Peraturan KESDM mengenai Peningkatan Nilai Tambah MEMR Regulation on Domestic Value-Add
Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Financial Statements
PT Vale Indonesia Tbk sebelumnya PT International Nickel Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk formerly PT International Nickel Indonesia Tbk
31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
70
36. Aset dan liabilitas kontinjensi lanjutan 36. Contingent assets and liabilities continued
f. Pelepasan area Kontrak Karya f. Relinquishment of CoW area
Pada tanggal 3 Nopember 2010 Perseroan mengumumkan bahwa KESDM telah menerbitkan Keputusan No. 483.K30DJB2010 tanggal 25 Oktober
2010 yang mengkonfirmasikan pengembalian beberapa blok dalam wilayah Kontrak Karya Perseroan di Sulawesi Tenggara. Keputusan tersebut berlaku
efektif sejak tanggal 10 Desember 2009. Blok-blok yang dilepaskan adalah Malupulu, Torobulu, Lasolo dan Paopao, dengan perkiraan jumlah luas
sebesar 28.000 hektar atau mewakili 12,8 dari jumlah wilayah Kontrak Karya Perseroan.
On November 3, 2010, the Company announced that the MEMR issued Decree No. 483.K30DJB2010 dated October 25, 2010 confirming the
relinquishment of certain blocks of the Company’s CoW area in South East Sulawesi. The decree was effective as at December 10, 2009. The
relinquished blocks consist of Malupulu, Torobulu, Lasolo and Paopao, representing a total area of approximately 28,000 hectares or 12.8 of
the total current CoW area.
Perseroan mengajukan pelepasan ini setelah mempertimbangkan rencana penambangan jangka panjang di bawah UU Pertambangan 2009.
Pengembalian wilayah
ini tidak
berdampak terhadap
rencana penambangan
atau cadangan
Perseroan, dan
akan memberikan
kesempatan pada
Pemerintah untuk
mempertimbangkan alternatif
pembangunan bagi
wilayah tersebut
sesuai dengan
prioritas perencanaannya.
Manajemen berkeyakinan bahwa pelepasan ini tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan atau aktivitas operasional Perseroan
pada dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. The relinquishment was proposed by the Company after considering its
long-term mining plan prepared under the 2009 Mining Law. The relinquishment will not impact the Company’s mining plan or the
Company’s reserves and will permit the Government to consider alternative development for the areas in accordance with its planning
priorities.
Management believes that the relinquishment does not have a significant effect on the Company’s financial statements or operations
as at and for the year ended December 31, 2012.
g. Peraturan KESDM mengenai Peningkatan Nilai Tambah g. MEMR Regulation on Domestic Value-Add
Pada tanggal 6 Februari 2012, KESDM mengeluarkan Peraturan No. 07 tahun 2012 mengenai Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui
Pengolahan Mineral dan Proses Pemurnian PerMen No. 72012. Peraturan ini dikeluarkan untuk penerapan Pasal 96 dan 111 dari Peraturan
Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batubara PP No.232010, telah diubah melalui
PP 242012.
Berdasarkan PP No.232010 dan PerMen No. 72012, logam mineral tertentu, termasuk nikel, dianggap sebagai komoditas pertambangan, nilai
yang dapat ditambahkan melalui pengolahan danatau kegiatan pemurnian. Dengan demikian, nikel harus diproses danatau dimurnikan di dalam
negeri sesuai dengan batasan minimum yang ditetapkan dalam PerMen No. 72012.
Pemegang Kontrak Karya yang telah melakukan produksi sebelum Peraturan ini diterbitkan diwajibkan untuk :
a. melakukan
penyesuaian terhadap
batasan minimum
pengolahan danatau pemurnian sesuai dengan batas yang ditentukan
diatas dalam
waktu 5
tahun setelah
UU Pertambangan 2009 ini dikeluarkan; dan
b. menyampaikan
laporan berkala
mengenai penyesuaian
terhadap batasan minimum pengolahan danatau pemurnian kepada Direktur Jenderal Batubara dan Pertambangan untuk
evaluasi. On February 6, 2012, the MEMR issued Regulation No. 07 of 2012 on
Increase in Value-Add from Minerals through Mineral Processing and Refining “Reg No.72012”. This Regulation was issued to further
implement Articles 96 and 111 of Government Regulation No. 23 of 2010 on the Implementation of Mineral and Coal Mining Activities “GR
No.232010, as amended by GR 242012”.
Pursuant to GR No. 232010 and Reg No. 72012, certain metal minerals, including nickel, are regarded as mining commodities, the
value of which can be added to through processing andor refining activities. As such, nickel must be processed andor refined within the
country in accordance with the minimum threshold provided in Reg No. 72012.
CoW holders that have been producing prior to the issuance of the Regulation must:
a. make adjustment to the processing andor refining minimum
threshold plan to be in accordance with the limit set out above within 5 years of the issuance of the 2009 Mining Law; and
b. submit periodic reports on the development of the adjustment
to the processing andor refining minimum limit plan to the Director General of Minerals and Coal for evaluation.
Dalam hal pemegang Kontrak Karya tidak dapat membuat penyesuaian tersebut di atas atau tidak dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain,
mereka harus berkonsultasi dengan Direktur Jenderal. In the event that CoW holders cannot make the above mentioned
adjustment or cannot do so through cooperation with other parties, they must consult with the Director General.
Pada 16 Mei 2012, KESDM menerbitkan Peraturan No. 11 Tahun 2012 ”PerMen No. 112012” yang merupakan amandemen atas PerMen No.
72012. PerMen No. 112012 ini menegaskan bahwa pemegang IUP dan Ijin Pertambangan Rakyat “IPR” dapat melakukan ekspor bijihbahan
mentah setelah memperoleh rekomendari dari KESDM, apabila telah memenuhi seluruh
persyaratan yang ditetapkan. Direktur Jenderal Batubara dan Pertambangan akan menerbitkan peraturan-peraturan lebih
lanjut terkait dengan implementasi PerMen No. 112012 ini. Manajemen berpendapat bahwa produk Perseroan telah memenuhi
ketentuan ini. Namun, Perseroan masih mengevaluasi dampak dari ketentuan ini terhadap kegiatan operasinya.
Pada 12 September 2012, Mahkamah Agung mengabulkan sebagian dari tuntutan judicial review yang diajukan oleh anggota dari Asosiasi Nikel
Indonesia yang menentang PerMen No. 72012. Keputusan Mahkamah Agung membatalkan empat pasal dari PerMen No. 72012, termasuk
ketentuan yang melarang ekspor mineral mentah sejak 6 Mei 2012. Perseroan berpendapat bahwa Keputusan tersebut tidak memiliki pengaruh
langsung terhadap Perseroan. On May 16, 2012, Regulation No. 11 of 2012 “Reg No. 112012” was
issued by the MEMR to amend Reg No.72012. Under this Reg No. 112012, IUP and “Ijin Pertambangan Rakyat” “IPR” holders may
export oreraw materials after obtaining recommendation from the MEMR, subject to certain requirements being fulfilled by the IUP and
IPR holders. Certain Director General regulations shall be issued to further implement this regulation.
Management believes that the Company’s products have satisfied the requirement. However, the Company is currently assessing any further
impacts on its operations. On September 12, 2012, the Supreme Court granted parts of a judicial
review challenge filed by members of the Indonesian Nickel Association which contested Reg No. 72012. The Supreme Court decision nullified
four articles of the Reg No. 72012, including the provision banning the exports of raw minerals since May 6, 2012. The Company believes that
the Decision does not have any direct impact to the Company.
Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Financial Statements
PT Vale Indonesia Tbk sebelumnya PT International Nickel Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk formerly PT International Nickel Indonesia Tbk
31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
71
36. Aset dan liabilitas kontinjensi lanjutan 36. Contingent assets and liabilities continued