32 g. pemecahan masalah problem solving dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru, h. pemecahan problem solving dapat memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata, serta
i. pemecahan masalah problem solving dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui PBL
dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas, memberikan kesempatan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam
dunia nyata, dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, lebih menyenangkan dan disukai siswasehingga diharapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar dan pemahaman siswa.
4. Tahap-tahap Model Problem Based Learning
C. Asri Budiningsih 2006: 112-113 mengemukakan bahwa, pada umumnya pelaksanaan model Problem Based Learning diawali dengan
perencanaan, proses pembelajaran dan evaluasi proses serta hasil belajar. a. Perencanaan
1 Identifikasi tujuan sesuai dengan kemampuan awal dan karakteristik siswa
2 Mendesain masalah yang memiliki tipe ill defined, yang diangkat dari konteks kehidupan nyata dan menuntut beragam jawaban serta
strategi pemecahannya. 3 Mengajukan portofolio sebagai media pilihan untuk mengembangkan
solusi yang akan digunakan ketika memecahkan masalah b. Proses Pembelajaran
1 Menemukan masalah 2 Mendefinisikan masalah
3 Menyusun dugaan sementara 4 Menyelidiki
5 Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan 6 Menyempurnakan alternatif-alternatif pemecahan secara kolaboratif
7 Menguji solusi permasalahan
33 c. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Evaluasi yang dilakukan menurut pandangan konstruktivistik yaitu: 1 Penekanan pada penyusunan makna secara aktif yang melibatkan
panduan keterampilan dengan menggunakan masalah dan konteks nyata.
2 Menggali munculnya berpikir divergen, pemecahan ganda, bukan satu jawaban benar.
3 Evaluasi merupakan bagian utuh dari belajar dengan memberi tugas- tugas yang menuntut aktivitas belajar bermakna dalam konteks
nyata. Sementara itu, menurut Arends 2008: 57 tahapan model
pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut: Tabel 2. Sintaks Model Problem Based LearningMenurut Arends
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap-1 Memberikan
Orientasi tentang
permasalahan kepada siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik alat dan bahan yang
dibutuhkan, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah.
Tahap-2 Mengorganisasi siswa
untuk belajar Guru membantu siswa untuk mendefinisikan
dan mengorganisasikan pembelajaran yang terkait dengan permasalahan.
Tahap-3 Membimbing
penyelidikan individual
maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah atau solusi
Tahap-4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya Guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap-5 Menganalisis
dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan. Sumber: Arends 2008:57
Sintaks model PBL yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Richard I. Arends 2008: 57. Hal ini dikarenakan dalam
sintaks tersebut sudah dijabarkan bagaimana perilaku guru pada langkah
34 tertentu. Penerapan model PBL dalam penelitian ini secara garis
besaryaitu: a. Tahap 1: Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa.
Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan tujuan pembelajaran IPS, membangun sikap positif terhadap pelajaran, dan mendeskripsikan
sesuatu yang diharapkan untuk dilakukan oleh siswa. Guru memberikan suatu masalah terkait masalah sosial kepada siswa.
b. Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar IPS Guru mengembangkan keterampilan kolaborasi diantara siswa dan
membantu mereka untuk menyelidiki masalah secara bersama-sama. Guru membentuk kelompok-kelompok penyelidikan. Setiap kelompok
terdiri dari lima sampai enam siswa. c. Tahap 3: Membimbing penyelidikan kelompok
Penyelidikan dilakukan secara kelompok yang melibatkan proses pengumpulan informasidan memberikan solusi. Siswa mengumpulkan
informasi yang cukup untuk menciptakan dan mengkontruksikan ide- idenya sendiri. Guru membantu siswa mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber dan membuat pertanyaan yang merangsang siswa untuk memikirkan permasalahan itu. Setelah siswa mengumpulkan
informasi yang cukup terhadap permasalahan yang mereka selidiki. Guru mendorong siswa bertukar ide dalam kelompok.
d. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan laporan
penyelidikan atau hasil karya yang relevan. Setelah itu siswa