30 Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa tujuan
pengembangan motorik halus adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai
agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisikmotorik, kemandirian, dan seni untuk memasuki pendidikan yang lebih lanjut
l. Fungsi Pengembangan Motorik Halus
Fungsi pengembangan motorik halus di TK menurut Yuliani Nurani Sujiono 2007: 12 adalah sebagai alat untuk:
1 Melatih ketelitian dan kerapian 2 Mengembangkan fantasi dan kreativitas
3 Memupuk pengamatan, pendengaran, dan daya pikir 4 Melatih motorik halus anak
5 Mengembangkan imajinasi anak 6 Mengenalkan cara mengekspresikan diri melalui ciptaannya dengan
menggunakan teknik yang telah dikuasai 7 Melatih kerjasama dan tenggang rasa dengan teman
m. Pendekatan Pengembangan Motorik Halus
Pendekatan pengembangan motorik halus anak usia TK, menurut Sumantri 2005: 147-148 hendaknya memperhatikan beberapa prinsip
sebagai berikut: 1 Berorientasi Pada Kebutuhan Anak
Anak usia dini adalah individu yang unik, masa yang sedang membutuhkan stimulasi secara tepat untuk mencapai optimalisasi
31 seluruh aspek pengembangan baik secara fisik maupun psikis. Dalam
melakukan kegiatan
pembelajaran pendidik
perlu memberikan
kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Dengan demikian, ragam jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan
melalui analisa kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada masing-masing anak.
2 Belajar Sambil Bermain Bermain
merupakan pendekatan
dalam melaksanakan
pembelajaran di TK. Prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain mengandung arti bahwa setiap kegiatan pembelajaran harus
menyenangkan, gembira, aktif, dan demokratis yang dapat merangsang minat anak untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat
memberikan pengalaman nyata dan bermakna bagi anak. 3 Kreatif dan Inovatif
Aktivitas kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan yang menarik minat anak, membangkitkan rasa ingin
tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal- hal
baru sehingga
anak senang
dalam melakukan
kegiatan pembelajaran.
4 Lingkungan yang Kondusif Lingkungan
pembelajaran harus
diciptakan sedemikian
menarik, menyenangkan, dan demokratis sehingga anak merasa betah berada
di lingkungan
sekolah. Lingkungan
fisik hendaknya