45
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah anak kelompok B6 TK ABA Nitikan Yogyakarta yang berjumlah 15 anak terdiri
dari 8 anak perempuan dan 7 anak laki-laki, dengan rentang usia 5 – 6 tahun.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK ABA Nitikan Yogyakarta Jl. Sorogenen No.25 Sorosutan Nitikan Umbulharjo Yogyakarta pada bulan
Februari – Juni 2015 yaitu pada semester genap tahun pelajaran 20142015.
D. Desain Penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dalam Arikunto 2010: 137
yang disajikan dalam gambar berikut ini:
Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis Mc. Taggart dalam Suharsimi Arikunto 2010: 137
46 Berdasarkan prosedur penelitian di atas, maka tindakan penelitian
kelas untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi,
dan refleksi
yang selanjutnya
disebut dengan
satu siklus.
Dengan menggunakan model siklus, apabila dalam awal pelaksanaan kurang baik
hasilnya maka dapat dilakukan tindakan pada siklus selanjutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Sesuai dengan desain penelitian di atas, maka empat
komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan
Dalam rencana tindakan yang dilakukan peneliti adalah: a. Menentukan tema, sub tema, dan indikator kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan. b. Merencanakan kegiatan pembelajaran yang dituangkan dalam RKH.
c. Menyiapkan bahan, alat, dan media yang akan digunakan. d. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi.
e. Menyiapkan kamera sebagai alat dokumentasi kegiatan anak. 2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur perencanaan yang telah dibuat, mengacu pada RKH yang telah
disusun peneliti sebelumnya, bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan
dalam pelaksanaannya.
Peneliti dibantu
oleh kolaborator melakukan pengamatan terhadap aktivitas anak dalam proses
pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan motorik halus.
47 3. Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini proses yang dilakukan adalah mengobservasi kegiatan yang dilaksanakan kemudian melakukan evaluasi. Tahap ini
peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan
terjadi selama
pelaksanaan tindakan
berlangsung dengan
menggunakan lembar pengamatanobservasi yang telah dibuat bersama teman sejawat atau kolaborator. Pengamatan dilakukan guna mengetahui
secara langsung kemampuan motorik halus anak pada saat proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi Tindakan
Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 19 refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah dilakukan oleh guru maupun
siswa, hal yang sangat penting diperhatikan oleh peneliti dalam PTK adalah bahwa seluruh siswa harus dilibatkan dalam kegiatan refleksi.
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji ulang secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah dikumpulkan
kemudian dianalisa dan didiskusikan dengan guru kelas. Hasil dari analisa dapat disajikan sebagai bahan refleksi, melihat titik kelemahan dan
kelebihan saat proses pembelajaran berlangsung kemudian dilakukan proses evaluasi untuk mengetahui hasil yang telah dicapai, apakah perlu
dilakukan tindakan selanjutnya atau tidak. Apabila masih ditemukan hambatan sehingga tujuan penelitian belum tercapai, maka akan dilakukan
tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.