Uji Reliabilitas Metode Pengukuran 1 Metode Pengukuran Variabel Bebas

Medan dengan alasan memiliki demografi yang sama dan relatif dekat. Uji validitas dan reliabilitas dengan mengukur korelasi antar item variabel menggunakan rumus teknik Pearson Product Moment Corelation Coeficient r, dengan ketentuan nilai koefisien korelasi 0,3 valid Gozhali, 2005. Hasil uji validitas variabel bebas dan terikat sebagai berikut : 1 Faktor Konsumen Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan korelasi Pearson Product Moment Correlation diketahui bahwa variabel bebas faktor konsumen indikator persepsi tentang penyakit 10 pertanyaan, persepsi tentang pelayanan 8 pertanyaan dan diagnosa klinis 5 pertanyaan mempunyai nilai koefisien korelasi r 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel faktor konsumen valid Lampiran 2. 2 Faktor Penyedia Pelayanan Kesehatan Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan Pearson Product Moment Correlation diketahui bahwa variabel bebas faktor penyedia pelayanan kesehatan indikator sikap petugas medis dan fasilitas 20 pertanyaan dan ketersediaan obat dan peralatan medis 5 pernyataan mempunyai nilai koefisien korelasi r 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel faktor penyedia pelayanan kesehatan valid Lampiran 2.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat di percaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan koefisien Universitas Sumatera Utara Alpha Cronbach, apabila nilai Alpha Cronbach 0,6 dikatakan reliabel Gozhali, 2005. Hasil uji reliabilitas variabel bebas faktor konsumen dan faktor penyedia pelayanan kesehatan diketahui seluruh pertanyaan mempunyai nilai r-alpha cronbach 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel bebas reliabel Lampiran 2.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Bebas

Adapun definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor konsumen adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri pasien yang membedakan dalam penggunaan pelayanan kesehatan mata retina di Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Kota Medan, meliputi a persepsi tentang penyakit mata retina, b persepsi tentang pelayanan kesehatan dan c diagnosa klinis a Persepsi tentang penyakit mata retina adalah penilaian tentang akibat-akibat yang mungkin timbul dari penyakit mata retina yang diderita b Persepsi tentang pelayanan kesehatan adalah penilaian tentang pelayanan kesehatan mata retina di Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Kota Medan seperti pelayanan dokter mata, perawat mata atau konselor. c Diagnosa klinis adalah merupakan simpulan gejala klinis penyakit mata retina yang dialami penderita berdasarkan hasil diagnosa dokter . 2. Faktor penyedia pelayanan kesehatan adalah faktor yang terdapat dalam diri petugas selaku penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk menguatkan pasien Universitas Sumatera Utara dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan mata retina di Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Kota Medan, meliputi sikap petugas medis, yaitu dokter mata, perawat mata dan fasilitas serta ketersediaan obat dan peralatan medis. a. Sikap petugas medis adalah penilaian individu terhadap sikap petugas kesehatan dan fasilitas yang tersedia dalam menjelaskan dan memotivasi pemanfaatan pelayanan kesehatan mata retina di Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Kota Medan dalam hal ini dokter mata, perawat mata. b. Ketersediaan obat adalah penilaian individu terhadap keberadaan dan ketersediaan obat pelayanan kesehatan mata retina di Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Kota Medan yang dibutuhkan individu sesuai dengan resep yang telah diberikan dokter. c. Peralatan medis adalah penilaian individu terhadap keberadaan dan ketersediaan peralatan medis yang digunakan oleh dokter pelayanan kesehatan mata retina di Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Kota Medan. 3.5.2.Variabel Terikat Pemanfatan pelayanan kesehatan mata retina di Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Kota Medan adalah tindakan atau aktivitas yang dilakukan pasien dalam pengobatan penyakit mata retina yang dideritanya. 3.6. Metode Pengukuran 3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Bebas Metode pengukuran variabel bebas dapat dilihat pada Tabel 3.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Metode Pengukuran Variabel Bebas Variabel Pertan yaan Alternatif Jawaban Bobot Nilai Total Nilai Kategori Skala Ukur Faktor konsumen a. Persepsi tentang penyakit 10 2. Ya 1. Tidak 2 1 Nilai median a.Baik b.Tidak Baik Ordinal b.Persepsi tentang pelayanan 8 2. Ya 1. Tidak 2 1 Nilai median a.Baik b.Tidak baik Ordinal c. Diagnosa klinis 5 2. Ya 1. Tidak 2 1 Nilai median a.Baik b.Tidak baik Ordinal Faktor Penyedia Pelayanan Kesehatan a. Sikap petugas kesehatan dan fasilitas 20 2.Ya 1. Tidak 2 1 Nilai median a. Baik b. Tidak baik Ordinal b.Ketersediaan obat dan peralatan medis 5 2.Ya 1. Tidak 2 1 Nilai median a. Baik b. Tidak baik Ordinal 3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Terikat Pengukuran variabel terikat menggunakan skala pengukuran nominal, di mana pengukurannya dilakukan dengan membagi masing-masing variabel ke dalam 2 kategori, yaitu memanfaatkan dan tidak memanfaatkan. Tabel 3.2. Metode Pengukuran Variabel Terikat Variabel Pertan yaan Alternatif Jawaban Bobot Nilai Total Nilai Kategori Skala Ukur Pemanfaatan Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Medan 1 ..... kali 2 1 2 1 a. Memanfaatkan b. Tidak Memanfaatkan Nominal Definisi kategori jawaban responden tentang pemanfaatan pelayanan Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Kota Medan adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Memanfaatkan, jika responden berkunjung atau memanfaatkan pelayanan kesehatan mata retina lebih dari satu kali, dengan skor 2. b. Tidak Memanfaatkan, pelayanan kesehatan mata retina hanya satu kali, dengan skor 1.

3.7 Metode Analisis Data