyek akan berkembang sedemikian rupa sehingga secara fianansial dapat berdiri sendiri Kadariah 2001. Dalam analisis proyek, penyusunan arus biaya dan arus manfaat sangat penting untuk mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh dengan adanya proyek. Biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan yang dapat mengurangi manfaat yang diterima. Sedangkan manfaat merupakan hasil yang diharapkan akan berguna bagi individu atau masyarakat yang merupakan hasil dari suatu investasi. Biaya dan manfaat ini bisa merupakan biaya dan manfaat langsung ataupun biaya dan manfaat tidak langsung. 94 Biaya dan manfaat langsung adalah biaya dan manfaat yang bisa dirasakan dan dapat diukur sebagai akibat langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu proyek. Sedangkan biaya dan manfaat tidak langsung adalah biaya dan manfaat yang dirasakan secara tidak langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu proyek. Biaya dan manfaat yang dimaksudkan ke dalam analisis proyek adalah biaya dan manfaat yang bersifat langsung. Biaya yang diperlukan untuk proyek terdiri dari biaya modal, biaya operasional, dan biaya lainnya yang terlibat dalam pendanaan suatu proyek. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang, contohnya tanah dan bangunan, pabrik dan mesinnya, biaya pendahuluan sebelum operasi dan biaya-biaya lainnya seperti penelitian. Biaya operasional disebut biaya modal kerja karena biaya ini dikeluarkan untuk menutupi kebutuhan dan yang diperlukan pada saat proyek mulai dilaksanakan pada situasi produksi, biasanya dibutuhkan sesuai dengan tahap operasional, contohnya biaya bahan mentah, tenaga kerja, biaya perlengkapan serta biaya penunjang. Biaya lain yang dikeluarkan proyek diantaranya pajak, bunga pinjaman dan asuransi Kuntjoro 2002. 2 Laba Rugi Menurut Gittinger 1986, laporan laba rugi adalah suatu laporan keungan yang mencantumkan penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi yang menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tersebut. Laba merupakan selisih antar penerimaan dengan pengeluaran. Penerimaan laba diperoleh dari penjualan barang dan jasa yang dikurangi dengan pemotongan penjualan, barang yang dikembalikan dan pajak penjualan. Pengeluaran tunai untuk operasi mencangkup seluruh pengeluaran tunai yang timbul untuk memproduksi output, diantaranya yaitu biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku. Komponen lain dalam laba-rugi adalah biaya penjualan, biaya umum, dan biaya administrasi. Pengurangan komponen-komponen tersebut terhadap laba bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan. Penyusutan termasuk pengeluaran operasi bukan tunai yang merupakan proses alokasi biaya yang berasal dari harta ke tiap periode yang menyebabkan nilai harta tersebut menjadi 95 berkurang. Pengurangan penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak. 3 Kriteria Kelayakan Investasi Laporan laba rugi mencerminkan perbandingan pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Laporan laba rugi menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode operasi. Namun, Husnan dan Muhammad 2000 menyatakan bahwa dalam menganalisa suatu proyek investasi lebih relevan terhadap kas bukan terhadap laba karena kas seseorang biasa berinvestasi dan dengan kas pula seseorang membayar kewajibannya sehingga untuk mengetahui sejauh mana keadaan finansial perusahaan perlu dilakukan analisa aliran kas Cashflow. Kuntjoro 2002 menyebutkan bahwa cashflow adalah susunan arus manfaat bersih tambahan sebagai hasil pengurangan arus biaya tambahan terhadap arus manfaat. Tambahan ini merupakan perbedaan antara kegiatan dengan proyek with project dan tanpa proyek without project, arus tersebut menggambarkan keadaan dari tahun ke tahun selam jangka waktu hidup life time periods. Adapun yang termasuk ke dalam komponen cashflow ini terdiri dari inflow dan outflow. Inflow biasanya terdiri dari nilai produksi total, penerimaan pinjaman, grants bantuan dan salvage value nilai sisa. Sedangkan outflow diantaranya adalah biaya barang modal, bahan-bahan, tenaga kerja, tanah, pajak, dan cicilan pinjaman modal. Sebuah ukuran finansial yang bermanfaat dan sangat penting dalam analisa proyek adalah tingkat pengembalian finansial Gittinger 1986. Kriteria investasi diklasifikasikan menurut dua kategori yaitu non discounting criteria dan discounting crtitera. Perbedaan antara konsep ini adalah non discounting criteria tidak menyertakan konsep time value of money nilai waktu sekarang sebagaimana yang diterapkan pada discounting criteria. Nilai waktu uang adalah konsep dimana sejumlah uang tertentu pada masa yang akan datang akan memiliki manfaat yang lebih kecil jika dibandingakan pada waktu sekarang dengan nilai nominal yang sama, sehingga dalam penilaian kriteria investasi akan jauh lebih baik jika digunakan konsep nilai waktu uang yang diwujudkan dengan perhitungan present value yaitu adanya ketidakpastian 96 dari hasil, harga dan biaya yang diterapkan sepanjang waktu proyek berjalan, serta jika dipertimbangkan secara logis nilai uang yang sama jumlahnya diterima atau dikeluarkan sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang itu di masa yang akan datang. Menurut Hasnan dan Muhammad 2000, pada umumnya ada lima metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi. Metode tersebut diantranya metode average rate return, pay back period, present value, internal rate of return, serta profitability indeks. Selain itu, Gittinger 1986 menyebutkan bahwa dan yang diinvestasikan itu layak atau tidak akan diukur melalui kriteria investasi net present value, gross benefit cost ratio dan internal rate of return. a Net persent value NPV NPV atau manfaat sekarang netto adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi Gittinger 1986. Proyek akan menguntungkan jika NPV bernilai positif. Jika nilai NPV bernilai negatif, maka akan timbul masalah dimana pada tingkat diskonto yang diasumsikan, manfaat sekarang arus manfaat menjadi lebih kecil daripada manfaat sekarang arus biaya. Hal ini mengakibatkan ketidakcukupan untuk menvakup kembali investasi. Lebih baik menanamkan uang di suatu bank pada tingkat diskonto tertentu atau menginvestasikannya pada proyek lain yang lebih baik dari pada menginvestasikan di dalam proyek tersebut. Dalam metode NPV terdapat tiga penilaian investasi, yaitu jika NPV lebih besar dari nol berarti layak untuk dilakukan. Sebaliknya jika nilai NPV kurang dari nol, maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, hal ini dikarenakan manfaat yang diperoleh tidak cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan. Dan jika NPV sama dengan nol berarti proyek sulit dilaksankan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan. b Internal Rate Return IRR IRR atau tingkat pengembalian internal adalah tingkat bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan karena 97 proyek membutuhkan dana lagi untuk biaya-biaya operasi dan investasi dan proyek baru sampai pada tingkat pulang modal Gittinger 1986. Perhitungan IRR digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya dan menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan pinjaman. Jika dengan tingkat diskonto tertentu, nilai NPV menjadi sebesar nol maka proyek yang bersangkutan berada dalam posisi pulang modal yang berarti proyek dapat mengembalikan modal dan biaya operasional yang dikeluarkan serta dapat melunasi bunga penggunaan uang. Suatu investasi dikatakan layak apabila niali IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, apabila IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku berarti investasi tidak layak untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan. c Net Benefit Cost Ratio Net BC Net BC atau rasio manfaat dan biaya diperoleh dari bila nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya Gittinger 1986. Suatu keuntungan dari Net BC adalah bahwa ukuran tersebut secara langsung dapat mencatat berapa besar tambahan biaya tanpa mengaibatkan proyek secara ekonomis tidak menarik. Net BC Ratio menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Bila Net BC kurang dari satu maka manfaat sekarang biaya-biaya pada tingkat diskonto tertentu akan lebih besar dari nilai sekarang manfaat dan pengeluaran pertama ditambah pengembalian untuk investasi yang ditanamkan pada proyek tidak akan dapat kembali. Semakin tinggi tingkat suku bunganya, semakin rendah nilai Net BC yang dihasilkan. Jika tingkat suku bunga yang dipilih cukup tinggi, maka Net BC akan kurang dari satu. d Payback Period PP Payback period atau masa pembayaran kembali adalah jangka waktu kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai netto produksi 98 tambahan sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan Gittinger 1986. Selama proyek dapat mengembalikan modal investasi sebelum berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. Apabila sampai saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang digunakan maka sebaliknya proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Payback period berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutupi kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin baik untuk diusahakan. 3 Analisis Sensitivitas Switching Value nilai pengganti Analisis sensitivitas dengan metode perhitungan switching value nilai pengganti adalah suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah Gittinger 1986. Pada bidang pertanian, proyek-proyek sensitive berubah-ubah akibat empat masalah utama yaitu perubahan harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya dan perubahan volume produksi. Pada Analisis switching value, dicari beberapa nilai pengganti pada komponen biaya dan manfaat yang terjadi, yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi atau masih mendapatkan keuntungan normal. Keuntungan normal terjadi apabila nilai NPV sama dengan nol NPV=0. NPV sama dengan 0 akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net BC sama dengan 1 cateris paribus. Artinya, sampai tingkat berapa proyek yang akan dijalankan mentoleransi peningkatan harga atau penurunan input dan penurunan harga atau jumlah output Gittinger, 1986. Parameter harga jual produk, jumlah penjualan dan biaya dalam analisis finansial diasumsikan tetap setiap tahunnya. Namun, dalam keadaan nyata ketiga parameter dapat berubah-ubah sejalan dengan pertambahan waktu. Untuk itu, analisis sensitivitas perlu dilakukan untuk melihat sampai seberapa persen penuruan harga atau kenaikan biaya yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria kelayakan investasi dari layak menjadi tidak layak. 99 Batas-batas maksimal perubahan parameter ini sangat mempengaruhi dalam hal layak atau tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Semakin besar persentase yang diperoleh menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak peka atau tidak sensitif terhadap perubahan parameter yang terjadi.

3.2 Inovasi Adopsi