Pb 0,02 – 27
0,13 – 13 Cr
0,1 – 6 0,2 – 50
As 0,001 – 3,5
0,03 – 2,7 Cd
0,01 – 3 0,01 – 4
Ni 0,03 - 10
4 – 10 Sumber : Alloway dan Ayres 1993.
2.7.2 Logam Berat dalam Sedimen.
Sedimen berasal dari kerak bumi yang diangkut melalui proses hidrologi dari suatu tempat ke tempat lain, baik secara vertikal ataupun horizontal Friedman dan
Sanders 1978. Sedimen terdiri dari beberapa komponen dan banyak sedimen merupakan pencampuran dari komponen-komponen tersebut. Komponen tersebut
bervariasi, tergantung dari lokasi, kedalaman dan geologi dasar Forstner dan Wittman 1983. Sedimen terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang berpengaruh
negatif terhadap kualitas air. Bahan organik berasal dari biota atau tumbuhan yang membusuk lalu tenggelam ke dasar dan bercampur dengan lumpur. Bahan anorganik
umumnya berasal dari pelapukan batuan. Sedimen hasil pelapukan batuan terbagi atas: kerikil, pasir, lumpur dan liat. Butiran kasar banyak dijumpai dekat pantai, sedangkan
butiran halus banyak di perairan dalam atau perairan yang relatif tenang. Hutabarat dan Evans 1985, telah membagi sedimen berdasarkan ukuran
diameter butiran, yaitu batuan boulders, kerikil gravel, pasir sangat kasar very coarse sand, pasir kasar coarse sand, pasir halus fine sand, pasir sangat halus very
fine sand, pasir medium sand, lumpur silt, liat clay dan bahan terlarut dissolved material.
Bahan partikel yang tidak terlarut seperti pasir, lumpur, tanah dan bahan kimia anorganik dan organik menjadi bahan yang tersuspensi di dalam air, sehingga bahan
tersebut menjadi penyebab pencemaran tertinggi dalam air. Keberadaan sedimen pada badan
air mengakibatkan
peningkatan kekeruhan
perairan yang
selanjutnya menghambat penetrasi cahaya yang dapat menghambat daya lihat visibilitas
organisme air, sehingga mengurangi kemampuan ikan dan organisme air lainnya untuk memperoleh makanan, pakan ikan menjadi tertutup oleh lumpur. Kekeruhan yang tinggi
dapat mengakibatkan terganggunya kerja organ pernapasan seperti insang pada organisme air dan akan mengakumulasi bahan beracun seperti pestisida dan senyawa
logam. Hingga saat ini, Indonesia tidak memiliki baku mutu yang dapat diacu untuk
logam berat dalam sedimen sungai. Sementara itu, kehadiran logam berat dalam
sedimen sungai sangat krusial. Kandunganlogam berat dalam sedimen akan
mempengaruhi organisme yang tinggal di dasar air, benthos. Hasil penelitian Tabel 4. menemukan beberapa elemen logam terkonsentrasi pada sedimen di beberapa lokasi
pengambilan sampel daerah aliran sungai Citarum. Konsentrasi yang lebih tinggi dari unsur Cr, Cu dan Pb menunjukkan input yang berasal dari area industri, khususnya
industri tekstil. Telah diketahui bahwa industri tekstil menggunakan berbagai macam logam berat dalam prosesnya, terutama dalam proses “dyeing” dan “printing”.
Akibatnya, mereka membuang sejumlah logam berat ke lingkungan. Sunardi dan Ariyanti 2009 telah menunjukkan bahwa sedimen yang terkontaminasi logam akan
bersifat toksik terhadap organisme benthos.
Tabel 4. Kandungan logam berat pada sedimen sungai Citarum
Lokasi Hg
ppb Cd
ppm Cr
ppm Cu
ppm Pb
ppm Cisanti
133 1,35
117 43
12 Majalaya
118,92 0,990
99,3 49,2
26,8 Rancaekek
140,54 1,005
58,8 42,0
11,8 Cisirung
978 1,95
324 131
29 Margaasih
356,76 0,765
51,4 62,7
79,3 Batu Jajar
172,97 0,765
30,6 159,5
40,7 Cihaur
118,92 0,900
48,6 30,2
13,9 Jatiluhur
140,54 0,885
35,1 20,6
25,7 Bekasi
140,54 0,960
48,4 156,2
18,2 Sumber : Sunardi dan Ariyanti 2009.
Pada sedimen terdapat hubungan antara ukuran partikel sedimen dengan kandungan bahan organik. Pada sedimen yang halus, persentase bahan organik lebih
tinggi dari pada sedimen yang kasar. Hal ini berhubungan dengan kondisi lingkungan yang tenang, sehingga memungkinkan pengendapan sedimen lumpur yang diikuti oleh
akumulasi bahan organik ke dasar perairan. Sedangkan pada sedimen yang kasar, kandungan bahan organiknya lebih rendah karena partikel yang lebih halus tidak
mengendap. Demikian pula dengan bahan pencemar, kandungan bahan pencemar yang tinggi biasanya terdapat pada partikel sedimen yang halus. Hal ini diakibatkan adanya
daya tarik elektrokimia antara partikel sedimen dengan partikel mineral.
2.7.3 Logam Berat dalam Organisme Air.
Pertumbuhan organisme air sangat dipengaruhi oleh keberadaan logam berat di dalam air, terutama pada konsentrasi yang melebihi batas normal. Organisme air
mengambil logam berat dari badan air atau sedimen dan memekatkannya ke dalam tubuh hingga 100-1000 kali lebih besar dari lingkungan. Akumulasi melalui proses ini
disebut bioakumulasi. Kemampuan organisme air dalam menyerap absorpsi dan