31
4. Pemahaman Konsep
Menurut Sudjana 2005, ”Pemahaman merupakan tipe hasil belajar yang
lebih tinggi daripada pengetahuan ”. Pemahaman dapat diartikan sebagai
kesanggupan menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri suatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang dicontohkan, atau menggunakan
petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun tidak berarti
bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal. Pemahaman dibedakan dalam tiga
kategori, yaitu pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran dan pemahaman ekstrapolasi. Dalam pembelajaran fisika, pemahaman konsep yang baik pada
siswa akan ditunjukkan dengan kemampuan menjelaskan kembali dengan baik. Hal ini akan mempengaruhi prestasi belajar sehingga pemahama konsep fisika
yang baik akan ditunjukkan oleh hasil prestasi belajar yang tinggi. Menurut Rosser 1984 dalam Ratna Wilis 1989,
”Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas obyek-obyek, kejadian-kejadian, kegiatan-
kegiatan atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama ”. Tingkat
pencapaian konsep harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Untuk tingkat perkembangan pra-operasional konsep yang dipelajari pada
tingkat konkret atau identitas. Pada tingkat perkembangan operasional konkret, dapat diharapkan tingkat pencapaian klasifikatori, paling sedikit untuk konsep-
konsep yang mempunyai contoh-contoh konkret. Tingkat perkembangan operasi formal dapat diharapkan mencapai tingkat formal.
32
5. Media Pembelajaran
Media merupakan alat yang harus ada untuk memudahkan sesuatu dalam pekerjaan.
Secara spesifik, Sharon mengemukakan pengertian media 2005:9 ”A medium plural, media is a means of communication and source of information
”. Media merupakan sarana komunikasi dan sumber informasi. Menurut Rohani
1997:3 “Media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai
perantarasaranaalat untuk proses komunikasi ”. Sadiman 1993:6 menyatakan
bahwa “Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan ”. AECT Association for Educational Communications and Technology,
1979 mengartikan “Media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses
transmisi informasi ”.
Menurut Miarso, 2004:457 “Pembelajaran menunjukkan usaha
pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta yang pelaksanaannya
terkendali ”. Berdasarkan pengertian dua istilah di atas dapatlah didefinisikan
istilah “media pembelajaran” antara lain:
a. Sadiman 1993 mengemukakan “Media pendidikan adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi ”.
b. Depdiknas 2004:4 merumuskan bahwa “Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran,
33
perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajar
”. c.
Rohani 1997:4 menyatakan “Media instruksional edukatif adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras
maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksioanl dapat dicapai dengan mudah
”. d.
Miarso 2004 menyatakan bahwa “Media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya proses belajar terjadi
”. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik untuk belajar.
Hal ini dimaksudkan agar dapat mendorong terjadinya proses belajar yang menjadikan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.
Kata media itu sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium“ yang berarti “pengantar atau perantara“. Media
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Kit Lay Bourn
e 1985:82 menyatakan bahwa “penggunaan media tidak harus membawa bungkusan berita-
berita semua, siswa cukup dapat mengawasi suatu berita”. Dari pendapat tersebut dapat dihubungkan bahwa penyampaian materi pelajaran
dengan cara komunikasi masih dirasakan adanya penyimpangan pemahaman oleh siswa. Masalahnya adalah bahwa siswa terlalu banyak menerima sesuatu ilmu
dengan verbalisme. Proses belajar mengajar yang tidak menggunakan media dan kondisi siswa tidak siap akan memperbesar peluang terjadinya verbalisme.
34
Media yang difungsikan sebagai sumber belajar bila dilihat dari pengertian harafiahnya juga terdapat manusia didalamnya, benda, ataupun segala sesuatu
yang memungkinkan untuk anak didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna bagi anak didik dalam pembelajaran, dan dengan adanya media
berbasis TIK tersebut, khususnya menggunakan media interaktif berbasis komputer anak didik mempunyai keinginan untuk maju, dan juga mempunyai
kreatifitas yang tinggi serta memuaskan dalam perkembangan mereka di kehidupan kelak. Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu
mencipatakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam
kehidupannya. Dengan demikian para siswa dengan mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru pada proses
pembelajaran di kelas. Arief
S. Sadiman 1984:6 mengatakan bahwa media adalah “segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti
film, buku dan kaset“. RE Clark 1996:62 mengungkapkan bahwa “the of media to encourage student to invest more afford in hearing has along history
“. Dari pandangan yang di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan alat yang
memungkinkan siswa mudah mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian
materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan. Soeparno 1987:8 menjelaskan bahwa ada beberapa alasan memilih
media dalam proses belajar mengajar. Alasan itu antara lain, ada berbagai macam
35
media yang mempunyai kemungkinan dapat dipakai di dalam proses belajar mengajar, ada media yang mempunyai kecocokan untuk menyampaikan informasi
tertentu, ada perbedaan karakteristik setiap media dan ada perbedaan pemakai media tersebut serta ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media
dipergunakan. Ada beberapa kriteria umum yang perlu diperhatikan pada pemilihan
media. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada efektivitas program pembelajaran. Rudi Susilana 2008:69
menjelaskan kriteria umum pemilihan media berdasarkan kesesuaian: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, karakteristik pembelajar atau siswa, teori,
gaya belajar, kondisi lingkungan, fasilitas pendukung dan waktu yang tersedia. Bertitik tolak dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa memilih media tidak
mudah. Media yang akan digunakan harus memperhatikan beberapa ketentuan dengan pertimbangan bahwa penggunaan media harus benar-benar berhasil guna
dan berdaya guna untuk meningkatkan dan memperjelas pemahaman siswa.
6. Multimedia