Asfiksia Neonatorum Neonatus Risiko Tinggi
                                                                                terkonjugasi  akan  meningkat  menjadi  10  sampai  12  mgdL  pada  umur  5 hari  Cloherty  JP  2004  dalam  Azlin  et  al  2013.  Ikterus  neonatorum
merupakan  fenomena  biologis  yang  timbul  akibat  tingginya  produksi  dan rendahnya  ekskresi  bilirubin  selama  masa  transisi  pada  neonatus.  Pada
neonatus  produksi  bilirubin  2  sampai  3  kali  lebih  tinggi  dibanding  orang dewasa normal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus
lebih banyak dan usianya lebih pendek. Banyak  bayi  baru  lahir, terutama bayi    kecil    bayi    dengan    berat    lahir    2500  g  atau  usia  gestasi    37
minggu  mengalami  ikterus  pada  minggu  pertama  kehidupannya.  Pada kebanyakan  kasus  ikterus  neonatorum,  kadar  bilirubin    tidak    berbahaya
dan    tidak    memerlukan    pengobatan.  Sebagian  besar  tidak  memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang pada
akhir  minggu  pertama  kehidupan  pada  bayi  cukup  bulan.  Sebagian  kecil memiliki  penyebab  seperti  hemolisis,  septikemi,  penyakit  metabolik
ikterus  non-fisiologis  Hidayat,  2009.  Salah  satu  penyebab  mortalitas pada  bayi  baru  lahir  adalah  ensefalopati  bilirubin  lebih  dikenal  sebagai
kern-ikterus.  Ensefalopati  bilirubin  EB  adalah  komplikasi  ikterus neonatorum  non  fisiologis  sebagai  akibat  efek  toksis  bilirubin  tak
terkonjugasi  terhadap  susunan  syaraf  pusat  SSP. Istilah  lain  adalah
kernikterus  yang  berarti  yellow  kern  titik-titik  warna  kuning  yang  terjadi mengenai sebagian besar struktur SSP, yang ditemukan pada autopsi bayi
yang meninggal karena ensefalopati bilirubin Usman, 2007. Ensefalopati bilirubin  merupakan  komplikasi  ikterus  neonatorum  yang  paling  berat.
Selain  memiliki  angka  mortalitas  yang  tinggi,  juga  dapat  menyebabkan gejala  sisa  berupa  cerebral  palsy,  tuli  nada  tinggi,  paralisis  dan  displasia
dental  yang  sangat  memengaruhi  kualitas  hidup  Munir,  2012.  Pada dasarnya  warna  kekuningan  pada  bayi  baru  lahir  dapat  terjadi  karena
beberapa hal, antara lain  : a.  Produksi  bilirubin  yang  berlebihan  misalnya  pada  pemecahan  sel
darah  merah  hemolisis  yang  berlebihan  pada  incompabilitas ketidaksesuaian darah bayi dengan ibunya.
b.  Gangguan  dalam  proses  “uptake”  dan  konjugasi  akibat  dari gangguan fungsi liver.
c.  Gangguan  proses  tranportasi  karena  kurangnya  albumin  yang meningkatkan bilirubin indirek.
d.  Gangguan  ekskresi  yang  terjadi  akibat  sumbatan  hepar  karena infeksi atau kerusakan sel hepar kelainan bawaan Hasan, 2007.
Pada ikterus fisiologis  menurut Muslihatan 2010 :
1. Timbul pada hari ke-2 dan ke-3 2. Kadar bilirubin indirek  10 mg pada neonatus cukup bulan
3. Kadar bilirubin indirek 12,5mg pada neonatus kurang bulan 4. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin 5 mg perhari
5. Kadar bilirubin direk 1 mg 6. Ikterus menghilang pada hari ke-10
7. Tidak berhubungan dengan keadaan patologis. Pada ikterus patologis
: 1. Timbul pada 24 jam pertama, menetap setelah 2 minggu pertama
2.  Konsentrasi  bilirubin  serum  sewaktu  12,5  mg  pada  neonatus cukup bulan atau 10 mg pada neonatus kurang bulan
3. Peningkatan konsentrasi bilirubin bilirubin 5 mg atau lebih setiap 24 jam
4. Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg 5.  Ikterus  disertai  proses  hemolisis  inkompatibiltas  darah,  defisiensi
G6PD dan sepsis
                