bertugas, karena pelayanan dan kepuasan adalah kunci keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh setiap organisasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Pelayanan Peminjaman dan Pengembalian
Buku Bagi Masyarakat pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Asahan”.
1.2 Perumusan Masalah
Untuk mempermudah di dalam penelitian perlu ditegaskan dan dirumuskan secara jelas mengenai masalah di atas sehingga proses penyajian
benar-benar terarah dalam menginterpretasikan fakta dan datanya. Maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana Efektifitas Pelayanan Peminjaman dan Pengembalian Buku Bagi Masyarakat pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten
Asahan?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian memiliki tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan judul yang dikemukakan maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana efektifitas pemberian pelayanan peminjaman dan pengembalian buku pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah dan sumber bacaan di Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU dan bagi
kalangan peneliti lainnya sebagai kerangka ilmiah untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2. Secara subjektif, penelitian ini berguna untuk melatih dan mengembangkan pengetahuan dan wawasan dalam peningkatan kemampuan berpikir dan
membuat suatu karya tulis dibidang ilmiah. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
setiap perpustakaan pada umumnya dan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan khususnya dalam meningkatkan pelayanan.
1.5 Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis perlu mengemukakan teori-teori sebagai kerangka berpikir yang berguna untuk menggambarkan dari
sudut mana penelitian melihat masalah yang akan diteliti. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, kontruksi, defenisi, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep Singarimbun dan Sofian Efendi, 1995:37. Dalam
penelitian ini, maka teori-teori yang dipakai adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1.5.1 Efektifitas 1.5.1.1 Pengertian Efektifitas
Dalam pengertian teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang bersifat universal mengenai apa yang dimaksud dengan keefektifan karena ada begitu
banyak defenisi yang menjelaskan tentang keefektifan. Oleh karena itu dalam penelitian ini dikemukakan beberapa defenisi tentang keefektifan ataupun
efektifitas. Efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif,
pengaruh atau akibat, bisa diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat di katakan juga bahwa efektifitas merupakan
keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang di nyatakan dengan hasil yang dicapai Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2005:284. Efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam
jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektifitas
menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi
efektifitasnya Sondang P. Siagian, 2000:24. Ahli lainnya yang mengemukakan defenisi dari efektifitas adalah Warsita,
menurutnya efektifitas lebih menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapainya http:repository.upi.eduoperatoruploads_
d055_0608872_chapter2.pdf.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan beberapa defenisi yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah suatu aktifitas atau kegiatan dalam
rangka mencapai sasaran atau tujuan awal yang telah ditentukan sebelumnya dan mengandung beberapa unsur penting, yaitu:
1. Pencapaian tujuan, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Ketepatan waktu, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan-kegiatan tersebut dapat terlaksana dan selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.
3. Manfaat, adanya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat pengguna jasa yang ada disekitarnya.
4. Hasil, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila memberikan hasil sesuai dengan harapan masyarakat.
1.5.1.2 Perspektif Keefektifan
Perspektif keefektifan diidentifikasi melalui tiga bagian berikut ini Hermawan Sofyandi dan Iwa Garniwa, 2007:34-36:
a. Keefektifan Individual Perspektif ini menekankan pelaksanaan tugas pekerjaan atau anggota dari
organisasi itu. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan adalah bagian dari pekerjaan atau posisi dalam organisasi tersebut. Para manajer secara rutin
menaksir keefektifan individu melalui proses evaluasi prestasi. Evaluasi ini menjadi dasar untuk kenaiikan gaji, promosi, dan jenis imbalan lain yang
diberikan organisasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Sumber keefektifan individual mencakup kemampuan, keahlian, pengetahuan, sikap, motivasi, dan stres. Perbedaan individual dalam bidang
ini menyebabkan perbedaan keefektifan individual. b. Keefektifan Kelompok
Individu-individu jarang bekerja terpisah dari pekerja lain di dalam sebuah organisasi, setiap individu bekerja dalam kelompok. Oleh karena itu
manajer perlu mempertimbangkan perspektif keefektifan kelompok. Dalam beberapa hal, keefektifan kelompok adalah jumlah sumbangan dari seluruh
anggotanya. Dalam hal lain, keefektifan kelompok melebihi jumlah sumbangan individual.
Sebab-sebab keefektifan kelompok mencakup kepanduan, kepemimpinan, struktur, status, peranan, norma-norma.
c. Keefektifan Organisasi Karena organisasi terdiri dari individu dan kelompok, keefektifan organisasi
adalah fungsi dari keefektifan individu dan kelompok. Meskipun demikian, keefektifan organisasi melebihi jumlah keefektifan individu dan kelompok.
Organisasi dapat memperoleh prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah prestasi masing-masing bagiannya. Dasar rasional
penggunaan organisasi sebagai alat untuk mengerjakan pekerjaan ialah bahwa organisasi dapat mnyelesaikan pekerjaan itu lebih baik dari usaha
individu manapun. Sebab-sebab keefektifan organisasi mencakup lingkungan, teknologi,
pilihan strategis, struktur, proses dan kebudayaan.
Universitas Sumatera Utara
Keefektifan Individual → Keefektifan Kelompok → Keefektifan Organisasi
Gambar Tiga Perspektif Keefektifan
Hubungan antara ketiga perspektif tersebut di atas disajikan pada gambar di atas. Panah penghubung menunjukkan bahwa keefektifan kelompok
tergantung pada keefektifan individu, keefektifan organisasi tergantung pada keefektifan kelompok. Hubungan yang pasti diantara ketiga perpektif
tersebut bervariasi, tergantung kepada berbagai faktor seperti jenis organisasi, pekerjaan yang dilakukan, dan penggunaan teknologi dalam
melakukan pekerjaan tersebut.
1.5.1.3 Efektifitas Organisasi
Quinn dan Rohrbaugh Kasim, 1993:87-92 perspektif teoritis dari pada kriteria efektifitas organisasi diklasifikasikan menjadi empat model yaitu:
a. Model Tujuan Rasional Model tujuan rasional menekankan pada perumusan tujuan, perencanaan,
evaluasi dan produktifitas. Kelebihan model ini dalam mengevaluasi efektifitas organisasi adalah berdasarkan penilaian atas dasar kriteria
pribadi value judgment si penilai. Dilain pihak, pendekatan yang berdasarkan tujuan ini diragukan objektifitasnya, karena kenyataan sebagian
besar organisasi mempunyai tujuan-tujuan yang saling bertentangan, dan tujuan resmi biasanya tidak jelas.
Universitas Sumatera Utara
b. Model Hubungan Manusia Model yang menekankan pada moral karyawan, kepemimpinan,
pengembangan sumber daya manusia dan aspek peranan informal dari perilaku organisasi. Kekuatan model ini yang utama adalah anggota
organisasi diperlakukan sebagai manusia dan tidak semata-mata sebagai salah satu faktor produksi. Tetapi model ini juga mempunyai kelemahan
yaitu cenderung mengabaikan perspektif makro organisasi secara keseluruhan dan hampir sepenuhnya memfokuskan kepada objek manusia.
c. Model Sistem Terbuka Model ini memfokuskan pada hubungan antar organisasi dan
lingkungannya. Secara teoritis, model ini lebih komperhensif dari pada model-model lainnya, sebab organisasi dianggap sebagai suatu yang
dinamis dalam kerangka lingkungan yang lebih luas. Kelemahannya adalah tidak mungkin direalisasikan dalam studi yang sebenarnya karena
kompleksnya model dan hubungan antara elemen-elemennya, selain itu paradigma yang mengasumsikan bahwa organisasi dianggap bersifat reaktif
semata-mata dalam hubungannya dengan lingkungan. d. Model Proses Internal
Model ini memusatkan perhatiannya pada proses pengolahan informasi dan pembuatan keputusan dalam organisasi. Kekuatan model ini adalah karena
mengevaluasi efektifitas organisasi berdasarkan proses daripada berdasarkan tujuan akhir. Kelemahannya terletak pada kesulitan dalam
Universitas Sumatera Utara
mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan proses-proses internal organisasi.
1.5.2 Pelayanan 1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan pada dasarnnya dapat didefinisikan sebagai aktifitas seseorang, sekelompok dan organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk
memenuhi kebutuhan. Definisi pelayanan publik menurut Sinambela adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia
yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk
secara fisik. Moenir menjelaskan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain secara langsung. Sedangkan menurut
Dwiyanto pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan warga
pengguna. Pengguna atau pelanggan yang dimaksud adalah warga negara yang membutuhkan pelayanan publik http:dc430.4shared.comdockxHJ1hHU
preview.html Berdasarakan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63
Tahun 2003, defenisi pelayanan publik adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya berdasarkan UU No. 25 Tahun
.
Universitas Sumatera Utara
2009, pelayanan publik didefenisikan sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, danatau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Dari beberapa penjelasan sebelumnya maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara pelayanan dalam hal ini organisasi atau
lembagainstitusi.
1.5.2.2 Kualitas Pelayanan Publik
Secara teoritis tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat pengguna sebagai konsumen dari pelayanan-pelayanan tersebut
Poltak Sinambela, dkk, 2006:6. Untuk mencapai kepuasan tersebut dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari:
a. Transparansi, yaitu pelayanan yang diberikan harus bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan
secara memadai serta mudah dimengerti. b. Akuntabilitas, yakni pelayanan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Kondisional, yakni pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan kondisi
dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.
Universitas Sumatera Utara
d. Partisipatif, yaitu pelayanan tersebut harus dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. e. Kesamaan hak, yaitu penyelenggaraan pelayanan yang tidak diskriminatif
dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, status sosial dan ekonomi.
f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan
publik.
1.5.2.3 Standar Pelayanan Publik
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima
pelayanan. Standar merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima
pelayanan. Berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63
Tahun 2003, standar pelayanan meliputi : a. Prosedur Pelayanan
Setiap pelayanan publik yang diberikan harus memiliki prosedur pelayanan yang harus ditaati oleh pemberi dan penerima pelayanan termasuk dalam hal
ini adalah pengaduan, yaitu jika terdapat ketidaksesuaian di dalam prosedur tersebut.
Universitas Sumatera Utara
b. Waktu Penyelesaian Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai dengan penyelesaian pelayanan. c. Biaya Pelayanan
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.
d. Produk Pelayanan Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. e. Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.
f. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Publik Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.
1.5.3 Pelayanan Sirkulasi di Perpustakaan 1.5.3.1 Pengertian Sirkulasi
Kata sirkulasi berasal dari Bahasa Inggris Circulation yang berarti perputaran, peredaran, seperti pada sirkulasi udara, sirkulasi uang dan
sebagainya. Dalam ilmu perpustakaan, sirkulasi sering dikenal dengan peminjaman namun demikian pengertian pelayanan sirkulasi sebenarnya
Universitas Sumatera Utara
adalah mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat guna dan tepat
waktu untuk kepentingan pengguna jasa perpustakaan Lasa, H.S, 1990:1. Salah satu kegiatan utama atau jasa utama perpustakaan adalah
peminjaman buku dan materi lainya. Kegiatan peminjaman ini sering dikenal dengan nama sirkulasi artinya peminjaman. Bagian ini, terutama meja sirkulasi,
seringkali di anggap ujung tombak jasa perpustakaan karena bagian inilah yang pertama kali berhubungan dengan pengguna atau pemakai serta paling sering di
gunakan pemakai, karenanya unjuk kerja staf sirkulasi dapat berpengaruh terhadap citra perpustakaan Sulistiyo, 2000:257.
1.5.3.2 Tujuan Pelayanan Sirkulasi
Menurut Lasa H.S http:nursolihin.wordpress.com20091015 pelayanan-sirkulasi-di-perpustakaan, pelayanan sirkulasi merupakan ujung
tombak pelayanan pada sebuah perpustakaan. Jenis pelayanan ini merupakan bagian penting dalam suatu perpustakaan, yang bertujuan:
a. Supaya mereka pengguna mampu memanfaatkan. b. Mudah diketahui siapa yang meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya,
kapan koleksi kembali. c. Terjadinya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas.
d. Diperoleh data kegiatan perpustakaan, terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi.
e. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui.
Universitas Sumatera Utara
1.5.3.3 Sistem Pelayanan Sirkulasi Perpustakaan
Menurut Qalyubi dan kawan-kawan, pelayanan di perpustakaan lazimnya menggunakan dua sistem http:nursolihin.wordpress.com20091015
pelayanan-sirkulasi-di-perpustakaan a. Terbuka Open Access
, yaitu sebagai berikut :
Sistem terbuka membebaskan pengunjung ketempat koleksi perpustakaan dijajakan. Mereka dapat melakukan browsing atau membuka-buka, melihat-
lihat buku, mengambil sendiri. Ketika bahan tidak cocok, mereka dapat memilih bahan lain yang hampir sama atau bahkan yang berbeda.
Keutungan sistem terbuka : 1. Pemakai dapat melakukan browsing melihat-lihat koleksi sehingga
mendapatkan pengetahuan yang beragam. 2. Memberi kepuasan kepada pengguna karena pengguna dapat memilih
sendiri koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya. 3. Tenaga yang dibutuhkan tidak banyak.
Kelemahan sistem terbuka: 1. Pemakai banyak yang salah mengembalikan koleksi pada tempat semula
sehingga koleksi bercampur aduk. 2. Petugas setiap hari harus mengontrol rak-rak untuk mengetahui buku
yang salah letak. 3. Kehilangan koleksi relatip besar.
Universitas Sumatera Utara
b. Tertutup Closed Access Di dalam sistem tertutup pengunjung tidak diperkenankan masuk ke rak-rak
buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat membaca atau meminjam melalui petugas yang
akan mengembalikan bahan pustaka untuk para pengunjung. Kelebihan sistem tertutup:
1. Koleksi akan tetap terjaga kerapianya. 2. Koleksi yang hilang dapat diminimalkan.
Kelemahanya sistem tertutup: 1. Banyak waktu yang diperlukan untuk memberikan pelayan.
2. Banyak waktu yang diperlukan untuk mengisi formulir dan menunggu bagi yang mengembalikan bahan-bahan pustaka.
3. Sejumlah koleksi tidak pernah disentuh atau dipinjam.
1.5.3.4 Pelayanan Sirkulasi Perpustakaan
Kegiatan pada bagian sirkulasi terdiri beberapa macam meliputi Purwono, 2001:134:
a. Pengawasan pintu masuk dan keluar perpustakaan. b. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan, pengunduran diri dari
anggota perpustakaan. c. Mengurusi keterlambatan pengembalian koleksi yang dipinjam seperti
denda.
Universitas Sumatera Utara
d. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya.
e. Tugas berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak.
f. Bertanggungjawab atas segala berkas peminjam g. Pembuatan statistik.
h. Peminjaman antar perpustakaan. i. Mengawasi urusan penitipan, tas, jas, mantel, dan sebagainya milik
pengunjung perpustakaan.
1.6 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak sebuah kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995:33. Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya
dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian events yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
Defenisi opersional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional
adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995:33.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pada penelitian kali ini penulis bermaksud hendak mengukur keefektifan sebuah sistem kearsipan
Universitas Sumatera Utara
terhadap pelayanan. Oleh karena itu penulis menggunakan konsep dan beberapa indikator sebagai berikut:
Tabel 1.1 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional Konsep
Variabel Indikator
Efektifitas pelayanan sirkulasi adalah
kegiatan-kegiatan pelayanan peminjaman
dan pengembalian sirkulasi bahan
pustaka yang dilakukan dalam rangka
pencapaian sasaran dengan tepat yang
berkaitan dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Komponen dari
efektifias tersebut yaitu: a. Pencapaian tujuan
b. Ketepatan waktu c. Manfaat
d. Hasil e. Kompetensi petugas
Efektifitas pelayanan
peminjaman dan
pengembalian buku
a. Prosedur dan proses pelayanan yang mudah dan sederhana.
b. Waktu yang dibutuhkan pada proses pelayanan tepat dan
singkat. c. Biaya pelayanan yang
ekonomis. d. Pelayanan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhanyang dikehendaki masyarakat
pengguna jasa perpustakaan.
e. Ketersediaan bahan pustaka yang lengkap dan memenuhi
kebutuhan informasi masyarakat pengguna jasa
perpustakaan.
f. Ketersedian sarana pendukung serta sarana pelengkap yang
memadai. g. Kenyamanan memperoleh
layanan yang berkaitan dengan kondisi umum di
perpustakaan.
h. Tersedianya petugas pelayanan yang profesional
dan memadai.
Universitas Sumatera Utara
1.7 Sistematika Penulisan