Uji hipotesis pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata hasil pretest pada kelas kontrol dan kelas eskperimen sebesar 41,48 dan 38,62. Perbandingan antara t hitung t tabel 1,64 2,03 maka H diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah mengetahui bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa, dilakukan pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar metakognitif pada kelas eksperimen dan pendekatan saintifik pada kelas kontrol diperoleh rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol 78,97 74,4. Pengujian hipotesis posttest terhadap kelas ekperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil penghitungan diperoleh bahwa t hitung t tabel 2,198 2,03. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh strategi belajar metakognitif terhadap hasil belajar siswa pada konsep Sistem Pencernaan pada Manusia. Berdasarkan data kognitif hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan, dilihat berdasarkan nilai N-gain menunjukkan rata- rata nilai N-gain pada kelas kontrol sebesar 0,55 sedangkan kelas eksperimen memiliki rata-rata N-gain sebesar 0,65. Berdasarkan rata-rata N-gaian kedua kelas tersebut memiliki kategori N-gain sedang. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan konsep kedua kelas tersebut tergolong baik pada konsep sistem pencernaan pada manusia. Berdasarkan penilaian hasil lembar kerja siswa diperoleh pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua. Pada kelas kontrol hasil lembar kerja siswa LKS pada pertemuan pertama sebesar 79,29 termasuk ke dalam kategori baik, sedangkan pada kelas eksperimen 84,5 termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hasil lembar kerja siswa LKS pada pertemuan pada pertemuan kedua kelas kontrol sebesar 84,75 termasuk dalam kategori sangat baik dan pada kelas eksperimen sebesar 88,67 termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil lembar observasi kegiatan siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan strategi belajar metakognitif yang meliputi kegiatan merencanakan planning, memonitor monitoring dan mengevaluasi evaluating pada masing-masing pertemuan diperoleh persentase pertemuan pertama lebih rendah dibandingkan dengan pesentase pertemuan kedua yaitu sebesar 51,51 dan 84,84. Hal ini terjadi karena pada pertemuan pertama, siswa masih merasa kesulitan dalam melakukan langkah-langkah strategi belajar metakognitif yang diberikan. Berdasarkan diagram 4.1 diperoleh aktivitas kegiatan siswa dengan strategi belajar metakognitif pada aspek merencanakan planning pada pertemuan pertama sebesar 42,66 sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 83,33. Kegiatan merencanakan planning meliputi melakukan perencanaan yang akan dilakukan, menyiapkan alat-alat atau bahan yang akan digunakan, dan memilih strategi yang tepat dalam penyelesaian tugas. Pada pertemuan pertama, kegiatan metakognitif siswa pada aspek merencanakan planning sebesar 42, 66 sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 83,33. Kegiatan memonitor monitoring meliputi memonitor setiap langkah yang akan dilakukan, mengecek jawaban dari hasil penyelidikan, dan mempertimbangkan ketepatan hasil penyelidikan. Serta kegiatan siswa dengan strategi belajar metakognitif pada aspek mengevaluasi evaluating pada pertemuan pertama sebesar 55,56 dan pada pertemuan kedua 77,78. Kegiatan mengevaluasi evaluating meliputi menilai hasil penyelidikan yang dilakukan, menilai pencapaian tujuan dan membuat kesimpulan. Jurnal belajar pada kelas eksperimen digunakan sebagai catatan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa selama melakukan proses pembelajaran dengan strategi belajar metakognitif. Komponen dalam jurnal belajar ini meliputi kolom perencanaan, monitoring dan evaluasi. Pada kolom perencanaan siswa yang melakukan kegiatan ini pada pertemuan pertama sebesar 62,85, sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 85,71. Faktor

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan

9 160 169

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP LAJU REAKSI

0 36 269

Pengaruh model pembelajaran aktif menggunakan Mind Map Terhadap hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati(Eksperimen di SMAN 8 Tangerang Selatan)

2 28 157

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan)

2 28 299

Pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: kuasi eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 8 273

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa sma pada konsep momentum dan impuls (kuasi eksperimen di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan)

1 11 207

Pengaruh pembelajaran model advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista : Eksperimen di SMAN 9 Kota Tangerang

0 30 225

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246