menggeser pola kegiatan ekonomi Jawa Timur dilihat dari komposisi PDRB menurut penggunaan.
Rasio konsumsi terhadap PDRB rata-rata mencapai 66 persen dan dalam periode 1990-2000 meningkat menjadi rata-rata 71 persen karena menurunnya
kegiatan investasi dan kegiatan ekspor dan impor. Namun, meningkatnya kegiatan konsumsi ini kurang sustainable dalam jangka panjang, dan dampaknya terhadap
penyerapan tenaga kerja relatif kecil. Besarnya capital outflows modal swasta dan foreign direct investment yang telah terjadi akibat krisis ekonomi moneter
telah menurunkan rasio-rasio investasi menjadi sekitar 20 persen dalam tahun 1999-2000, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata rasio sebelum krisis sebesar
27 persen. Sifat perekonomian Jawa Timur yang terbuka antara lain telah mendorong
nilai ekspor Jawa Timur tahun 2001 tumbuh jauh lebih baik 3,5 persen dibandingkan ekspor nonmigas nasional yang mengalami penurunan sebesar 6,8
persen. Menurut data yang dikelola oleh Bank Indonesia Surabaya, nilai ekspor nonmigas melalui pelabuhan di Jawa Timur tahun 2001 adalah 4,69 milyar dollar
AS atau mengalami kenaikan sebesar 3,56 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
5.5 Tipologi KabupatenKota
Tipologi kabupatenkota menunjukkan karakteristik beberapa kabupatenkota yang berada dalam satu kelompok yang sama. Berdasarkan
pengklasifikasian dari beberapa aspek perkembangan kabupatenkota, seperti
aspek demografi, kesehatan, pendidikan, sosial, dan fisik, kabupatenkota di Propinsi Jawa Timur dibedakan menjadi beberapa kelompok tipologi, yaitu :
1. Kelompok kabupatenkota tipologi resource base
Kelompok kabupatenkota ini merupakan wilayah resource base industry dengan tipe wilayah yang mempunyai karakteristik potensi sumberdaya alam
yang cukup baik terutama pada wiayah barat yang dominan pada aspek pertanian dan selatan yang menonjol pada aspek pertanian. Kabupatenkota tipe ini
merupakan wilayah dengan perkembangan kemajuan yang sedang dan tersebar di bagian barat dan selatan wilayah propinsi, antara lain : Kabupaten Gresik,
Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, Lamongan Gerbangkertosusilo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Kediri, Jombang, Nganjuk, Magetan, dan Bojonegoro, serta
Kota Surabaya, Kediri, dan Blitar.
2. Kelompok kabupatenkota tipologi human capital yang rendah.
Kelompok kabupatenkota ini merupakan wilayah dengan tipe wilayah mempunyai karakteristik seperti tingkat kerawanan kesehatan masih perlu
perhatian, tingkat rata-rata pendidikan yang rendah. Faktor kemiskinan yang menonjol, pengeluaran rumah tangga masih dominan untuk keperluan makanan,
angka ketergantungan anak yang cukup tinggi. Kabupatenkota tipe ini merupakan wilayah dengan perkembangan manusia yang rendah dan tersebar di wilayah
pulau Madura dan wilayah pantai utara sebela h timur propinsi, antara lain : Kabupaten Sumenep, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Pasuruan, Probolinggo,
Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.
3. Kelompok kabupatenkota tipologi wilayah kota sedang.
Kelompok kabupatenkota tipe ini mempunyai karakteristik wilayah perkotaan dengan ciri pembangunan manusia yang sedang dan merupakan kota
yang mempunyai tingkat pendidikan dan kesehatan serta infrastruktur yang cenderung semi-kota. Wilayah tipe ini berada di wilayah selatan propinsi Jawa
Timur, antara lain : Madiun, Mojokerto, Ngawi, dan Bojonegoro.
4. Kelompok kabupatenkota tipologi wilayah penyangga.
Kelompok kabupatenkota tipe ini mempunyai karakteristik wilayah penyangga industri bagi Propinsi Jawa Timur dengan ciri potensi industri yang
cukup tinggi, terutama industri pakan ternak, produksi telur dan daging. Pekerja yang bekerja pada industri rumah tangga juga cukup tinggi. Wilayah tipe ini salah
satunya adalah Kabupaten Sidoarjo yang mempunyai karakteristik kota dan sebagai penyangga kota Surabaya. Sedangkan wilayah yang lainnya adalah Kota
Malang merupakan kota terbesar kedua setelah Kota Surabaya.
5. Kelompok kabupatenkota tipologi wilayah main industry
Kelompok kabupatenkota ini mempunyai karakteristik wilayah perkotaan dengan pencirian cukup tinggi. Potensi industri besarsedang yang tinggi sehingga
terdapat jalan tol untuk menunjang kemajuan industri. Wilayah tipe ini merupakan pendorong perkembangan ekonomi sektor industri, yaitu Kabupaten Sidoarjo,
Kabupaten Gresik, dan Kota Surabaya, yang biasa disebut sebagai “Extended Surabaya”
6. Kelompok kabupatenkota tipologi wilayah khusus utara
Kabupaten dengan tipe ini memiliki karakteristik dengan tingkat kerawanan sosial yang cukup menonjol, kualitas rumah yang kurang memadai,
pengeluaran rumah tangga masih dominan untuk kebutuhan makanan, angka ketergantungan anak yang cukup tinggi, dan tingkat kerawanan kesehatan yang
sangat rawan. Kabupaten tipe ini merupakan daerah yang perkembangan kemajuan
sedikit berkembang. Hal ini dicirikan dengan pertumbuhan dan kemajuan wilayah yang sedikit berkembang. Namun pada kabupaten ini, tersebar fasilitas sekolah
agama yang baik, fasilitas tempat ibadah yang cukup baik, dan luas wilayah desa per kabupaten yang cukup baik. Kabupaten Sampang merupakan daerah yang
partisipasi sekolah penduduknya cenderung cukup tinggi pada sekolah agama pesantren.
7. Kelompok kabupatenkota tipologi wilayah khusus selatan barat
Kabupaten tipe ini memiliki karakteristik tingkat kerawanan sosial yang cukup menonjol, kualitas rumah yang kurang, pengeluaran rumah tangga yang
masih dominan untuk kebutuhan makanan, angka ketergantungan anak yang cukup tinggi, tingkat kerawanan kesehatan sangat rawan. Kabupaten Pacitan
merupakan wilayah yang minus di pantai selatan yang lebih berkiblat pada wiayah Propinsi Jawa Tengah, karena akses jalan ke Surabaya dibutuhkan waktu yang
lama. Komunikasi masyarakat cenderung ke Kabupaten Wonogiri dan Kota Solo.
8. Kelompok kabupatenkota tipologi wilayah khusus timur
Kabupaten tipe ini memiliki karakteristik dengan tingkat kesehatan dan pendidikan yang baik, fasilitas infrastruktur pendidikan dan kesehatan semi kota.
Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah ujung timur Jawa Timur dengan potensi perikanan yang baik, terdapat kapal feri penyeberangan ke Propinsi Bali,
sehingga komunikasi masyarakat cenderung ke wilayah Bali.
BAB VI GAMBARAN PEMBANGUNAN MANUSIA, PERTUMBUHAN