Evaluasi Model ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI

sebesar 0,04. Semakin rendah tingkat kemiskinan, semakin tinggi IPM Jawa Timur, cateris paribus. Hubungan negatif dan signifikannya variabel persentase jumlah penduduk miskin terhadap variabel pembangunan manusia telah sesuai dengan hipotesis dan teori. Kemiskinan menyebabkan seseorang tidak mempunyai kapabilitas untuk melakukan sesuatu, bukan karena tidak memiliki sesuatu. Dengan demikian, tingkat kemampuan seseorang untuk mengakses sumber daya sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraannya. Jika individu tidak berada dalam kondisi miskin, maka segala kebutuhan dasarnya akan terpenuhi. Selain dapat mencukupi kebutuhan makannya, kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan layanan kesehatan juga dapat terpenuhi. Penduduk miskin dapat melanjutkan sekolahnya, berobat ke dokter atau puskesmas, mendapatkan fasilitas pendidikan, kesehatan, sanitasi, dan air bersih. Pemenuhan kebutuhan tersebut akan meningkatkan kualitas penduduk yang pada akhirnya dapat meningkatkan IPM. Meskipun tidak mempengaruhi secara langsung, perbaikan IPM melalui pendidikan dan kesehatan terhadap orang miskin di suatu wilayah akan berdampak positif terhadap peningkatan kesempatan kerja danatau peningkatan produktivitas yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan melepaskannya dari lingkaran kemiskinan. Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh elastisitas variabel kemiskinan yang secara absolut bernilai 0,03. Besarnya elastisitas variabel kemiskinan dibandingkan dengan variabel lainnya, menunjukkan bahwa kemiskinan mempunyai efek atau pengaruh secara langsung terhadap masalah pencapaian pembangunan manusia. Dengan melalui program-program pengentasan kemiskinan, secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas manusia.

7.3.1.3 Pengeluaran Pemerintah Untuk Sektor Pendidikan PPP

Variabel pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan menunjukkan persentase jumlah pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan dari jumlah total penge luaran pembangunan APBD pada tahun anggaran tertentu. Nilai koefisen regresi yang diperoleh adalah sebesar 0,019 dengan nilai probabilitas p- value sebesar 0,000 sehingga signifkan pada taraf nyata 5 persen. Artinya, jika pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan meningkat sebesar 1 persen, maka nilai IPM diduga akan meningkat sebesar 0,019. Semakin tinggi pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan, semakin tinggi IPM Jawa Timur, cateris paribus. Hubungan positif dan signifikannya variabel pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan dengan pembangunan manusia di Jawa Timur telah sesuai dengan hipotesis dan teori yang ada. Dengan anggaran tersebut, pemerintah dapat meningkatkan pelayanan dan fasilitas- fasilitas pendidikan seperti bangunan sekola h, buku-buku, kebutuhan laboratorium, ataupun beasiswa untuk murid yang tidak mampu. Dengan demikian, kebijakan pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan, merupakan investasi yang secara langsung dapat memperbaiki kualitas manusia. Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem krusial seperti masalah pengangguran,