BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Metakognitif
Menurut Flavel dikutip oleh Mohamad Nur, metakognitif didefinisikan sebagai pengetahuan seseorang yang berkenaan dengan
proses dan produk kognitif orang itu sendiri atau segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan produk tersebut. Metakognisi berhubungan
salah satu di antaranya, dengan pemonitoran aktif dan pengendalian yang konsisten serta pengorganisasian proses pemonitoran dan pengendalian
nilai ini dalam hubungannya dengan tujuan kognitif dimana proses-proses tersebut menunjang, umumnya dalam mendukung pada sejumlah tujuan
kongkrit.
1
Metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui.
2
Metakognitif adalah suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri sehingga apa yang dia lakukan
dapat terkontrol secara optimal. Dengan kemampuan seperti ini, seseorang dimungkinkan memiliki kemampuan tinggi dalam memecahkan masalah,
sebab dalam setiap langkah yang dia kerjakan senantiasa muncul pertanyaan: “ Apa yang saya kerjakan?”, “Mengapa saya mengerjakan
ini?”; “Hal apa yang membantu saya untuk menyelesaikan masalah ini”?
3
Perkembangan dalam psikologi bidang pendidikan berjalan sangat pesat, salah satunya adalah perkembangan konsep metakognisi
metacognition yang pada intinya menggali pemikiran orang tentang
1
Mohamad Nur, Strategi-strategi Belajar Surabaya: UNESA, 2011, h. 41.
2
Sofan Amri Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010, h. 149.
3
Husamah dan Yanur Seyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan dalam Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi
Kurikulum 2013 Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2013, h. 180.
7
berpikir “thinking about thinking”. Konsep dari metakognisi adalah ide dari berpikir tentang pikiran pada diri sendiri. Termasuk kesadaran tentang
apa yang diketahui seseorang pengetahuan metakognitif dan apa yang diketahui seseorang tentang kemampuan kognitif dirinya sendiri
pengalaman metakognitif.
4
Hasamah Yanur Setyaningrum mengutip Jonassen memberikan definisi metakognitif sebagai kesadaran seseorang tentang bagaimana ia
belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan
menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemampuan belajar sendiri. Sedangkan pengalaman metakognitif
adalah proses-proses yang dapat diterapkan untuk mengontrol aktivitas- aktivitas kognitif dan mencapai tujuan-tujuan kognitif.
5
Sri Esti Wuryani Djiwandono mengatakan metakognitif adalah pengetahuan yang berasal dari proses kognitif kita sendiri beserta hasil-
hasilnya
6
. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang apa yang harus dilakukan,
dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana caranya untuk belajar, dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif.
McGregor menggambarkan tentang berpikir metakognitf dengan menggabungkan berbagai pernyataan tentang pengertian metakognisi dari
berbagai ahli sebagai berikut:
7
4
Ibid., h. 179.
5
Ibid., h. 180.
6
Sri Esti Djiwandono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Deapartemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan, 1989, h. 80.
7
Debra McDregor, Developing Thinking Developing Learning, New York: The McGraw. Hill Companies, 2007. h. 212.