e Ketika menanggapi pertanyaan murid, guru tidak langsung menjawab atau memberi petunjuk, tetapi meminta murid
menjelaskan maksud pertanyaan. Selanjutnya guru menyelami terlebih dahulu penyebab kesulitan, kemudian mengarahkan murid
untuk menemukan sendiri jawaban atau petunjuk yang dibutuhkan. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa kelebihan model
pembelajaran ini sebagai berikut: a Mengarahkan cara berpikir siswa dalam memahami suatu konsep
matematika secara konstektual b Membuat keterkaitan-keterkaitan pembelajaran menjadi bermakna
c Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang
2. Pembelajaran
kooperatif tipe
Jigsaw tanpa
pendekatan matematisasi berjenjang
Jika pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dilakukan tanpa mengunakan pendekatan matematisasi berjenjang, maka konsep
pembelajaran yang disajikan dapat kurang terarah dan beradaptasi pada siswa, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan sulit untuk dicapai
secara optimal Pembelajaran kooperatif yang dilakukan tanpa pendekatan matematisasi berjenjang diartikan bahwa penggunaan
pendekatan dilakukan secara tradisional. Pendekatan tradisional adalah konsep pelaksanaan pembelajaran dimana guru adalah seorang yang
harus diikuti jawabannya Erman Suherman 2003:75. Pendekatan yang demikian tidak mengarahkan pada siswa untuk mengkonruksi
pengetahuannya sehingga diperoleh struktur matematika. Guru mendominasi pembelajaran dan senantiasa menjawab dengan segera
terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa. Guru kurang mendorong siswa untuk berpikir lebih lanjut agar penguasaan konsep matematika semakin
kuat. Dengan demikian pembelajaran kooperatif Jigsaw yang dilakukan tanpa pendekatan matematisasi berjenjang akan berakibat:
a Siswa kurang terarah untuk mengkontruksi suatu konsep matematika b Jika siswa mengalami kesulitan, maka hanya menerima saja
penjelasan guru c Siswa kurang terbiasa membuat keterkaitan pengetahuannya,
sehingga pembelajaran menjadi bermakna. d
Kurang membantu individu untuk tumbuh dan berkembang
7. Penelitian Relevan
Ira Kurniawati 2004 dalam penelitiannya yang berjudul: Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi belajar Matematika ditinjau
Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas II SLTPN 15 Surakarta, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang signifikan pada pokok
bahasan jajaran genjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium, antara siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan pembelajaran
kooperatif Jigsaw dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Abu Syafik 2006 dalam penelitiannya yang berjudul: Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Geometri Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa, mengatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunakan kooperatif Jigsaw
dengan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar matematika pokok bahasan geometri.
Judul penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah efektivitas pembelajaran matematika model kooperatif Jigsaw dengan
pendekatan matematisasi berjenjang dan tanpa pendekatan matematisasi berjenjang ditinjau dari motivasi belajar dan inteligensi siswa pada siswa SMA
di kota Madiun. Kesamaan dalam penelitian ini terletak pada model pembelajaran kooperatifnya. Perbedaannya terletak pada pendekatan yang
digunakan dan banyaknya variabel dalam penelitian serta variabel kontrol yang digunakan.
B. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan pembelajaran matematika model kooperatif Jigsaw dengan