Konsep Pembangunan Manusia TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pembangunan Manusia

Tujuan dasar pembangunan adalah untuk memperbesar spektrum pilihan manusia. Pada dasarnya pilihan-pilihan tersebut tidak terbatas dan senantiasa terus berubah. Manusia sering menghargai capaian-capaian yang tidak terlihat dalam angka pendapatan dan pertumbuhan ekonomi seperti akses yang lebih besar terhadap pendidikan, kesehatan, kehidupan yang lebih terjamin, jaminan yang lebih besar bagi keamanan terhadap kriminalitas dan kekerasan, pemanfaatan waktu senggang, kebebasan politik dan budaya, serta ikut serta dalam kegiatan sosial masyarakat Firdausy, 1998. Konsep pembangunan manusia lebih luas, mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia, dari kebebasan mengungkapkan pendapat sampai dengan kesetaraan jender, lapangan kerja, gizi anak, sampai angka melek huruf orang dewasa BPS-Bappenas-UNDP, 2001. Konsep pembangunan manusia lebih luas dari teori konvensional dan konsep pembangunan ekonomi. Pada model pertumbuhan ekonomi titik beratnya lebih menekankan pada peningkatan pembangunan daripada perbaikan kualitas hidup manusia. Pembangunan manusia mensyaratkan adanya kebebasan sebagai proses untuk memperbesar pilihan yang dimiliki manusia a process of enlarging people’s choices , kebebasan memilih apa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka akan menjalani hidup. Manusia harus bebas untuk melakukan apa yang menjadi pilihannya di dalam sistem pasar yang berfungsi dengan baik BPS- Bappenas-UNDP, 2001. Konsep pembangunan manusia yang direkomendasikan oleh UNDP pada tahun 1991 mencakup 4 empat komponen, yaitu : Pertama, kesetaraan equality yang merujuk pada kesamaan dalam memperoleh akses ke sumber daya ekonomi dan politik yang menjadi hak dasar warga negara. Ini mensyaratkan sejumlah hal yaitu : i Distribusi aset-aset ekonomi produktif secara adil; ii Distribusi pendapatan melalui perbaikan kebijakan fiskal; iii Menata sistem kredit perbankan untuk memberi kesempatan bagi kelompok kecil dan menengah dalam mengembangkan usaha; iv Menata sistem politik demokratis guna menjamin hak dan kebebasan politik; dan v Menata sistem hukum guna menjamin tegaknya keadilan. Kedua , produktivitas productivity yang merujuk pada usaha-usaha sistematis yang bertujuan meningkatkan kegiatan ekonomi. Upaya ini mensyaratkan investasi di bidang sumber daya manusia, infrastruktur, dan finansial guna mendukung pertumbuhan ekonomi, yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Agar kapasitas produksi maksimal, maka investasi lebih difokuskan pada upaya peningkatan mutu SDM, yang ditandai oleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta penguasaan teknologi. SDM berkualitas memainkan peranan sentral dalam proses pembangunan suatu bangsa. Ketiga , pemberdayaan empowerment yang merujuk pada setiap upaya membangun kapasitas masyarakat dengan cara melakukan transformasi potensi dan kemampuan, sehingga mereka memiliki kemandirian, otonomi, dan otoritas dalam melaksanakan pekerjaan dan mengatasi permasalahan sosial. Dalam konteks ini, pembangunan menempatkan manusia sebagai pusat segala perhatian yang bertujuan bukan saja meningkatkan pertumbuhan dan pendapatan, melainkan juga memperluas pilihan-pilihan publik public choices sehingga manusia mempunyai peluang mengembangkan segenap potensi yang dimiliki. Keempat , berkelanjutan sustainability yang merujuk pada strategi dalam mengelola dan merawat modal pembangunan: fisik, manusia, finansial, dan lingkungan agar bisa dimanfaatkan guna mencapai tujuan utama pembangunan, yaitu kesejahteraan rakyat. Untuk itu, penyegaran, pembaruan, dan pelestarian modal pembangunan sangat penting dan perlu guna menjaga kesinambungan proses pembangunan di masa depan. Sebenarnya paradigma pembangunan manusia tidak berhenti sampai disana. Pilihan-pilihan tambahan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat luas seperti kebebasan politik, ekonomi, sosial, sampai kepada kesempatan untuk menjadi kreatif dan produktif, dan menikmati kehidupan yang sesuai dengan harkat pribadi dan jaminan hak-hak asazi manusia merupakan bagian dari paradigma tersebut. Dengan demikian, paradigma pembangunan manusia memiliki dua sisi. Sisi pertama berupa formasi kapabilitas manusia seperti perbaikan taraf kesehatan, pendidikan, dan ketrampilan. Sisi lainnya adalah pemanfaatan kapabilitas mereka untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif, kultural, sosial, dan politik. Jika kedua sisi itu tidak seimbang, maka hasilnya adalah frustasi masyarakat UNDP dalam Soebeno, 2005. Konsep pembangunan manusia dalam pengertian di atas jauh lebih luas dari pada teori-teori pembangunan ekonomi, pendekatan SDM, pendekatan kesejahteraan, dan pendekatan kebutuhan dasar manusia. model pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan peningkatan pendapatan dan produksi nasional GNP. Pembangunan SDM menempatkan manusia terutama sebagai input dari proses produksi sebagai suatu sarana, bukan tujuan. Pendekatan kesejahteraan melihat manusia sebagai pemanfaat beneficiaries bukan sebagai agen perubahan dalam pembangunan. Pendekatan kebutuhan dasar memfokuskan pada penyediaan barang dan jasa kebutuhan hidup. Hal penting dari konsep pembangunan manusia antara lain : i pembangunan bertujuan akhir meningkatkan harkat dan martabat manusia; ii mengemban misi pemberantasan kemiskinan; iii mendorong peningkatan produktivitas secara maksimal dan meningkatkan kontrol atas barang dan jasa; iv memelihara konservasi alam lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem; v memperkuat basis civil society dan institusi politik guna mengembangkan demokrasi; dan vi merawat stabilitas sosial politik yang kondusif bagi implementasi pembangunan. Oleh karena itu, paradigma pembangunan manusia kini menjadi tema sentral dalam wacana perdebatan mengenai isu- isu pembangunan. Orientasi pembangunan pun bergeser dari sekadar mencapai tujuan makroekonomi seperti peningkatan pendapatan nasional dan stabilitas fiskal, ke upaya memantapkan pembangunan sosial societal development.

2.2 Pertumbuhan Ekonomi