Revitalisasi Perkebunan Swasembada Gula Nasional

4.3.1. Revitalisasi Perkebunan

Revitalisasi perkebunan adalah upaya percepatan pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi dan subsidi bunga oleh pemerintah dengan melibatkan perusahaan di bidang usaha perkebunan sebagai mitra atau langsung kelompok tanikoperasi pekebun sebagai pelaksana. Seperti periode sebelumnya, untuk periode 2010-2014 revitalisasi perkebunan masih diperuntukkan untuk 3 tiga komoditas yaitu Kelapa Sawit, Karet dan Kakao. Sesuai skim kredit, untuk Kelapa Sawit dan Kakao dikenakan bunga untuk petani sebesar 7, adapun untuk Karet sebesar 6 sedangkan selisih bunga terhadap bunga komersial akan disubsidi oleh pemerintah. Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 diproyeksikan pengembangan Kelapa Sawit melalui revitalisasi perkebunan mencapai luas 732 ribu Ha, Karet 220 ribu Ha dan Kakao 134 ribu Ha. Rincian proyeksi pengembangan ketiga komoditas tersebut per tahunnya dapat dilihat pada target revitalisasi perkebunan tahun 2010-2014 seperti pada Tabel 24. Tabel 24. Target Revitalisasi Perkebunan Tahun 2010-2014 No. Komoditas Rencana Pengembangan per Tahun ribu Ha 2010 2011 2012 2013 2014

1. Kelapa Sawit

125 153 153 153 148

2. Karet

10 53 53 53 51

3. Kakao

34 34 34 32 Jumlah 135 240 240 240 231 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011.

4.3.2. Swasembada Gula Nasional

Fokus kegiatan ini ditujukan untuk mempercepat peningkatan produksi dan produktivitas tanaman tebu dalam mempertahankan swasembada gula konsumsi rumah tangga yang telah dicapai sejak tahun 2008 dan mendukung program pencapaian swasembada gula nasional tahun 2014. Upaya ini merupakan bagian dari serangkaian rencana jangka panjang swasembada gula nasional dengan asumsi apabila produksi gula nasional minimal dapat memenuhi 90 dari konsumsi domestik. Pencapaian swasembada gula di Indonesia ditempuh melalui tiga tahap yaitu 1 swasembada gula konsumsi untuk memenuhi kebutuhan langsung rumah tangga pada tahun 2009, 2 swasembada gula konsumsi langsung rumah tangga, industri dan sekaligus menutup neraca perdagangan gula nasional tahun 2010-2014, 3 swasembada gula berdaya saing mulai tahun 2015-2025 yang difokuskan pada modernisasi industri berbasis tebu yang memiliki nilai tambah. Pada Tabel 25 menunjukkan target swasembada gula nasional pada kurun waktu 2010-2014. Sebagaimana terlihat pada Tabel tersebut bahwa di akhir tahun 2014, luas areal tanaman Tebu diproyeksikan mencapai 766,61 ribu Ha. Luasan ini diperhitungkan dapat mendukung pencapaian produksi 5.700 ribu ton hablur Tebu pada tahun 2014 dengan produktivitas hablur mencapai 7,44 tonHa sehingga swasembada gula konsumsi langsung rumah tangga dan industri dapat tercapai dan sekaligus menutup neraca perdagangan gula nasional. Tabel 25. Target Swasembada Gula Nasional Tahun 2010-2014 No. Indikator Target per Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

1. Luas Areal

ribu Ha 464,64 572,12 631,85 691,95 766,61

2. Produksi Hablur

ribu ton 2.996,00 3.867,23 4.396,20 4.934,73 5.700,00

3. Produktivitas

Hablur tonHa 6,45 6,76 6,96 7,13 7,44 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011.

4.3.3. Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati Bio-