konsentrat Cal 5, jagung, storbio, katul, dan grif kerang. Pada fase ini kandang litter tetap digunakan. Setelah memasuki fase layer, ayam harus dipindahkan ke
kandang baterai agar ayam dapat mulai belajar berproduksi. Kandang layer juga harus diperlakukan seperti kandang starter sebelum ayam dimasukkan. Kandang
dibersihkan minimal dua minggu sebelum ayam dimasukkan. Sanitasi juga menggunakan fumisid yang digunakan pada fase starter. Pakan diberikan
sebanyak 120 gram per hari yang berupa campuran konsentrat Cal 9, jagung, storbio, katul, dan grif kerang. Pada fase ini ayam diberi vitamin yang dilakukan
secara bergantian dua kali dalam sebulan tiga hari berturut-turut. Untuk lebih jelasnya mengenai deskripsi proses produksi dapat dilihat pada Lampiran 2.
5.5.2. Deskripsi Produk
Produk yang dihasilkan perusahaan AAPS adalah telur sebagai produk utama dan beberapa produk sampingan seperti ayam afkir dan kotoran ayam.
Telur yang dihasilkan biasanya dipisahkan terlebih dahulu antara telur yang utuh dengan telur yang retak. Hal ini bertujuan agar telur yang dijual kepada konsumen
adalah telur yang berkualitas baik. Selain itu, telur yang agak retak dapat dijual kepada konsumen tertentu dengan harga yang lebih murah.
Telur utuh adalah telur yang massih baik yang tidak pecah atau tidak meng Lami keretakan. Telur retak adalah telur yang pada saat proses pemindahan
mengalami keretakan, telur retak dibagi menjadi dua, yakni telur retak basah dan telur retak tidak basah. Telur retak basah adalah telur yang mengalami keretakan
dimana putih telurnya sudah membasahi kerabang. Sedangkan telur retak tidak basah adalah telur yang mengalami keretakan tetapi putih telurnya tidak
membasahi kerabang.
Telur utuh dan telur retak, baik telur retak basah maupun telur retak tidak basah, kemasannya dibuat terpisah, karena apabila telur rusak itu tidak terjual
dalam jangka waktu satu sampai dengan tiga hari, maka telur tersebut akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
5.5.3. Deskripsi Pelanggan
Perusahaan AAPS memiliki pelanggan tetap dan tidak tetap. Pelanggan tersebut ada yang selalu membeli dalam jumlah besar dan ada yang sedikit sesuai
dengan kebutuhan pada saat itu. Daftar pelanggan tetap, perusahaan dapat dilihat pada Tabel 12. Selain itu, telur dipasarkan ke warung-warung kecil atau toko
grosir.
Tabel 15. Daftar Permintaan Telur Pelanggan Tetap AAPS dan Realisasi Permintaan,bulan Maret 2009
Pelanggan Permintaan kg
Realisasi Permintaan kg
Agen Riko 1,875.00
1,500.00 Agen Eki
1,125.00 843.75
Agen Dedi 312.50
281.25 Agen Buyung
625.00 562.50
Agen Ai 437.50
375.00 Agen Alex
125.00 62.50
Total 4,500.00
3,625.00
VI. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIK
6.1. Analisis Faktor Eksternal
Untuk menemukan strategi pengembangan perusahaan yang tepat perlu dilakukan analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan
eksternal adalah lingkungan yang berada di luar perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan eksternal makro dan lingkungan eksternal
industri.
6.1.1. Lingkungan Eksternal Makro
Lingkungan eksternal makro terdiri dari aspek ekonomi, sosial budaya, kebijakan pemerintah dan politik, serta teknologi. Perubahan dalam lingkungan
tersebut dapat menimbulkan perubahan dalam permintaan konsumen akan produk ataupun jasa, baik untuk industri maupun konsumen.
a. Aspek ekonomi Krisis ekonomi yang telah dialami Indonesia untuk beberapa kali dapat
memberikan gambaran bahwa sector pertanian dan peternakan merupakan sector yang tetap bertahan dalam keadaan krisis. Permintaan terhadap produk pertanian
ataupun peternakan tetap tinggi. Telur ayam ras adalah salah satu contoh produk peternakan yang permintaannya masih cukup tinggi. Hal tersebut menjadi peluang
bagi perusahaan AAPS untuk mengembangkan usaha menjadi lebih maju. Permasalahan yang timbul saat ini adalah belum stabilnya nilai rupiah
yang membuat harga menjadi tidak stabil, baik itu harga telur maupun harga pakan berupa jagung. Table 13 menunjukkan harga telur per hari di bulan Maret
tahun 2009. Berdasarkan table tersebut dapat diketahui bahwa harga telur di