Teori Belajar Ausubel EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOPERATIF JIGSAW DENGAN PENDEKATAN MATEMATISASI BERJENJANG DAN TANPA PENDEKATAN MATEMATISASI BERJENJANG DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN INTELIGENSI SISWA PADA SISWA SMA DI KOTA

menerus melakukan akomodasi dan asimilasi terhadap informasi-informasi baru yang diterimanya. Implikasi dari teori Piaget dalam pembelajaran Slavin, 1995: 5 sebagai berikut: 1 Memusatkan perhatian pada proses berpikir anak, bukan sekedar pada hasilnya. 2 Menekankan pada pentingnya peran siswa berinisiatif sendiri dan keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran di kelas pengetahuan tidak mendapat penekanan melainkan anak didorong menemukan sendiri melalui interaksi lingkungannnya. 3 Memaklumi adanya perbedaan individu dalam hal kemajuan perkembangan. Guru harus melakukan upaya khusus untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk individu atau kelompok-kelompok kecil. Berdasarkan teori Piaget, pembelajaran kooperatif cocok dalam kegiatan pembelajaran matematika, karena pembelajaran kooperatif memfokuskan pada proses berpikir anak, bukan sekedar pada hasil. Selain itu dalam pembelajaran ini mengutamakan peran siswa berinisiatif untuk menemukan jawaban dari soal yang diberikan oleh guru dengan cara sendiri dan siswa didorong untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4. Teori Belajar Ausubel

Belajar dapat dikelompokkan dalam dua dimensi, menurut Ausubel dalam Ratna Wilis Dahar,1996: 110. Dimensi pertama, berhubungan dengan cara informasi atau materi yang disajikan kepada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua, menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi tersebut pada struktur kognitif yang telah ada. Pada tingkat pertama, belajar penerimaan reception learning menyangkut materi dalam bentuk final, sedangkan belajar penemuan discovery learning yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang dipelajari. Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi tersebut pada konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, dalam hal ini “belajar bermakna meaningful learning”. Tetapi siswa mungkin saja tidak mengaitkan informasi tersebut pada konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitifnya, siswa hanya terbatas menghafal informasi baru tersebut, dalam hal ini terjadi “belajar hafalan rote learning”. Pada pembelajaran matematika kooperatif, karakteristik pertama yaitu menggunakan masalah kontektual yang berfungsi sebagai motivasi awal atau “instarting point” dalam pembelajaran, guru meminta kepada siswa untuk menggunakan strategi atau cara mereka sendiri dalam memecahkan masalah. Untuk keperluan tersebut siswa harus mampu menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan permasalahan yang dihadapi. Bila pengetahuan atau konsep yang dimiliki siswa belum dapat digunakan dalam memecahkan masalah, maka guru perlu membimbing siswa, bersifat terbatas dalam menemukan konsep tersebut. Dengan demikian siswa akan mampu menyelesaikan masalah kontektual yang diajukan kepadanya apabila ia memiliki cukup pengetahuan yang terkait dengan masalah tersebut. Dari uraian tersebut di atas jelaslah bahwa teori belajar Ausubel, Piaget, Vygotsky dan Bruner sama-sama menekankan pada keaktifan siswa untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan mereka sampai menemukan konsep, menekankan proses belajar pada siswa, dan guru berfungsi sebagai pembimbing atau fasilitator. Hal ini sejalan dengan prinsip karakteristik dari pembelajaran kooperatif.

6. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMP

0 3 111

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL STAD DAN JIGSAW DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA

0 4 118

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN PENDEKATAN SAINTIFIK Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Siswa Kelas VIII

0 2 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW YANG DIDAHULUI METODE RESITASI DAN TANPA DIDAHULUI METODE RESITASI PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA DI KOTA MADIUN

0 1 109

PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP.

0 1 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW YANG DIDAHULUI METODE RESITASI DAN TANPA DIDAHULUI METODE RESITASI PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA DI KOTA MADIUN.

0 0 109

PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP - repository UPI T MAT 1303350 Title

0 0 4

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATISASI SISWA DI SMP

0 0 23

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN PENDEKATAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI SEGIEMPAT DITINJAU DARI EFIKASI DIRI SISWA SMP KELAS VII DI KABUPATEN SEMARANG - UNS Institutional Repositor

0 0 19

Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran ``matematisasi berjenjang`` pada materi permutasi kelas XI IPA SMA Stella Duce 2 Yogyakarta - USD Repository

0 0 228