kelemahan dalam menyerap ion-ion logam seperti, ukurannya sangat kecil, berat jenisnya rendah dan mudah rusak karena terdegradasi oleh mikroorganisme lain.
Persyaratan lain untuk pemanfaatan ganggang mikro sebagai bioindikator adalah ganggang mikro yang dipilih berasal dari lokasi setempat, hidup di lokasi tersebut, dan
diketahui radius aktivitasnya. Selain itu ganggang mikro terpilih mampu hidup di berbagai tempat, supaya dapat dibandingkan terhadap ganggang mikro yang berasal dari
lokasi lain, komposisi makanannya diketahui, populasinya stabil, pengumpulan ganggang mikro mudah dilakukan, relatif mudah dikenali di alam, masa hidupnya
cukup lama, sehingga keberadaannya memungkinkan untuk merekam kualitas lingkungan di sekitarnya Bachtiar 2007.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa berbagai spesies ganggang mikro baik dalam keadaan hidup sel hidup maupun dalam bentuk sel mati biomassa dan
biomassa terimmobilisasi dapat digunakan untuk mengadsorpsi ion logam. Tabel 5 Tabel 5. Spesies ganggang mikro yang potensial sebagai bioindikator.
Spesies Ganggang mikro
Logam Berat Teradsorpsi
Sumber Rujukan
Cladophora glomerata Galaxaura rugosa
Elodea canadensis Padina boergesenii
Sargassum sp. Chaetocerus sp.
Ni, V, Cd, Pb, Cr Cu, Zn
Cu, Zn, Cd, and Pb Pb
Pb, Cd, Cu Pb, Ni, V, Cd, Pb, Cr
Chmielewska dan Medved 2001 Rivai dan Supriyanto 2000
Kautsky 2005 Mamboya et al. 1999
Buhani 2003 Noegrohati 1995
1
III. METODE PENELITIAN 3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Indonesian Center for Biotechnology and Biodiversity ICBB Cilubang Nagrak, Situgede, Bogor. Identifikasi ganggang mikro
dilakukan di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. Analisis logam dilakukan di laboratorium Pengujian departemen Teknologi Industri Pertanian IPB Bogor. Penelitian
ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2011 sampai bulan Maret 2013.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan ganggang mikro yang digunakan adalah koleksi ganggang mikro ICBB- CC Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology-Culture Collection of
Microorganisms dari air tawar berbagai kawasan perairan di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Bahan media yang digunakan media Blue Green 11 BG 11 setiap liternya
mengandung 1,5g NaNO
3
; 0,04g K
2
HPO
4
; 0,02g MgSO
4.
7H
2
O; 0,036g CaCl
2
.2H
2
O; 0,006g C
6
H
8
O
7
; 0,006g C
6
H
8
FeNO
7
; 0,001g EDTA; 0,075g Na
2
CO
3
dan larutan trace metal 1,0 ml. Setiap liter larutan trace metal mengandung 2,86 g H
3
BO
3
; 1,81g MnCl
2
.4H
2
O; 0,22g ZnSO
4
.7H
2
O; 0,39g Na
2
MoO
4
.2H
2
O; 0,08g CuSO
4
.5H
2
O; 0,05g CoNO
3 2
.6H
2
O. Larutan standar 1000 ppm logam Hg, As, Cd dan Pb yang diperoleh dari Pusat Laboratorium Forensik Polri, Jakarta. Pestisida jenis Roundup 486SL,
Gulmaxone 276SL, Baycarb 500EC dan Decis 25EC diperoleh dari Toko Dramaga Tani Bogor.
3.2.2 Alat
Peralatan yang digunakan dalam kultivasi, identifikasi, karakterisasi ganggang mikro adalah
peralatan gelas, pH meter, spektrofotometer Mapada, mikroskop Leica. Untuk mengukur kadar logam digunakan spektroskopi serapan atom AAS-
Perkin Elmer.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini meliputi tiga tahap : tahap pertama seleksi ganggang mikro dengan penentuan kurva pertumbuhan ganggang mikro, tahap kedua uji sensitivitas ganggang
mikro terseleksi dengan media yang dikontaminasi dengan logam berat dan tahap ketiga uji sensitivitas ganggang mikro terseleksi dengan media yang dikontaminasi dengan
pestisida
2
Gambar 7. Diagram alir penelitian.
3.3.1 Seleksi Ganggang Mikro
Pada tahap penyiapan kultur ganggang mikro dilakukan peremajaan kultur dalam media BG 11. Pertama-tama dibuat kultur sebanyak 50 mL, dengan cara 5 mL
isolat ganggang mikro diinokulasikan ke dalam 45 mL media BG 11 di dalam botol kaca bening berukuran ± 100 mL. Kultur diinkubasikan selama dua minggu pada
inkubator goyang shaker incubator dengan kecepatan 120 rpm. Setelah dikultivasi selama 2 minggu, kultur ganggang mikro ditingkatkan secara bertahap yaitu mengambil
ganggang mikro sebanyak 50 mL di inokulasi ke dalam botol kaca 500 mL yang dilengkapi dengan aerasi dengan media BG 11 selama 2 minggu. Sumber cahaya
didapat dari 2 buah lampu TL 40 Watt dengan intensitas cahaya pada permukaan botol kultur 10.000 luks. Pemberian aerasi bertujuan untuk mensuplai CO
2
yang diperlukan untuk pertumbuhan ganggang mikro, mencegah pengendapan sel menstabilkan pH dan
supaya unsur hara di dalam media kultur dapat menyebar rata. Suhu ruang percobaan dipertahankan sekitar 29 – 32
o
C dan pH kultur sekitar 5,5 – 8,0. Seleksi tahap pertama
Inokulasi 5 mL isolat ganggang mikro ke dalam 50 mL media BG 11 Kultivasi selama 14 hari, digoyang, aerasi, suhu kamar,lampu neon 40
Inokulasi 50 mL isolat ganggang mikro ke dalam 500 mL media BG 11
Sampling Isolat ganggang mikro
koleksi ICBB-CC
Galur terpilihGanggang mikro terseleksi berdasarkan perttumbuhan kepadatan optik dan identifikasi
Pengembangan ganggang mikro terseleksi di akuarium 25 liter Sampling ganggang mikro terseleksi untuk dikembangkan dengan media
yang telah dikontaminasi logam berat dan pestisida Penentuan kerapatan optik dan
konsentrasi logam kontaminan