VI. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIK
6.1. Analisis Faktor Eksternal
Untuk menemukan strategi pengembangan perusahaan yang tepat perlu dilakukan analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan
eksternal adalah lingkungan yang berada di luar perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan eksternal makro dan lingkungan eksternal
industri.
6.1.1. Lingkungan Eksternal Makro
Lingkungan eksternal makro terdiri dari aspek ekonomi, sosial budaya, kebijakan pemerintah dan politik, serta teknologi. Perubahan dalam lingkungan
tersebut dapat menimbulkan perubahan dalam permintaan konsumen akan produk ataupun jasa, baik untuk industri maupun konsumen.
a. Aspek ekonomi Krisis ekonomi yang telah dialami Indonesia untuk beberapa kali dapat
memberikan gambaran bahwa sector pertanian dan peternakan merupakan sector yang tetap bertahan dalam keadaan krisis. Permintaan terhadap produk pertanian
ataupun peternakan tetap tinggi. Telur ayam ras adalah salah satu contoh produk peternakan yang permintaannya masih cukup tinggi. Hal tersebut menjadi peluang
bagi perusahaan AAPS untuk mengembangkan usaha menjadi lebih maju. Permasalahan yang timbul saat ini adalah belum stabilnya nilai rupiah
yang membuat harga menjadi tidak stabil, baik itu harga telur maupun harga pakan berupa jagung. Table 13 menunjukkan harga telur per hari di bulan Maret
tahun 2009. Berdasarkan table tersebut dapat diketahui bahwa harga telur di
tingkat peternak lebih cepat berubah dibandingkan harga telur di tingkat konsumen yang diupayakan stabil.
Tabel 16. Daftar Harga Telur di Kabupaten Lima Puluh Kota Bulan Maret 2009
Tanggal Harga
Tingkat Peternak
Harga Tingkat
Grosir Harga
Tingkat Konsumen
2
8,800 9,400
12,800
3
8,800 9,400
12,800
4
8,800 9,400
12,800
5
8,800 9,400
12,800
6
8,650 9,200
12,800
10
9,000 9,600
12,800
11
9,300 9,900
12,800
12
9,300 9,900
12,800
13
9,300 9,900
12,800
16
10,500 11,000
12,800
17
10,500 11,000
12,800
18
11,200 11,800
13,600
19
11,200 11,800
13,600
20
11,200 11,800
13,600
23
11,200 11,800
13,600
24
11,200 11,800
13,600
25
11,050 11,600
13,600
27
10,400 11,000
13,600
30
10,250 10,800
13,200
31
10,250 10,800
13,200
b. Aspek sosial budaya Kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan yang bergizi semakin
bertambah tinggi. Kesehatan menjadi sesuatu yang sangat berharga nilainya bagi masyarakat pada umumnya. Hal ini menyebabkan permintaan terhadap produk
telur ayam ras semakin bertambah banyak yang juga diiringi dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia. Peluang ini dapat mendorong perusahaan untuk
menemukan strategi yang tepat dalam mengembangkan usahanya.
c. Aspek kebijakan pemerintah dan politik Pemerintah Indonesia secara tegas mendukung usaha-usaha untuk
mendorong investasi di bidang peternakan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kebijakan yang telah dilaksanakan seperti dikeluarkannya Surat Sekretaris
Jenderal Departemen Pertanian Nomor OT.31040BVIII2001 yang dikeluarkan pada tanggal 24 Agustus 2001 mengenai Daftar Kewenangan KabupatenKota
Per-Bidang dari DepartemenLPND. Dalam daftar tersebut memuat tentang pemberian izin usaha peternakan, pembinaan usaha, sarana usaha, kesehatan
ternak, penyebaran dan pengembangan peternakan, pakan ternak, obat ternak serta pembibitan ternak.
Namun, banyaknya program-program pemerintah di bidang pembiayaan usaha kecil dan menengah memacu munculnya peternak-peternak baru. Hal ini
menjadi salah satu ancaman bagi perusahaan karena semakin lama pesaing- pesaing bisnis semakin banyak.
d. Aspek teknologi Era globalisasi saat ini sangat identik dengan teknologi yang sangat maju
terutama teknologi informasi dan komunikasi. Informasi actual baik yang terkait langsung dengan produk ataupun diluar produk perusahaan yang tetap memberi
pengaruh terhadap kemajuan perusahaan dapat langsung diperoleh melalui internet. Komunikasi sudah menjadi lebih mudah dengan penggunaan telepon
seluler. Hal ini sangat mendukung perusahaan terutama dalam pemasaran produk.
6.1.2. Lingkungan Eksternal Industri Mikro