Analisis Pengaruh Bantuan Melahirkan Terhadap Kematian Neonatus.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: 1. Kasus kematian neonatus terbanyak pada penelitian ini adalah kematian neonatus dini. 2. Faktor risiko yang paling banyak menyebabkan kematian neonatus berturut-turut adalah : 1. Asfiksia neonatorum sebanyak 45 neonatus 81,8 2. Berat badan lahir rendah sebanyak 36 neonatus 65,5 3. Paritas 0 atau 3 kali sebanyak 26 neonatus 47,3 4. Tempat melahirkan sebanyak 22 neonatus 40 5. Sepsis neonatorum sebanyak 20 neonatus 36,4 6. Umur ibu 20 atau 35 tahun sebanyak 15 neonatus 27,3 7. Kelainan kongenital sebanyak 10 neonatus 18,2 8. Bantuan melahirkan sebanyak 4 neonatus 7,3 3. Faktor resiko terbesar menurut nilai OR dan significant atau bermakna untuk mempengaruhi kematian neonatus berturut-turut adalah : 1. Kelainan kongenital OR = 12 2. Asfiksia neonatorum OR = 5,4 3. Sepsis neonatorum OR = 4,667 4. Berat badan lahir rendah OR = 0,279

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang disampaikan adalah : 1. Untuk mengurangi kematian neonatus akibat kelainan kongenital salah satu cara nya adalah menegakkan diagnosis secepat mungkin yang membutuhkan berbagai macam alat atau pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi dll. Kepada RSUD. Ferdinand Lumban Tobing agar dapat melengkapi alat-alat pemeriksaan penunjang tersebut. 2. Untuk mengurangi kematian neonatus akibat asfiksia neonatorum yaitu dengan cara pengawasan suhu yang lebih maksimal dengan adanya alat inkubator. Kepada RSUD. Ferdinand Lumban Tobing agar dapat melengkapi alat tersebut. 3. Untuk mengurangi kematian neonatus akibat sepsis neonatorum salah satu caranya adalah dengan melakukan pencegahan yaitu dengan memperhatikan alat sekali pakai dan pemakaian proteksi disetiap tindakan. Pemberian obat antibiotik yang sesuai dengan hasil biakan dan uji resistensi yang cepat juga diperlukan dalam penanganan sepsis neonatorum. Kepada RSUD. Ferdinand Lumban Tobing agar dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan tersebut secara maksimal. 4. Untuk mengurangi kematian neonatus akibat berat badan lahir rendah adalah dengan pencegahan. Kepada Dinas Kesehatan Kota Sibolga agar dapat melakukan penyuluhan kesehatan dan perkembangan janin dalam rahim, pentingnya melakukan pemeriksaan ANC minimal 4 kali selama kehamilan dan pemberian nutrisi yang baik pada ibu selama kehamilan. Kepada RSUD. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga agar dapat memberikan penanganan yang adekuat seperti pengawasan suhu, pemberian cairan, melakukan pemantauan yang ketat terhadap bayi dengan berat badan lahir rendah dan resusitasi. 5. Kepada RSUD. Ferdinand Lumban Tobing agar dapat melakukan pelayanan neonatal esensial yang terdiri atas persalinan yang bersih dan aman, stabilisasi suhu, inisiasi pernafasan spontan, pemberian ASI dini dan eksklusif dan pencegahan infeksi dan pemberian imunisasi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Neonatus

2.1.1. Pengertian Neonatus

Neonatus adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini berusia 0-7 hari dan Neonatus lanjut berusia 7-28 hari. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram Muslihatun, 2010. Ciri-ciri bayi baru lahir neonatus normal adalah berat badan 2500-4000 gram, panjang badan lahir 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, frekuensi jantung 180 denyutmenit, kemudian menurun sampai 120-140 denyutmenit, pernapasan pada beberapa menit pertama cepat kira-kira 80 kalimenit, kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kalimenit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi verniks kaseosa, rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora pada perempuan, testis sudah turun pada anak laki-laki Dahliana et al, 2012.

2.1.2. Fisiologi Neonatus

Menurut Muslihatun 2010 adaptasi neonatus adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan luar uterus. Tabel 2.1.Adaptasi Neonatus SISTEM INTRAUTERIN EKSTRAUTERIN Pernafasan volunter Belum berfungsi Berfungsi Alveoli Kolaps Berkembang Vaskularisasi paru Belum aktif Aktif Resistensi paru Tinggi Rendah Intake oksigen Dari plasenta ibu Dari paru bayi sendiri