Ketidaksinambungan Kebijakan Pusat dan Daerah Koordinasi Lintas Sektoral dan Daerah yang Belum Optimal Populasi dan Mutu Belum Sesuai dengan Standar Teknis

1.4.2. Tantangan

Selama lima tahun ke depan, Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai salah satu institusi pelaksana pembangunan perkebunan harus merumuskan kebijakan dan menyusun strategi, program serta kegiatan yang dapat menjawab tantangan pembangunan perkebunan sehingga sasaran-sasaran yang ditetapkan dapat tercapai. Adapun tantangan yang akan dihadapi adalah:

1.4.2.1. Tantangan Manajerial

A. Ketidaksinambungan Kebijakan Pusat dan Daerah

Dampak negatif dari otonomi daerah dirasakan oleh pelaku usaha perkebunan terutama kaitannya dengan beberapa kebijakan pemerintah daerah dalam bentuk peraturan daerah yang kurang selaras dengan kebijakan nasional seperti kebijakan dalam pemanfaatan sumber daya alam. Konsekuensi dari hal tersebut adalah terjadinya kompetisi pemanfaatan sumber daya alam yang kurang menguntungkan bagi pembangunan perkebunan dan adanya ketimpangan antara KabupatenKota yang satu dengan yang lain dalam satu Provinsi. Faktor lain adalah pemberlakuan beberapa peraturan daerah yang membebani pelaku perdagangan dalam negeriantar daerah dengan berbagai pungutan atau retribusi yang mengakibatkan terjadinya hambatan dalam internal trade desa- kota, antar daerah dan antar pulau yang bermuara pada berkurangnya daya saing produk lokal di pasar domestik.

B. Koordinasi Lintas Sektoral dan Daerah yang Belum Optimal

Salah satu tantangan yang dihadapi Direktorat Jenderal Perkebunan adalah lambatnya penyelesaian status asset pusat di daerah, optimalisasi potensi daerah yang belum sesuai dengan sasaran, pelayanan informasi dan pelaporan yang belum cepat dan akurat, belum lengkapnya peraturan perundang-undangan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2004, ketidaksesuaian perencanaan kegiatan pusat dan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi lintas sektoral dan daerah yang belum optimal.

1.4.2.2. Tantangan Teknis

A. Populasi dan Mutu Belum Sesuai dengan Standar Teknis

Sebagian besar 72 usaha tanaman perkebunan adalah perkebunan rakyat yang dalam pengelolaannya baik populasi tanaman per Hektar maupun mutu benihnya belum sesuai dengan standar teknis yang ditentukan. Dengan pengelolaan kebun yang tidak teraturtidak sesuai standar teknis tersebut mengakibatkan produksi dan produktivitas komoditas tanaman perkebunan belum optimal dan tidak sesuai yang diharapkan. Kondisi ini harus diupayakan agar kedepan produksi dan produktivitas komoditas perkebunan meningkat.

B. Perubahan Iklim yang Sulit Diprediksi