121
5.3. Kondisi Umum Usaha Dodol Nenas di Jalancagak
Kabupaten Subang merupakan daerah penghasil nenas terbesar kedua di Indonesia setelah Kabupaten Kediri Jawa timur Dinas Pertanian kabupaten
Subang, 2004. Di daerah Subang banyak petani yang menanam nenas sebagai mata pencaharian utama. Pada awalnya buah nenas dijual dalam bentuk segar
tanpa diolah lebih lanjut. Pada saat panen raya banyak buah nenas yang terbuang, sehingga harga jualnya turun. Hal tersebut yang mendorong pemerintah daerah
Subang melalui beberapa instansinya seperti dinas pertanian dan dinas perdagangan, perindustrian dan pasar Indagsar untuk mengolah buah nenas
menjadi produk yang memiliki nilai jual. Pada saat ini buah nenas telah dimanfaatkan dan diolah ke dalam beberapa bentuk olahan yang dikomersilkan
oleh beberapa kelompok usaha yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan buah nenas, terutama dodol nenas.
Pada awal berdirinya, usaha kecil dodol nenas dikelola oleh sekelompok ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar Desa Tambak Mekar Kecamatan
Jalancagak Kabupaten Subang. Ibu-ibu rumah tangga tersebut tergabung dalam kelompok wanita tani KWT Mekar Sari dibawah binaan Balai Penyuluh
Pertanian BPP unit kerja Jalancagak. KWT Mekar Sari berdiri sejak tahun 1983 yang beranggotakan 15 orang. Bentuk kegiatannya berorientasi pada budidaya
pemanfaatan lahan pekarangan, seperti sayuran, buah-buahan, ternak, ikan dan pengolahan buah. Setelah mengikuti sekolah lapang yang diadakan oleh Balai
Latihan Penyuluhan Pertanian BLPP Cianjur dan Progran Unit Pengembangan Agribisnis UPA Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat, pada tahun 1997 KWT
Mekar Sari mulai serius menggeluti usaha dodol neans. Pada tahun yang sama KWT Mekar Sari mengalami perubahan kepengurusan dan jumlah anggotanya
bertambah menajdi 20 orang. Usaha kecil dodol nenas yang pada mulanya dibina oleh pemerintah
daerah Kabupaten Subang ada lima kelompok usaha bersama KUB dan satu perusahaan perorangan, yaitu KUB Mekar Sari, KUB Mulyasari, KUB Rasa
Mandiri, KUB Sari Rahayu, KUB Mekar Jaya dan Perusahaan Idola. Tetapi, hanya KUB Mekar Sari dan KUB Mekar Jaya yang sampai saat ini masih
berproduksi secara kontinyu. Anggota KUB Mekar Sari bertambah menjadi 17
122 orang sampai saat ini masih menggeluti usaha dodol nenas, KUB Mekar Jaya
beranggotakan 10 Orang, tetapi hanya empat orang dari kelompok mekar jaya yang samapai saat ini masih menggeluti usaha dodol nenas, sedangkan sisanya
menggeluti usaha lain seperti membuka warung sembako. Tujuan dari dibentuknya KUB adalah untuk memudahkan pemasaran
produk dodol nenas yang merupakan produk baru. Masing-masing KUB memiliki satu kios yang berlokasi di pinggir jalan raya Tambak Mekar, Jalancagak. Setiap
anggota kelompok memproduksi dodol nenas dengan kapasitas produksi rata-rata 20 kg per hari per orang. Dodol nenas yang sudah diproduksi kemudian
dikumpulkan dan dipasarkan melalui kios kelompok. Sejalan dengan semakin berkembangnya usaha dodol nenas dua anggota KUB mekar sari dan satu anggota
KUB Mekar Jaya sudah mampu memproduksi dan memiliki kios sendiri. Usaha mandiri tersebut adalah PD.Alam Sari, PD. Mekar Sari “Erviani”, dan PD Kartika
Sari. Anggota kelompok yang sudah melepaskan dari KUB dan tidak lagi memasarkan produknya di kios kelompok dan mulai mengelola usahanya sendiri.
Sedangkan anggota yang belum memiliki kios tetap memproduksi dodol nenas dan memasarkannya di kios kelompok.
Secara umum, usaha dodol nenas yang berkembang di Kabupaten Subang memiliki struktur organisasi yang sederhana, pelaksana usaha masih dominan
berada pada ketua kelompok. KUB dodol nenas dipimpin oleh ketua kelompok yang bertindak sebagai pemimpin usaha yang memiliki wewenang dan tugas
dalam manajemen usaha keuangan dan pemasaran. Bagian produksi dan tenaga kerja dikelola oleh masing-masing anggota kleompok. Balai penyuluh dan kepala
desa memiliki tanggung jawab sebagai penasehat yang memberikan masukan kepada kelompok dalam menjalankan usaha. Struktur organisasi KUB pengolahan
dodol nenas dapat dilihat pada gambar 3.
123 Usaha kecil pengolahan dodol nenas cukup mendapat perhatian dari
pemerintah Kabupaten Subang, karena sebagian besar sudah mandapatkan binaan dan bantuan modal. Binaan yang diberikan berupa pelatihan dan penyuluhan
mengenai cara-cara pembuatan dodol nenas, cara pengemasan yang baik, cara berproduksi yang baik, dan cara pemasaran yang baik. Pada tahun 2004 dan 2005
LIPI subang memberikan pelatihan mengenai pengolahan dan pengembangan produk baru diversifikasi yang berbasis olahan buah nenas seperti saos, nenas
lembaran, nenas pasta dan sari buah nenas. Pelatihan dan penyuluhan yang diberikan bertujuan untk meningktkan pengetahuan dan mengembangkan
usahanya sehingga dapat bersaing di pasaran.
Bendahara Penasehat
Ketua
Sekretaris
Seksi Pemasaran
Seksi Usaha Seksi
Pengolahan Seksi bahan
baku
Gambar 3
. Struktur Organisasi Kelompk Usaha Bersama KUB Pengolahan Buah Nenas di Jalancagak Subang
Anggota
124
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Aspek Pasar dan Pemasaran 6.1.1. Peluang Pasar